(61) Touring

47 7 0
                                    

hai, sudah lama, ya? lama sekalii. maaf ya baru muncul, tapi seperti biasa jangan lupa apa?

jangan lupa jaga kesehatan, jangan lupa bahagia, yang paling penting– jangan lupa pencet tombol vote dan komentar. ak tunggu! hehe.

selamat membaca ^-^

****

Setelah melakukan diskusi beberapa kali. Setelah menyiapkan banyak keperluan dari jauh hari. Akhirnya, tepat hari ini mereka akan mewujudkan rencana touring yang sangat dinanti. Ira menjadi salah satu orang yang paling sering menampakan senyumannya.

Sekarang mereka sedang berkumpul di rumah Alsaki. Tadinya sih cuman teman-teman Naja, Ira, Mita dan Ghalib. Namun, karena di minta untuk mengajak orang lain yang tidak rese dan tentunya tidak akan mengacaukan acara, Ghalib tentu dengan senang hati mengajak teman-temannya juga. Beruntungnya, teman-teman Naja langsung welcome dan tidak ada yang mengabaikan keberadaan mereka. Semua diajak berdiskusi bagaimana baiknya, semua diajak bercanda, semua rata.

"Senyum mulu," sindir Naja. Tak urung sebenarnya ia senang melihat senyuman itu. Pagi-pagi sudah melihat bidadari cantik dan duduk disebelahnya. Beuh.

Ira menoleh. "Emang kenapa? Masa mau touring aku cemberut? Gak asik dong!"

"Eits, jangan berantem dulu. Udah lengkap, 'kan semuanya? Ada yang ketinggalan nggak?" tanya Hani. Sambil mengedarkan pandangannya dan mulai menghitung semua temannya.

"Anjir, kurang satu," ucap Hani.

"Falan lagi di kamar mandi, tinggal aja," sahut Alsaki bercanda.

"Buset, Al. Ngereog nanti anak orang," ucap Raden.

"Ini yang jomblo keliatan banget gak bawa pasangannya, ya," ucap Ajun. Terdengar sangat kurang ajar.

"Bacot," desis Biyan. 

Friska yang berada di belakang Alsaki duduk dengan tenang. Mungkin beberapa waktu lalu, mereka berdua sempat beradu argumen karena suatu hal. Namun, sekarang keduanya terlihat seolah tidak terjadi apapun diantara mereka berdua. Selain tidak mau menghancurkan rencana touring yang sudah dinantikan oleh teman-temannya, mereka berdua memang selalu seperti itu. Berdebat, diem-dieman, lalu nempel lagi.

Karena Falan sudah selesai dengan urusannya, mereka semua langsung bergegas menuju kendaraan masing-masing dan memastikan tidak ada yang tertinggal.

"Sebelum mulai perjalanan, ada baiknya kita berdo'a menurut kepercayaan masing-masing," ujar Alsaki. Mereka semua berdo'a untuk keselamatan dan juga kelancaran touring ini.

"Udah lengkap kan?" tanya Naja, setelah semuanya selesai berdo'a. Mulai memakai helm full face nya sambil menatap ke arah Hani.

"Udah, aman-aman," balas Hani.

"Jangan ada yang kebut-kebutan, liat ke belakang temennya ada atau nggak. Jangan ada yang egois, terus yang mau bucin jangan lupa samain laju motornya!" ujar Alsaki.

Friska memutar bola matanya, "bawel," ujarnya pelan dan tentu saja masih bisa didengar oleh Alsaki.

"OKE, AL!"

"Dengerin tuh Naja!" seru Ajun.

Naja melirik Alsaki, seolah tau sindiran itu tertuju untuk dirinya. Ia tertawa kecil lalu memberikan jempol kepada temannya itu. Ira berdiri disampingnya, Naja dengan senang hati memakaikan helm cewek itu. Yang lain juga masih bersiap-siap. Termasuk Pandu dan Biyan yang mengendarai mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eh, Mba CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang