Di sisi lain kota Seoul, Eunseo dan Jiyeon sedang dalam perjalanan pulang setelah bertukar kata dengan CEO Starking Entertainment dan juga manager Jiyeon.
Masih pukul 6.20 ketika keduanya sampai di rumah. Melihat Jiyeon, Eunseo menawarkan, "Kau mau istirahat sebentar? Masih ada waktu sampai tamu-tamu kita datang," karena melihat sang istri yang semenjak hamil terlihat mudah lelah. Jiyeon mengangguk mengiyakan tawaran Eunseo.
Di sebuah kamar lantai dua, seorang perempuan dengan kaus putih terlihat sedang memainkan game ponsel dengan sesekali mendecak saat hampir kalah. "Kau melihat beritanya? Tante Jiyeon memutuskan berhenti." Telinganya yang bebas mendengar suara.
"Bukan berhenti bodoh, mami hanya hiatus, ada perbedaan antara berhenti dan hiatus." Jawabnya cepat.
"Ck apa perbedaan keduanya, bukankah sama-sama tidak tampil di depan publik lagi." Ucap seseorang yang kini duduk di samping gadis yang tengah bermain game.
"Ada, jika kau bilang mami berhenti maka dia tidak akan tampil lagi di depan publik, tapi kenyataannya adalah mami hanya hiatus. Hiatus dapat kembali lagi ke depan publik kapan pun orang itu mau." Gadis yang bermain game kini mengalihkan kedua matanya kepada gadis di sampingnya, Sohyun, "Sekarang kau mengerti, Kak Sohyun?"
"Tentu aku tau, kau pikir aku sebodoh itu, hah! Tapi kenapa tante Jiyeon tiba-tiba memutuskan untuk hiatus?" Rasa penasaran memasuki pikiran Sohyun. Dirinya merasa tantenya itu sungguh keren saat berada di atas panggung untuk bernyanyi ataupun tampil dalam sebuah drama, walaupun umurnya tidak muda lagi.
"Kau ini banyak sekali pertanyaan, Kak." Desah orang yang diajak bicara.
"Karena sebenarnya aku juga tidak tau mengapa mami memutuskan untuk pensiun, hehe." Ucapnya lagi sambil menunjukkan cengiran.
"Aishh dasar bocah." Sohyun yang kesal dengan segera mengangkat tangannya untuk mengacak rambut gadis di depannya, tapi sang gadis segera bereaksi menghindar.
"Yaa, jangan sentuh rambut ku, aku sudah menatanya sejak dua jam yang lalu." Ucap sang gadis sambil merapikan rambut yang tidak berantakan sama sekali itu. Kini ia bertanya pada Sohyun, "Kau tidak menata rambut mu? Pestanya akan segera dimulai."
"Kau tau Juhyeon-ah, dengan wajahku ini, bahkan jika aku keluar seperti ini semua orang akan memperhatikan ku." Ucap Sohyun kepada Juhyeon, sang sepupu, anak dari Jiyeon dan Eunseo, dengan merangkul bahunya.
"Cih, dasar narsis. Tentu saja orang akan memperhatikan mu, wajahmu sangat jelek."
Saat akan membalas Juhyeon, keduanya mendengar suara Eunseo datang dari luar. "Anak-anak segeralah bersiap, pestanya akan segera dimulai."
———————————
Ruang tamu besar keluarga Son Eunseo disulap menjadi aula dengan meja-meja bundar dan kursi yang telah ditata rapi. Beberapa tamu yang terdiri dari kerabat, teman, dan kolega datang dengan hadiah di tangan mereka.
Dari arah tangga, terlihat dua gadis yang telah berdandan rapi nan cantik. Sohyun hari ini memilih sebuah fitted wrap berwana hitam sebagai atasan dengan sentuhan kupu-kupu di bagian pinggang, dipadukan dengan bawahan straight berwarna sama. Seperti ucapannya sebelumnya, dirinya hanya memakai riasan tipis dan rambut yang seperti disanggul asal, tapi tetap cantik bagi siapa saja yang melihatnya. Disampingnya ada Juhyeon, dengan gaun one shoulder berwana putih, mengikuti warna pakaian orang tuanya.
Juhyeon lalu berjalan menuju kedua orangtuanya, sedangkan Sohyun lebih memilih berkeliaran daripada menemui eomma dan bundanya. Menemukan tempat duduk yang sedikit jauh, Sohyun memutuskan untuk berhenti dan duduk disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Words Didn't I Say - SOXIN's TripleS
Fanfiction"Aku tau orang akan datang dan pergi dalam fase hidup kita, tapi bisakah dirimu menetap dan tidak pergi?" - Zhou Xinyu "Maafkan aku, maaf sudah lancang dan berani mencintaimu. Seharusnya aku tidak membuat hubungan ini menjadi rumit." - Park Sohyun ...