Ternyata hubungan Ghalib dengan Mita sedang tidak baik-baik saja. Ira mengelus punggung sahabatnya untuk memberi kekuatan, sekarang mereka aedang berada di kamar mandi sekolah. Mita bercerita kepada Ira dengan sesekali menangis, Ira sebagai sahabat Mita yang jarang pacaran yanya memberikan saran yang menurutnya benar dan tentu saja Ira masih di pihak Mita.
Sesalah apapun Mita, Ira akan tetap membela gadis itu dan selalu menemani. Mita menarik nafasnya dan mengamati dirinya di cermin kamar mandi.
"Sebenernya yang salah gue apa Ghalib sih, Ra?" Mita menanyakan pendapat Ira setelah gadis itu bercerita.
Ira mengusap air mata yang tersisa di pipi Mita terlebih dahulu sebelum menjawab.
"Keduanya," jawab Ira enteng.
Menurutnya Mita dan Ghalib sama-sama salah. Kejadian saat Mita memuji Naja di depan Ghalib waktu itu sudah terselesaikan. Tapi katanya kemarin saat mereka berdua sedang melakukan video call, Mita tidak sengaja bererita kalau dirinya dan Ira sempat berkeliling koridor di kelas XII hanya untuk menemui Alsaki dan teman-temannya.
Posisi Ghalib saat itu sedang emosi karena bertengkar dengan salah satu temannya. Niatnya mengajak Mita video call untuk menghilangkan rasa emosi tetapi dugaanya salah, Mita malah menambahkan emosi di dalam dirinya. Karena emosi Ghalib tidak terkontrol, cowok itu langsung berucap marah. Walaupun ucapannya tidak terlalu kasar, Mita tetap saja kaget karena gadis itu tidak pernah di perlakukan seperti itu oleh Ghalib.
"Iya sih, mulut gue waktu itu lagi nggak bisa di ajak kompromi," ujar Mita.
"Lo nggak salah-salah banget kok, Mit. Ghalib aja yang cemburuan terus main bentak kan nggak pantes," ujar Ira.
"Wajar Ghalib cemburu, gue kalo dia ngomongin cewek atau muji juga bakal cemburu. Tapi Ghalib nggak pernah gituin gue sih," Mita.
Ira menghela nafas, Mita ini menyadari kesalahannya. Namun, tidak berani meminta maaf secara langsung di depan wajah Ghalib, kalau mengandalkan chat Ghalib dari kemarin belum membalas. Lebih tepatnya cowok itu sedang mendiamkan Mita untuk beberapa saat.
"Ya makanya temuin terus ngomong maaf. Dah gitu doang, kelar," ujar Ira.
"Gue takut kalo Ghalib malah menghindar, Ra."
Ira berdecak. "Jangan mikirin yang kaya gitu dulu lah di coba dulu, Mit."
"Oke, sekarang apa nanti, Ra? Ini pas banget mau jam istirahat," ujar Mita.
Sekarang memang sedang jam pelajaran. Namun, karena Mita tidak fokus di kelas, gadis itu izin kepada guru ingin ke kamar mandi dan karena Ira paham, Ira juga langsung menyusul.
"Lebih cepat lebih baik!" ujar Ira.
* * *
Sekarang Ira dan Mita sedang berada di koridor dekat lapangan. Karena tadi Mita bertanya kepada salah satu siswi yang sekelas dengan Ghalib, dia mengatakan kalau Ghalib dan temannya sedang di hukum. Saat itu juga Mita langsung bergegas menuju lapangan dan Ira harus merelakan mie ayam yang tidak jadi ia santap hari ini.
Di sebrang sana ada beberapa siswi yang menatap Ghalib dengan tatapan berbinar, sedangkan Ghalib masih fokus berlari untuk segera menyelesaikan hukumannya. Tentu saja hal itu mengundang amarah Mita.
"Kurang asem banget nih, pada kesenengen liatin doi gue," ujar Mita. Ia masih berdiri di koridor bersama Ira, menunggu hukuman Ghalib selesai.
"Kurang ajar, Mit," koreksi Ira.
Mita menghiraukan siswi tersebut, ia mengalihkan pandangan ke lapangan karena Ghalib sudah duduk di tepi sambil meluruskan kaki nya, cowok itu terlihat sangat lelah. Ira menyenggol lengan Mita untuk memberitahu kalau salah satu dari siswi yang tadi Mita lihat akan menghampiri Ghalib sambil membawa minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eh, Mba Cantik
Ficção Adolescente[DILARANG PLAGIAT] Syahira Iva Maheswari. Seorang gadis yang bersekolah di SMA Adijaya, pernah dibingungkan dengan dua orang laki-laki yang mempunyai julukan mas Alfamart dan mas Konter. Namun siapa sangka jika orang tersebut adalah satu orang yang...