Dua hari sudah Xinyu dan Ibunya tinggal di hotel, keadaan Xinyu tidak baik-baik saja semenjak kejadian di rumah keluarga Lee. Dirinya susah untuk tertidur dan mengalami insomnia, beberapa kali dirinya juga mengalami sesak napas saat mengingat kejadian tersebut.
Xinyu sendiri jarang sekali keluar dari kamar hotel, karena dirinya mengalami ketakutan berlebih saat didekati oleh orang asing, terutama laki-laki. Oleh sebab itu, Nyonya Zhou memutuskan untuk membawa Xinyu melakukan pemeriksaan di rumah sakit hari ini.
Setelah berganti pakaian, Nyonya Zhou sedikit mendandani Xinyu agar tidak terlihat terlalu pucat dan segar. Mereka berdua lalu berjalan keluar dari hotel. Melihat kerumunan orang, Xinyu semakin mengeratkan genggamannya pada lengan sang ibu. Reaksi Xinyu menyita perhatian sang eomma. "Gwenchana Xin-er, eomma disini."
Keduanya kini sampai di rumah sakit terkenal, First Medical Seoul. Tidak mudah bagi Nyonya Zhou dengan kondisi Xinyu yang cukup menghawatirkan, supir taxi bahkan memberi dia tatapan aneh saat menyadari tingkah laku Xinyu. Menyadari kondisi Xinyu, Lee Ji-Ah akhirnya mendaftarkan sang anak pada Poli Jiwa, bukan Poli Umum.
Setelah mendapatkan nomor tiket antrian, keduanya duduk pada kursi tunggu di depan Poli Jiwa. Cukup lama menunggu memang, mengingat sudah agak siang saat sampai di rumah sakit.
Sementara itu, tidak jauh dari Poli jiwa, tepatnya pada Poli Umum yang letaknya masih di lantai yang sama, seorang gadis dengan rambut merah muda sedang duduk sambil membawa beberapa bungkus makanan dan minuman. Fokusnya pada handphone di genggaman terhenti saat menyadari pasien terakhir pada ruang pemeriksaan 02 sudah keluar. Gadis itu lalu berjalan ke dalam setelah sebelumnya mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk.
"Mom, taraaaa!" Ucapnya untuk mengagetkan dokter di ruangan itu yang tengah memeriksa ponselnya. Diangkatnya makanan yang dibawa, "Apa pekerjaan kalian begitu menyibukkan hingga aku lah yang harus datang ke rumah sakit setiap kali ingin makan dengan mu dan ibu?"
"Arasseo, maafkan mommy okay? Hari ini jadwal mommy hanya setengah hari, kajja kita makan siang bersama." Ucap sang dokter paruh baya yang tengah melepas jas putihnya dan bersiap untuk pergi keluar bersama sang putri.
"Maaf diterima nyonya, kajja kita susul ibu, sepertinya departemen Ginekologi tidak seramai biasanya."
Duo ibu dan anak itu kini berjalan berdampingan di koridor rumah sakit, "Uwoo, kau terlihat sangat tampan, mom, apakah ada misi terselubung saat menemui ibu?" Ucap sang anak saat menyadari betapa tampannya sang mommy, dengan kemeja biru garis-garis yang lengannya sedikit dilipat sebatas siku dan celana bahan hitam, ditunjang dengan tinggi badannya yang bisa dibilang tinggi untuk standar perempuan, bisa ia deklarasikan bahwa mommy nya adalah wanita tertampan di matanya.
Mendengar godaan sang putri, sang dokter hanya terkekeh dan mengacak gemas surai berwarna merah muda itu. "Cemburu gongjung-nim?"
Ditanya seperti itu, sang putri justru membalas dengan lugas, "Memang." Keduanya lantas tertawa dan lanjut melempar candaan diselingi tawa. Saat melewati Poli Jiwa, tangan sang putri menahan lengan sang ibu, "Mom, aku akan menemui dokter Kim lebih dahulu, bisakah mommy pergi menjemput ibu sendirian?"
"Baiklah, datanglah ke ruangan ibu mu setelah itu." Final sang mommy, kemudian pergi dengan membawa makanan dan minuman yang sudah dibeli sang anak.
Berfikir bahwa pemeriksaan terakhir sudah selesai, gadis berambut merah muda itu lantas masuk ke dalam ruangan dokter Kim, dokter yang bertugas di Poli Jiwa. Ternyata dugaannya salah, masih ada pasien yang sedang berkonsultasi dengan dokter Kim. Padahal dirinya tidak menemukan perawat yang biasanya berjaga ketika ada pasien.
Belum genap dirinya mundur dari ruangan, dirinya dikagetkan oleh teriakan pasien di ruangan itu, cukup keras walaupun dirinya tidak paham dengan apa yang diucapkan karena sepertinya bukan bahasa Korea yang diutarakan.
"Ohh Chaehyun-ah, bantu bibi sebentar untuk memegang lengannya." Tiba-tiba saja, dokter Kim berbicara padanya ketika mereka tidak sengaja bertatapan. Dengan cepat Chaehyun segera memegang lengan pasien dokter Kim dengan seorang wanita paruh baya yang memegang lengan yang lain. Dokter Kim segera mengambil obat penenang dan disuntikkan langsung pada leher sang pasien, dengan cepat pasien muda itu kehilangan kesadaran.
Masih duduk di ranjang tempat pasien muda itu tidak sadarkan diri, Chaehyun mendengar dokter Kim berkata, "Nyonya Zhou, ada resep yang saya berikan pada putri anda mengingat kondisinya sekarang jauh dari kata stabil, silahkan untuk ditebus, untuk sekarang biarkan dia berada di sini sampai efek obatnya habis, jadwal praktek saya sudah selesai, jadi tidak akan ada pasien lain yang datang."
Wanita paruh baya, yang ternyata adalah Nyonya Zhou segera keluar untuk menebus obat Xinyu. Merasa bahwa wanita tersebut sudah pergi, Chaehyun segera menghampiri dokter Kim dan duduk di kursi seberangnya.
"Bibi Kim, bisakah kau memberi ku obat tidur seperti obat bulan lalu? Aku tidak bisa tidur dengan tenang akhir-akhir ini." Mintanya pada dokter Kim, keduanya memang cukup dekat, bukan karena Chaehyun adalah anak salah satu dokter di sana, tapi karena dokter Kim lah yang menjadi dokternya saat dirinya sedang sakit.
"Tidak Chaehyun-ah, obat itu terlalu kuat untuk kondisi kesehatan mu yang sekarang sudah membaik, bibi akan memberikan obat dengan dosis lebih rendah dari obat sebelumnya." Jelas dokter Kim pada Chaehyun. Orang yang diajak bicara hanya mengangguk paham.
Setelah mendapat obat yang dia inginkan, Chaehyun tidak langsung pergi, sedikit ragu memang, dirinya mengambil sebuah coklat yang selalu ada di tasnya. Diberikannya coklat itu pada dokter Kim, "Bibi, bisakah aku menitipkan ini padamu? Tolong berikan pada perempuan itu saat ia bangun nanti."
"Coklat?" Tanya dokter Kim, heran.
"Hmm, oh tunggu sebentar, akan aku beri sedikit pesan di atasnya." Jawab Chaehyun, kemudian mengambil sebuah sticky notes dan menulis kata 'fighting'.
Setelah itu dirinya keluar dari ruangan dokter Kim dan berjalan menuju departemen Ginekologi.
![](https://img.wattpad.com/cover/370659790-288-k307636.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Words Didn't I Say - SOXIN's TripleS
Hayran Kurgu"Aku tau orang akan datang dan pergi dalam fase hidup kita, tapi bisakah dirimu menetap dan tidak pergi?" - Zhou Xinyu "Maafkan aku, maaf sudah lancang dan berani mencintaimu. Seharusnya aku tidak membuat hubungan ini menjadi rumit." - Park Sohyun ...