Bertukar chat hingga malam adalah kegiatan yang di lakukan oleh Ira dan Naja untuk sekarang. Mereka sedang memulai pembicaraan dengan sesekali membahas hal yang tidak penting. Padahal Naja adalah tipe orang yang tidak terlalu suka bertukar pesan jika tidak penting, maka dari itu dulu saat ia ingin mendekatkan diri kepada Ira. Naja tidak pernah memberikan pesan karena ia takut mengganggu waktu cewek itu, karena yang ia bahas tidak ada yang penting.
Namun sekarang. Mereka berdua adalah sepasang kekasih. Menurut Naja, membahas hal tidak penting dengan pacar sendiri tidak akan mengganggu waktu cewek itu jika sedang dalam keadaan santai seperti ini. Yang terpenting Naja sudah memastikan Ira belajar atau sekedar membaca pelajaran yang akan di terangkan oleh guru.
"Gemes banget sih," gumam Ira saat ia melihat Naja mengirimkan fotonya sendiri karena Ira meminta.
"Mimpi apa gue bisa pacaran sama Kak Naja? Aduh ini pertanyaan udah di ulang-ulang berapa kali di otak gue," ujar Ira.
Ira sedang berada di kamarnya dengan posisi jongkok. Sudah menjadi kebiasaan aneh Ira padahal cewek itu bisa saja rebahan di kasur atau duduk di depan meja belajar. Namun, entah mengapa Ira lebih memilih untuk berjongkok.
"Kira-kira kalau gue posting foto Kak Naja di instagram bakal rame gak, ya?"
Saat Ira sedang menimang-nimang pertanyaannya sendiri. Tiba-tiba handphone nya berdering, menunjukan nama Kak Naja di sana. Dengan wajah yang berseri-seri dan hati yang berbunga-bunga, Ira menerima panggilan tersebut.
'Assalamu'alaikum?'
"Wa'alaikumsalam, Kak."
Well, sebenarnya Ira juga tidak terlalu suka dengan orang yang tiba-tiba menelfon sebelum meminta izin. Karena menurut Ira dan keluarganya itu perbuatan tidak sopan, bisa saja mengganggu waktu orang itu walaupun dalam keadaan santai. Kita tidak tahu orang yang kita hubungi ingin berbicara melalui via telepon, karena ada orang yang sangat susah menerima telepon jika tidak terlalu penting.
'Gimana hari ini?'
"Biasa-biasa aja, tapi hari ini gue jadi tambah semangat," ujar Ira.
'Kenapa?'
"Karena sering liat Kak Naja."
Setelah mengatakan itu, Ira menggigit bibir bawahnya dan menutupi wajahnya sendiri karena malu. Bisa-bisanya Ira mengatakan hal itu?!
Naja terkekeh. 'Gue juga seneng liat lo, apalagi kalau malu-malu.'
"Jangan gombal deh, Kak. Nanti gue udah terbang malah dijatuhin," ujar Ira.
'Tenang aja, kalau jatuh bisa gue tangkap,' ujar Naja.
Suara Naja itu sangat masuk ke dalam tipe idaman Ira. Berat dan juga serak. Ira tidak bisa membayangkan suara Naja saat bangun tidur akan seperti apa. Jujur saja, Ira tidak pernah berfikir jika Naja dapat mengeluarkan kata-kata seperti itu kepadanya. Walaupun Ira bisa di bilang lebay.
"Lo udah belajar, Kak?" tanya Ira, mengalihkan pembicaraan.
'Udah, besok guru killer yang masuk ke kelas gue.'
Julukan guru killer di SMA Adijaya itu bisa mengarah ke siapa saja. Namun, yang Ira tebak adalah Bu Fia.
"Terus kalau gurunya nggak killer lo nggak belajar gitu?" tanya Ira.
'Ya belajar.'
Karena merasa kakinya sudah semutan. Ira beranjak dan tiduran di kasur. Sambil membayangkan wajah tampan Naja di dalam otaknya. Kemungkinan-kemungkinan negative menjadi pacar Naja belum pernah Ira pikirkan sebelumnya karena yang ada di otak Ira kenapa bisa seorang Naja menyukai dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eh, Mba Cantik
Novela Juvenil[DILARANG PLAGIAT] Syahira Iva Maheswari. Seorang gadis yang bersekolah di SMA Adijaya, pernah dibingungkan dengan dua orang laki-laki yang mempunyai julukan mas Alfamart dan mas Konter. Namun siapa sangka jika orang tersebut adalah satu orang yang...