(16) Naja Dan Laura

162 28 0
                                    

Jangan berharap lebih. Dia baik bukan berarti suka. 
****

Ira sedang mengipasi dirinya dengan topi. Penghuni sekolah SMA Adijaya telah melaksanakan kegiatan upacara yang di rutini setiap hari senin. Kelas mendadak ramai ketika Yuna tiba-tiba berdiri dan menjambak rambut Ningrum.

Ira dan Mita menatap keributan itu dengan bingung, bukan kah Ningrum dan Yuna itu sahabat? Mengapa mereka berdua bertengkar sampai Yuna menjambak rambut Ningrum. Beberapa teman sekelas yang lain sudah berusaha memisahkan mereka berdua. Sedangkan Rizal, cowok itu belum kembali ke kelas entah kemana ia pergi.

"Bantuin sana, Mit. Pusing gue," ujar Ira.

"Gue gak berani ikut campur," sahut Mita.

Bukannya Ira tidak mau membantu mereka. Namun, cewek itu tidak tahu harus berbuat apa. Karena Rizal tak kunjung datang Ira langsung berdiri dan naik ke atas meja untuk keluar dari pojokan. Ira menarik Ningrum supaya menghindar dari amukan Yuna.

"Lo gak usah ikut campur!" teriak Yuna.

Mita menghela nafas, ia sudah menduga kalau Ira akan membantu Ningrum apapun alasannya. Walaupun cewek itu tidak tahu dengan permasalahannya. Karena Mita tidak mau Ira kenapa-napa, cewek itu berdiri di depan Ira dan menatap malas ke arah Yuna.

"Jambak-jambakannya nanti aja, pas udah nggak di sekolah," ujar Mita.

Yuna tidak perduli dengan ucapan Mita, cewek itu tetap berusaha menyerang Ningrum dan meraih kepala cewek itu yang sekarang sudah di lindungi Ira dan Mita di depan. 

"Lo mau gue laporin ke BK?!" sentak Mita.

"Laporin aja! Yang punya salah dia kok!" balas Yuna.

"Tapi lo yang buat keributan di kelas," ujar Ira.

Cowok-cowok datang ke kelas bersama Rizal yang sedang menatap semua penghuni kelas dengan nyalang. Yuna mundur, Mita juga mundur kala Rizal berdiri di tengah-tengah mereka. 

"Ada apa sih?" tanya Rizal, nadanya seperti orang yang menahan emosi.

"Ini si Yuna tiba-tiba aja bikin ribut, pake jambak rambut Ningrum segala," ujar teman sekelas Ira.

Yuna yang dituduh tidak terima. "Tapi Ningrum yang punya salah sama gue!"

"Yun, bisa nggak lo mikir panjang dulu kalo mau bikin masalah?" tanya Rizal.

Rizal berkata seperti itu karena sudah lelah menghadapi sifat Yuna yang terkadang aneh. Cewek itu tiba-tiba membuat keributan atau memanas-manasi penghuni kelas satu sama lain supaya mereka bertengkar. Memang Yuna yang membuat kesalahan, tetapi Rizal yang selalu di marahi guru karena tidak becus mengurus kelas.

Satu kelas mendadak hening, tidak ada yang berani mengatakan sesuatu karena Rizal terlihat sangat muak. Karena tidak ada jawaban dari Yuna yang masih menatap Ningrum dengan benci, Rizal menyuruh penghuni kelas mereka untuk duduk di tempatnya masing-masing.

Sebelum Ningrum duduk, Rizal memindahkan meja dan kursi Ningrum yang duduk di belakang Yuna. Bahkan Rizal sampai membereskan buku-buku milik Ningrum yang berserakan di lantai karena ulah Yuna. Cowok itu terlihat sangat sabar tetapi rahangnya mengeras dan wajahnya menandakan kalau ia sedang berusaha menahan gejolak amarah.

"Kalo mau berantem di rumah aja jangan di lingkungan sekolah," ujar Rizal pada Ningrum yang sedari tadi menatapnya.

"Makasih, kamu baik banget," ujar Ningrum.

Eh, Mba CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang