29.

99 13 0
                                    

"Lihatlah siapa yang tidak berpamitan saat pergi jauh. Apakah kau melupakan kakeku mu?" Park Taehyun berpura-pura marah kepada Sohyun, tapi siapapun tau bahwa dirinya tidak akan pernah bisa marah pada cucunya.

"Aniyaa, aku hanya tidak sempat mengabari mu, tante Eunseo harus segera pergi sehari setelah aku bangun, jadi aku tidak punya waktu karena harus ikut dengannya." Jelas Sohyun pada lelaki tua itu, mengambil lengan kakeknya, Sohyun bersikap manja. "Sebagai gantinya, aku akan lebih sering berkunjung ke rumah kakek." Pada saat seperti inilah Sohyun menunjukkan semangat gadis muda yang sesuai dengan usianya, bersikap manis kepada anggota yang lebih tua. 

"Kakek mu sering pergi ke luar, tidak ada siapa-siapa di sana," ucap Soobin menginterupsi ayah dan putrinya. Soobin hanya tidak ingin Sohyun terlalu banyak berinteraksi dengan cara keluarga Park menjalankan bisnisnya. Walaupun dikenal ramah oleh masyarakat, Soobin tau bagaimana ayahnya akan menjadi kejam jika menyangkut bisnis dan perusahaan. Soobin tidak ingin Sohyun berubah menjadi seperti ayahnya. 

Melihat suasana di antara kakek dan bundanya sedikit memanas, Sohyun segera pamit karena dia ingin membersihkan diri, badannya tidak nyaman karena perjalanan. 

"Geurae, mandi dan istirahatlah, kau lelah." Park Taehyun dengan enggan mengirim Sohyun pergi, tahu bahwa dia pasti lelah dan ingin beristirahat.

Setelah memastikan bahwa Sohyun sudah naik dan tidak mendengar pembicaraan keduanya, Soobin segera mengeluh kepada ayahnya, "Appa, berhenti mengatur kehidupan Sohyun. Aku dan Seola unnie sebagai orang tuanya bahkan tidak seketat dirimu."

"Ini adalah harga yang kau bayar karena menikah dengannya."

"Tidak bisakah kita melupakan perjanjian konyol itu, Sohyun masihlah putri yang aku kandung dan lahirkan. Apakah appa tega memisahkan kami?" Pinta Soobin kepada ayahnya.

Ekspresi Park Taehyun bahkan tidak berubah saat berkata dengan kejam kepada putrinya. "Tidak, Sohyun akan tetap mewarisi keluarga Park seperti yang aku inginkan. Jika kau tidak menikah bajingan itu, hal ini tidak akan terjadi, jadi jangan salahkan aku."

"Appa! Berhenti menghina istriku. Seola unnie tidak seperti yang ayah pikirkan, dia menikah denganku bukan karena uang. Akulah yang memintanya untuk menikah denganku, bukan sebaliknya. Aku tau ayah takut aku akan memberikan semua aset keluarga jika ayah mewariskannya padaku bukan? Ayah hanya membiarkan imajinasi ayah menjadi liar." 

Semua ucapan Soobin seperti anak panah yang menuju ke sasarannya dengan tepat, tidak meleset satu inci pun. Park Taehyun selalu memandang Seola sebagai benalu di hidup putrinya, citra Seola di matanya tidak pernah baik, ia merasa hanya orang yang ingin memanfaatkan Soobin untuk tujuan kekayaan. 

Inilah yang menjadikan Park Taehyun dengan paksa menggunakan marga Park pada anak-anak Soobin, karena tidak ingin kekayaannya kelak diasosiasikan dengan keluarga Kim. Adapun alasan mengapa dia menginginkan Sohyun daripada Sunghoon selain karena dia lebih menyukai anak perempuan, juga karena dia beranggapan anak perempuan lebih mudah dikendalikan, tidak seperti Sunghoon yang rasional dan tidak melibatkan perasaan.

"Setidaknya kau tau tujuanku," lelaki tua itu akhirnya memanggil asistennya, yang segera membantunya bangkit dan pergi dari sana. Tapi sebelum pergi dia masih mengingat Sohyun, "Beri tau cucuku untuk sering mengunjungiku."

Soobin hanya diam tidak menanggapi.

Seseorang yang menjadi bahan pembicaraan tidak tau bahwa kehidupannya sudah ditentukan bahkan sebelum dia lahir. Sohyun sama sekali tidak mengetahui apa yang direncanakan orang tua dan kakeknya.

Mengambil ponsel yang sedang diisi daya, Sohyun merebahkan tubuhnya di kasur, rambutnya yang masih setengah basah tersebar di atas bantal. Membuka aplikasi bertukar pesan, Sohyun mengetik pesan untuk Nakyoung.

The Words Didn't I Say - SOXIN's TripleSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang