31.

93 14 0
                                    

Sohyun dan Xinyu berjalan bersama murid-murid lain, di antara mereka ada yang membentuk kelompok berisi  tiga hingga empat orang, ada pula yang berjalan sendirian atau berdua. Keduanya asyik berbincang, tidak memperhatikan bahwa gadis berambut pendek dari arah lain menuju ke arah mereka. "Maaf, tapi bisakah kalian menepi?" 

Sohyun dan Xinyu berpandangan, kebingungan terlihat di mata satu sama lain. Sohyun mengendikkan bahunya, tanda bahwa dia juga tidak tau apa yang terjadi. Mereka berdua menurut, berjalan mengikuti gadis berambut pendek yang lebih dulu sudah menepi agar tidak menghalangi murid lain. Jalan menuju gedung sekolah memang sedikit jauh dan menanjak, jadi di sana ramai sekali. 

"Siapa nama kalian, aku harus menambahkan poin hukuman di catatan disipliner kalian?" Gadis berambut pendek yang merupakan wakil ketua komite disiplin tidak berbasa-basi dan langsung membicarakan tujuannya menghampiri mereka. 

Sohyun mengambil alih pertanyaan itu, "Mengapa kami mendapat poin hukuman?"

Alis gadis berambut pendek itu sedikit mengerut, "Tentu saja karena kalian tidak menggunakan atribut, kalian tidak memakai tanda nama kalian, jadi tolong bekerja sama agar kita bisa selesai dengan cepat." Ucapnya sambil menunduk melihat tablet di tangannya.

"Kami baru pindah semester ini, tidak ada tanda pengenal, ibuku berkata bahwa aku harus mengambilnya di wali kelas kami." Ucap Sohyun dengan jujur.

Kerutan di dahi dan alis wakil ketua komite menjadi lebih dalam, "Alasan ini sudah ketinggalan jaman, ini hanya poin hukuman oke, tidak akan mempengaruhi nilai kalian." 

Sohyun kehabisan kata, segera dia menyebutkan namanya dan melihat gadis di depannya berkutat dengan alat elektronik di tangannya, "Teman-teman, berhenti berbohong, tidak ada nama Park Sohyun di data base komite disiplin." Ucap gadis itu setelah melihat bahwa nama itu tidak ditemukan.

Sohyun yang geram karena ucapannya hanya dianggap lelucon segera maju dan memegang kerah gadis di depannya, Xinyu yang melihat hal tersebut segera maju dan menghentikan Sohyun sebelum terjadi perkelahian. 

Di sisi lain, Karina yang melihat bahwa wakilnya tidak ada di tempat mengalihkan pandangannya dan segera melihat seorang gadis berusaha memulai perkelahian dengan wakilnya. Buru-buru dia melangkah ke arah sana, "Kau bisa pergi Yujin," tak lupa memberi perintah pada Yujin yang sejak tadi hanya memainkan ponselnya.

"Sohyun-ah, hentikan, kau menyakitinya." Xinyu berusaha menenangkan emosi Sohyun yang tiba-tiba melonjak hingga mencengkram erat kerah si gadis berambut pendek.

Cengkraman itu lepas diiringi suara batuk dari gadis di depan mereka, sepertinya cengkraman itu sangat erat. Suara batuk itu menyita perhatian beberapa orang, menciptakan lingkaran kerumunan, dengan mereka sebagai pusatnya. 

"Minjeong-ah, gwenchana?" Karina yang berhasil menerobos kerumunan segera menghampiri Minjeong, wakil ketua Komite Disiplin yang berjongkok di tanah sambil terus terbatuk. Setengah menit kemudian, suara itu sedikit reda, menyisakan Minjeong yang menarik dan menggosok leher, merasa tidak nyaman. 

"Tidak apa," jawabnya pelan kepada Karina.

Karina akhirnya mengalihkan atensinya pada dua gadis di depan mereka. Melangkah maju dan berkata, "Penyerangan, poin hukuman pada nama mu akan lebih tinggi untuk hal ini." 

"Wah, daebak, apa ini yang diajarkan sekolah ini padamu? Penyalahgunaan kekuasaan? Tanyakan pada teman mu itu, sudahkah dia bekerja dengan baik sebagai anggota komite disiplin." Sohyun yang masih diliputi emosi menjawab dengan berani.

Murid di sekitar mereka menahan napas, baru kali ini ada yang berani menjawab ucapan Karina. Dia adalah ketua Komite Disiplin selama tiga periode, tidak ada yang mau meragukan keputusannya terkait tindakan disipliner. 

Mendengar gumaman di sekitar mereka, Sohyun mengetahui bahwa orang di depannya adalah ketua Komite Disiplin. Bukannya takut, Sohyun justru lebih berani. "Beri tahu anggota mu untuk tidak berbuat sembarangan. Siapa yang menempatkan kalian di posisi ini padahal tidak becus."

"Jaga ucapan mu!" Seseorang yang sejak tadi mengawasi mereka dari samping segera maju dan bahkan mendorong Sohyun hingga terjatuh, tidak sampai disitu, dia juga mencengkram kerah Sohyun seakan ingin memukul.

"An Yujin!" Teriak Karina saat menyadari bahwa pukulan Yujin akan mendarat di wajah gadis yang sedang ditekannya. Dia segera menyeretnya untuk bangkit.

Dada Yujin naik turun, walaupun dia sering mendapat poin hukuman dari Komite Disiplin, tapi orang yang dihina oleh bajingan di depannya adalah temannya, teman dan sahabatnya. Bagaimana mungkin dia bisa diam saja melihat mereka dihina. Semua orang tahu seberapa besar kontribusi Komite Disiplin bagi sekolah Jinyoung.

Di saat yang sama, Xinyu yang sejak awal berada di samping Sohyun juga terkena dampak dari dorongan Yujin. Tubuhnya terjatuh mengikuti tubuh Sohyun dan sayangnya bagian pertama yang menyentuh tanah adalah lengannya yang belum sembuh akibat kecelakaan beberapa waktu lalu. Dia meringis pelan merasakan sakit menjalar ke bahunya. 

"Xinyu!" Sohyun berdiri dan membantunya untuk bangun. Xinyu masih merasakan nyeri, memegang lengan atas dan bahunya sambil menahan sakit. Tapi dia lebih khawatir dengan Sohyun, karena gadis itu kini sudah mendekat ke arah Yujin dengan cepat, dan memukul gadis yang jauh lebih tinggi darinya.

Teriakan dari beberapa murid terdengar saat pukulan itu diterima Yujin, bahkan semakin keras saat melihat hidung Yujin sudah mengeluarkan darah merah segar. Kekuatan Sohyun dalam pukulan tersebut tidak bisa diremehkan.

Sebelum Yujin dapat membalas, suara seseorang menyela dirinya.

"Kalian semua, bubar dan pergi ke kelas segera." Dua orang yang terlihat seperti guru, mendekati kerumunan, dan membubarkan semua orang.

"Dan kalian, anggota Komite, Yujin, dan dua murid baru, segera ikut ke kantor." Tambahnya.

Hari pertama Sohyun dan Xinyu di SMA Jinyoung ternyata tidak membosankan seperti yang mereka pikirkan, baru jam 8 pagi, tapi insiden besar menimpa keduanya. Dalam hati, keduanya mendesah pelan, sepertinya hari-hari mereka tidak akan mudah. 

---------

Insiden pagi itu diselesaikan di ruang wakil kepala sekolah. Tidak ada yang menyembunyikan kebenaran saat ditanya tentang kronologi keributan. Wakil kepala sekolah juga mengonfirmasi bahwa Sohyun dan Xinyu adalah murid baru. Hal tersebut membuat Kim Minjeong berinisiatif meminta maaf kepada Sohyun. Xinyu sendiri dibawa ke ruang kesehatan karena nyeri di bahunya tidak berkurang. 

Sohyun pada awalnya ingin menemani, tapi dengan tindakan pemukulan tadi dia ditahan di ruangan itu bersama yang lainnya. Setelah mendapat permintaan maaf dari Minjeong, Sohyun juga meminta maaf kepadanya. 

Sedangkan untuk Yujin, gadis itu menolak untuk meminta maaf karena berpikir bahwa dialah yang dirugikan dari kejadian tersebut. Dengan tangan yang memegang tisu di bagian hidung, mata tajamnya menatap garang pada Sohyun. Yang ditatap tidak memerdulikan hal itu. Yujin dahulu yang mendorongnya hingga membuat bahu Xinyu sakit lagi. 

Wakil kepala sekolah bermarga Choi tersebut membubarkan mereka setelah memberi ceramah panjang, terutama pada Karina, yang dinilainya lalai kali ini. Kelompok tiga orang pergi meninggalkan Sohyun, dia harus pergi terlebih dahulu ke wali kelas mereka di ruang guru. 

Setelah diberi instruksi tentang kelas mereka dan tanda nama, Sohyun meminta izin untuk pergi menemui Xinyu di ruang kesehatan. Wali kelas mereka yang bernama Yoo Yeonjung atau Yoo Ssaem memberinya izin dan menyuruhnya kembali ke kelas di pelajaran kedua. Dia menyanggupi dan segera pergi.

The Words Didn't I Say - SOXIN's TripleSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang