"Bukankah putri bungsumu terlalu kurus, Mr. Sampson?" tanya Colby dengan suara tenang. Pria itu pandai mengendalikan suasana dan juga pandai membuat semua orang merasa terintimidasi pada kehadirannya.
Seolah dialah bosnya. Kalau saja Florin belum bertemu dengannya sebelumnya, maka pastinya dia juga akan percaya kalau Colby adalah pengendali pada segala hal dalam jejak langkahnya. Tapi Florin tahu siapa bos besarnya.
Dan yang menjadi pertanyaannya, saat anak buahnya di sini, ke mana si bos itu? Apa si bos juga tahu kalau Colby akan ke rumahnya? Florin tidak dapat memikirkannya.
Miguel terkekeh kecil. Dia memandang lama Florin dan memberikan pandangan hangat pada anak yang dia adopsi. Untuk pertama kalinya dia memandangnya seperti itu. Seringkali yang dilakukan Miguel adalah mengabaikannya. Bahkan menganggapnya seperti dia tidak ada. Hanya saat dia membutuhkan kehadiran Florin baru pria itu akan bicara dengannya. Itu kadang lebih menyakitkan dari pada yang dilakukan istrinya.
Karena meski si nyonya kerap memberikan pandangan sinis dan juga tatapan tidak senang, tapi si nyonya selalu menyadari kehadirannya. Malah Florin seolah menjadi poros kehidupannya. Karena dia selalu tahu di mana Florin akan ada. Dia selalu tahu ke mana matanya harus mencari Florin.
Kerap lebih menyenangkan dibenci dari pada diabaikan. Karena pengabaian seringkali dibarengi dengan rasa bersalah. Dan rasa bersalah orang lain padamu, kerap akan menjadi lubang menganga dalam perasaanmu.
"Kau sedang diet, Flo?" tanya Miguel, memastikan. Nadanya jelas menjawab apa yang harusnya diberikan Florin sebagai jawaban. Dia inginkan Florin berbohong, untuk tidak membuat masalah jangka panjang.
"Iya," timpal Florin. "Aku suka tubuh kurus, Mr. Berg."
"Itu tidak menyenangkan untuk dilihat. Jadi aku memberikanmu makanan banyak. Nikmati, Nona Muda."
Florin benar-benar akan menghantam Tristan. Siapa yang membuat pria itu ada di depannya? Jawabannya jelas Tristan ada hubungannya.
Mereka makan dengan tenang akhirnya setelah masalah tubuh Florin tidak lagi menjadi perhatian. Tapi beberapa kali Colby meletakkan dagingnya ke piring Florin. Membuat Florin yang kikuk dengan keluarganya mulai mengeluarkan taring dan bersumpah dia benar-benar akan membuat Colby menerima akibatnya.
Setelah selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga. Colby duduk bersama Miguel sedangkan Florin duduk sendiri di sudut, seperti biasa memainkan kukunya. Menjadikan kuku itu sebagai pelariannya.
"Mr. Berg, bagaimana menurutmu penadapat Mr. Acosta soal kami? Aku tahu, sangat sulit bertemu dengannya, tapi kau jelas dapat membuatkan kami waktu, bukan?" Miguel mencoba.
"Bukankah bicara denganku cukup, Mr. Sampson?" tanya Colby yang mencoba minuman yang disuguhkan padanya. "Kau mengatakan demikian. Sekarang kau malah membahas atasanku. Aku jadi salah memahami, apa kau coba menjadikan aku jembatan untuk pertemuan dengan bosku yang tidak ingin bertemu denganmu?" Colby meletakkan gelasnya dengan agak kasar. Itu memberikan gerakan canggung pada semua orang.
Miguel menatap semua orang. Jelas coba mencari celah untuk membuat kacanggungan tidak terjadi. Tapi siapa yang bisa membantunya. Dia satu-satunya yang paling dekat dengan Colby saat ini. Dialah yang menghubungkan Colby dengan semua orang.
Travis dan Frieda yang ditatap Miguel memberikan pandangan yang lebih canggung dari dirinya.
Saat Miguel menatap Florin, dia sungguh berharap ketertarikan Colby padanya bukan sekedar hanya tebakan belaka. Dia beharap Florin dapat membantunya.
Florin menatap bingung pada Colby. "Siapa Mr. Acosta ini?" tanya gadis itu. Dapat menebak tapi jelas ingin mendengar langsung dari mulut Colby.
Miguel menepuk dahinya pelan. Itu sungguh tidak membantu. Tidak mengenal sosok yang penting, bukankah itu artinya diremehkan? Miguel memberikan pandangan kejam pada Florin yang segera menunduk.
"Kau tidak mengenal bosku, Nona Muda?" tanya Colby tertarik.
Florin mengangkat pandangannya, menatap berani ke arah Colby. "Haruskah aku mengenalnya?"
Colby terkekeh kecil. "Oh, dia akan sangat tersinggung kalau sampai mengetahuinya."
"Katakan padanya, harusnya dia datang sendiri ke depanku untuk memperkenalkan dirinya jika dia mau aku mengenalnya. Hanya mengirim asisten kecil sepertimu, bukankah itu benar-benar meremehkan?" suara Florin jelas tidak terbiasa didengar oleh semua orang yang berada di ruangan itu.
Mereka semua menganga dan memberikan pandangan tidak percaya. Seolah yang bicara sekarang bukan Florin si gadis muda lugu yang selalu memainkan kukunya. Yang bicara adalah gadis pemberani yang bisa mengnancurkan telingamu hanya dengan suaranya.
Colby tertawa dengan keras. Dia bahkan sampai mengeluarkan airmata karena kerasnya dia tertawa. Menemukan kembali gadis pemberani itu cukup menyenangkan. Yang bisa membuat gadis ini menunjukkan sisi aslinya hanya Tristan. Dan bahkan hanya dengan nama belakang pria itu, Florin segera beraksi.
"Aku akan mengatakan pada bosku soal yang kau katakan. Dia akan penasaran padamu."
Miguel berdeham saat melihat bagaimana Florin masih berani memberikan pandangan pada seseorang yang bahkan tidak akan berani dia lempari suara santai.
Florin yang mendapatkan pandangan dari Miguel berdeham dan kembali menundukkan pandangannya. Memainkan kukunya dengan senang hati. Dia kembali mengarahkan diri ke cangkang pribadinya dan tidak mudah menariknya keluar lagi.
"Aku minta maaf, Mr. Berg. Putriku agak lancang padamu. Sampaikan maafku juga pada Mr. Acosta. Tolong jangan katakan bagaimana putriku bersikap padamu. Aku mohon."
Colby hanya memberikan senyuman santai. Bosnya mendengar dia tidak perlu mengatakannya.
***
Ready Ebook di playstore
Tamat di karyakarsa ya
Bisa beli pdf di akuSampai jumpa mingdep 😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With Bastard (KAM)
RomanceLima tahun memperjuangkan pria yang begitu dikaguminya, Florin Sampson harus menerima kenyataan bahwa pria itu lebih memilih kakaknya sebagai istri. Dirinya yang hanya anak adopsi tidak memiliki cara untuk protes pada keadaan yang membawa sesak di d...