(13) Orang Yang Sama

168 27 0
                                    

Ira hampir saja tersedak kala mendengar apa yang di katakan oleh Naja. Mita pun begitu, tapi cewek itu hanya diam dan melanjutkan makan. Ajun dan Biyan menatap Naja aneh, bahkan kedua cowok itu sampai mengangkat satu alis mereka masing-masing. Reflek mereka berdua sangat kompak kali ini. 

"Kenapa? Salah?" tanya Naja saat mereka semua tak kunjung berbicara.

Tidak mau di masukan ke hati terlebih dahulu, Ira mencoba mengacuhkan pandangan Naja yang sangat dalam kepada dirinya. Walaupun susah, mata Ira rasanya ingin membalas tatapan tersebut tapi cewek itu tekankan ia tidak mau menatap Naja sekarang ini. 

"Modelan kaya lo ini, gue gak yakin kalo Bang Syabab nerima lo," ledek Ajun.

"Terus, modelan kaya gimana? Lo?" tanya Naja.

Heran sekali dengan Ajun. Katanya cowok itu tidak mempunyai perasaan lebih kepada Ira, tetapi perilakunya seolah tidak menunjukan hal tersebut. Ajun selalu memberikan perhatian kecil sedari tadi, Naja pun melihatnya dan tetap diam tidak melakukan apapun. Cowok itu tidak mempunyai hak untuk melarang Ajun berbuat seperti itu kepada Ira.

"Apa sih?" ujar Ira. Merasa tidak nyaman dengan pembahasan tersebut.

"Ra, gue udah abis nih," ujar Mita sambil berbisik.

Ira mengalihkan pandangannya, mangkuk berisi mie ayam sudah di lahap habis oleh Mita. Naja dan Ajun sudah tidak membahas percakapan tersebut. Ira pun dengan cepat menghabiskan makananya supaya bisa menyusul Mita. Kalau lama-lama duduk bersama cowok ganteng tidak sehat untuk jantung mereka berdua.

Ketika Ira sedang fokus makan, tiba-tiba saja meja mereka langsung di gebrak oleh seseorang.

"Naja ih, ngapain disini sih?"

Ira mendongak, ia menatap Laura dengan tatapan tidak suka. Mengganggu sekali kedatangan cewek itu. Naja masih tetap diam, tidak menghiraukan tangan Laura yang masih berada di lengannya.

"Lo gak liat si Naja makan?" tanya Ajun.

"Ngapa sih sewot banget Jun? Gue kan nanya doang."

Naja melirik. "Bukan nanya, basa-basi tepatnya."

Tidak ingin berlama-lama memandangi adegan tersebut, Ira kembali melakukan kegiatan yang sempat tertunda. Mita memutar bola matanya malas, sejak kejadian di lapangan kemarin. Ia tidak menyukai Laura.

"Gue udah nih, hayu ke kelas," ujar Ira.

Mita mengangguk. "Yuk. Kak gue sama Ira pamitan, ya," ujar Mita. 

Kedua orang tersebut melenggang pergi setelah berpamitan kepada Naja dan teman-temannya yang merespon dengan baik, perilaku mereka bertiga sangat berbeda pada Laura dan cewek itu menyadarinya. Bagaimana Naja melihat Ira pun Laura dapat memahami, tetapi cewek itu tidak mau usahanya selama ini sia-sia. Maka dari itu Laura tidak akan menyerah untuk mendapatkan hati Naja.

"Gue suapin, ya?" ujar Laura. Hendak mengambil sendok yang berada di tangan Naja.

Sebelumnya, Laura tidak pernah melakukan hal tersebut. Cewek itu hanya mengikuti Naja di kantin dan duduk bersebelahan. Ajun dan Biyan juga masih memaklumi hal itu karena menurut mereka Laura tidak pernah merecoki Naja sampai cowok itu kesal. Berbeda dengan sekarang yang bisa dibilang agresif.

Ajun paham, Laura melakukan hal itu karena ia takut Naja akan bersama Ira. Adik kelas yang beberapa hari lalu di gosipkan dengan Naja karena berangkat bersama dan kejadian saat Laura melabrak Ira di kantin, sontak membuat hoax tidak benar.

Ira dan Naja, baru saja kenalan belum lama. Kalau di bilang dekat Ira akan menepis pernyataan tersebut. Karena memang mereka berdua tidak mempunyai hubungan spesial yang lebih dari kakak dan adik kelas.

Eh, Mba CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang