17.

114 19 0
                                    

Kediaman Kim Seola dan Park Soobin.

Setelah kejadian siang tadi, Soobin memutuskan untuk pulang karena ingin beristirahat. Sohyun tidak mau diajak pulang, jadi dia hanya membiarkan saja.

Matahari di atas kepala mulai turun ke arah barat. Cahaya jingga mewarnai langit tanpa awan. Kesibukan kota kembali ramai saat para pekerja pulang ke rumah masing-masing.

Sebuah mobil putih memasuki halaman rumah dua lantai dengan warna yang sama. Sepasang kaki ramping turun dari arah depan, kursi kemudi lebih tepatnya. Wajah yang dihias kacamata perak itu terlihat lelah, diambilnya tas dan botol minumnya lalu melangkah ke arah rumah.

Seharian ini Seola berada di studio untuk merekam lagu, salah satu penyanyi solo akan melakukan comeback. Saat membuka pintu rumah dan berganti sandal rumah, Seola melihat rumah yang terasa sunyi, tidak seperti biasanya. Soobin selalu menyambut Seola pulang tidak peduli seberapa larut Seola kembali.

Berjalan ke arah dapur dengan niat mencari Soobin, Seola mendapati kekosongan di sana. Meletakkan botol minum di atas meja, dirinya lalu berlalu ke arah kamar.

Dibuka pelan pintu itu sesuai kebiasaan. Arah matanya langsung tertuju pada wanita yang tengah tertidur lelap.

Senyum simpul terbit di bibir Seola.

Langkahnya lalu tertuju pada arah lemari pakaian, mengambil baju ganti dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan dari peluh dan debu.

Lima belas menit berlalu.

Seola yang sudah segar akhirnya keluar dari kamar mandi, mendekati ranjang tempat sang istri tertidur, mendudukkan diri di pinggir ranjang menghadap Soobin. Sedikit menurunkan selimut yang menutupi badan Soobin agar tidak terlalu panas di cuaca seperti ini.

Tangan Seola berganti ke arah nakas, mengambil remote pendingin ruangan dan menyetel suhu yang pas. Mengembalikan ke tempat semula saat dirasa ruangan sudah cukup dingin.

Netranya kembali ke arah Soobin dan tangan kananya mengusap pelan dahi sang istri yang cukup berkeringat karena sebelumnya Soobin menutup hampir seluruh badan menggunakan selimut.

Mencium pelan kening, pipi, dan terakhir bibir sang istri yang sedang tertidur, Seola lantas beranjak keluar kamar. Dirinya lapar, dan akan memasak sesuatu untuknya dan Soobin, yang kemungkinan akan bangun nanti malam.

Melihat bahan-bahan di kulkas, Seola memutuskan untuk membuat nasi goreng kimchi dengan telur mata sapi sebagai pendamping. Masakan simple yang akan menghemat waktu dan tenaga.

Mengambil kotak kimchi di dalam kulkas, lalu segera memotong menjadi bentuk yang lebih kecil, diambil pula beberapa lembar daging ham dan dipotong tipis-tipis bentuk memanjang. Setelahnya Seola mulai mencampur semuanya di atas pan hingga menjadi nasi goreng kimchi yang lezat.

Kini saatnya memasak telur, menggunakan pan lain, Seola mulai memecahkan telur di atas pan panas yang sebelumnya sudah dioles butter. Beberapa menit berlalu sebelum sepasang lengan memeluknya dari belakang.

"Oh kabjagi, kau mengagetkanku." Serunya pada sang istri yang sedang menempelkan seluruh tubuhnya pada Seola.

"Wae? Apakah aku membangunkan mu?" Tanyanya sambil mengelus sebentar lengan istrinya yang ada di perutnya.

"Ani," jawab Soobin dengan pelan. Dieratkannya pelukan itu dan semakin merapatkan tubuh keduanya.

"Duduklah, semuanya akan segera siap." Perintah Seola dengan suara lembut.

Soobin menurut, tapi sebelum duduk dia menyempatkan mencium pipi seola sekilas. Seola hanya menanggapi dengan tersenyum tipis.

Tak lama, Seola keluar dari area dapur dan menyusun piring-piring di atas meja makan. Keduanya lalu makan dengan tenang, diselingi obrolan kecil.

The Words Didn't I Say - SOXIN's TripleSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang