26.

112 15 0
                                    

Xinyu hanya duduk di depan meja belajar selagi Sohyun menerima telepon dari Soobin di balkon kamarnya. Xinyu menggulir ponsel yang menampilkan halaman weibonya. Dirinya membalas beberapa teman yang mengunggah kabar terbaru mereka di weibo. Kemudian beralih ke aplikasi chatting, sepertinya sudah agak lama dia tidak mengabaikan notifikasi grup chat yang dia buat dengan teman-temannya. 

Pemberitaan tentang putusan pengadilan tentang Xinhan Textile memang ramai, tapi hanya sedikit yang tau bahwa pemilik perusahaan itu sudah tiada, hanya orang dengan akses ke beberapa informasti atau kerabat dekat saja yang tahu.

Xinyu lebih dahulu membalas pesan bela sungkawa yang diucapkan oleh beberapa kerabat, kemudian membuka grup chat yang sepertinya setiap hari selalu ramai orang. Beberapa teman mengirim foto saat mereka liburan ke luar negeri, ada pula yang membagikan lelucon dan saling menggoda satu sama lain. 

Xinyu membalas pesan yang menandai dirinya, dikirim oleh teman sebangkunya. 

"Aku pergi ke Korea Selatan, baru tiba di Beijing. Kau ingin mengajak kami ke mana?"

Temannya mengajak semua orang pergi berlibur bersama, sepertinya dia bosan hanya berlibur bersama keluarganya. Tanggapan yang Xinyu terima adalah, "Kita bisa memutuskan bersama kalau sudah berkumpul, kalian selalu menolak saat ku ajak."

Xinyu adalah tipe orang yang mengikuti keputusan mayoritas, jadi dia keluar dari roomchat, menunggu teman-temannya yang lain selesai mendiskusikan hal itu. Dia menggeser ke arah pembaruan lingkaran temannya. Didominasi oleh orang-orang yang mengunggah foto liburan mereka. Xinyu tertarik dengan salah satu pembaruan, mengklik foto tersebut untuk melihat lebih jelas. 

"Siapa itu, sepertinya mereka baru saja menikah." Suara dari arah belakang mengagetkannya.

"Apa kau tak bersuara saat berjalan?" Seru Xinyu pada Sohyun. Sohyun hanya tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya. 

Xinyu mengalihkan pandangannya kembali ke arah ponsel, "Tetanggaku, usia kami tidak jauh berbeda, rumahnya dekat dari sini, hanya saja dia sudah pindah bersama kekasihnya. Sepertinya mereka sudah menikah sekarang." Dia menunjukkan foto yang berisi dua tangan saling menggenggam dengan cincin indah melingkar di jari manis kepada Sohyun. Xinyu tidak tahu mengapa dia harus menjelaskan begitu banyak kepada Sohyun.

Sohyun melihatnya, kemudian sekilas dia juga meihat foto profil yang digunakan oleh tetangga Xinyu. "Wow sangat cantik, suaminya pasti orang paling bahagia sekarang."

"Suami apa, dia menikahi seorang istri." Potong Xinyu cepat.

Ibu Xinyu yang baru saja memasuki ruangan dengan dua gelas es krim tertarik dengan pembicaraan kedua gadis itu, "Siapa yang menikah?" 

"Xiaoting jie, apa eomma tau?" 

Lee Ji-Ah menaruh kedua gelas itu di atas meja belajar. Lalu menatap keduanya yang penasaran. "Eomma tau, eomma bahkan hadir di pernikahan mereka."

"Ha? Kapan itu?" Xinyu bingung dengan jawaban ibunya, setahunya Xiaoting menikah di negara kekasihya, berarti pernikahan diadakan di Jepang. Kapan ibunya pergi ke Jepang. "Kapan eomma pergi ke Jepang?"

"Bukan Jepang. Apa dia tidak memberitahu mu bahwa dia putus dengan orang Jepang itu? Siapa namanya? Eomma bahkan lupa. Dia lalu bertemu dengan istrinya dan memutuskan untuk menikah di Korea." Jelas Lee Ji-Ah kepada Xinyu. "Eomma pergi saat kau di rawat di rumah sakit."

Sohyun yang berada di samping hanya mendengarkan dengan seksama sambil memakan es krimnya, sepertinya pembicaraan mereka sangat menarik walaupun Sohyun tidak begitu paham tentang apa yang ibu dan anak itu bicarakan. 

The Words Didn't I Say - SOXIN's TripleSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang