Ditatap seperti itu membuat Ira memalingkan wajahnya ke arah lain karena tiba-tiba saja pipinya memanas. Pipi Ira pasti sudah merah merona. Jangan sampai cowok itu tahu kalau Ira sedang blushing.
"Iya-iya percaya," ujar Ira.
"Bagus."
Sesuatu hal yang sangat disukai Naja didalam diri Ira adalah ketika cewek itu merasa salah tingkah. Sangat lucu di lihat apalagi wajah merah merona Ira.
"Abis ini kita jalan-jalan dulu gimana?" tanya Naja.
Ira melirik jam tangan yang berada di tangan kanan. Kok nggak di kiri? Ya gak papa Ira sukanya pakai di kanan. Mau gimana lagi, enaknya begitu. Sebenarnya Ira bisa saja memindahkan jam tangan tersebut namun hanya berlaku di situasi yang menyebabkan tangan itu terasa mengganjal saja. Misalkan sedang menulis.
"Boleh, Kak."
Mendengar persetujuan Ira, Naja sedikit mengangkat satu alisnya. Karena ini adalah sebuah kemajuan, ingat saat Naja mengajak Ira berangkat ke sekolah bersama? Cewek itu berkali-kali menolak.
"Lo mau kemana?"
Ira berfikir, ia tidak akan bilang mengikuti cowok itu lagi karena tidak mau Naja menganggap Ira sebagai cewek yang membingungkan.
"Kota tua aja, lo mau?" tanya Ira.
"Mau," jawab Naja tanpa berfikir lagi.
Di dalam hati Ira sedikit senang karena Naja langsung menyetujui rekomendasinya. Ponsel Ira menyala karena ada sebuah pesan. Tadi cewek itu sengaja mematikan notifikasinya karena takut mengganggu kegiatan makan.
Demita:
Gue tiba-tiba pgn gangguin lo sama kak naja* * *
Berada di Kota Tua pada sore hari ternyata menyenangkan juga. Walaupun suasana malam lebih ramai dan angin yang dingin menemani. Namun, Ira tetap senang karena di sampingnya ada Naja yang mengikuti kemana pun Ira ingin foto disana.
Kadang juga Naja menawarkan diri untuk menjadi photographer dadakan. Hasilnya sangat memuaskan mengingat cowok itu juga mengikuti ekstrakurikurel fotografi. Ingin mengajak foto bersama namun Ira tidak mempunyai keberanian dan takut di tolak.
"Lo berdiri disana coba," tunjuk Naja.
Ira langsung pergi ke tempat yang Naja tunjukan tadi.
"Gue harus ngapain?"
"Pose," ujar Naja sambil mengangkat kamera Canon EOS 5D Mark IV.
Ira melakukan pose sebaik mungkin dan langsung Naja ambil dengan cepat. Walaupun begitu kualitas gambar tersebut sangat baik. Setelah Naja memberikan kode supaya Ira kembali ke tempat semula. Cewek itu langsung berlari kecil dan berhenti tepat di samping Naja.
"Boleh liat, Kak?" tanya Ira.
"Nanti aja gue kirim," jawab Naja.
Mendengar jawaban Naja yang sepertinya tidak terbantah kan. Ira menganggukan kepalanya lalu memperhatikan cowok itu yang sedang melihat-lihat foto yang ia ambil. Ira berjongkok sambil menopang dagunya dengan kedua tangan.
"Capek?" tanya Naja.
"Sedikit, duduk dulu ya Kak," ujar Ira.
Naja tersenyum tipis lalu ikut jongkok di depan Ira. Tanpa sadar tangan cowok itu merapikan anak rambut Ira yang menghalangi wajah cantiknya.
Hari ini Ira benar-benar sangat sering dibuat salah tingkah oleh Naja. Entah apa yang membuat cowok itu melakukan hal-hal yang sangat tidak pernah terpikirkan oleh Ira. Apakah salah jika Ira menaruh rasa kepada cowok tampan di depannya ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Eh, Mba Cantik
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT] Syahira Iva Maheswari. Seorang gadis yang bersekolah di SMA Adijaya, pernah dibingungkan dengan dua orang laki-laki yang mempunyai julukan mas Alfamart dan mas Konter. Namun siapa sangka jika orang tersebut adalah satu orang yang...