18.

116 14 0
                                    

Sohyun akhirnya kembali ke rumah, setelah seminggu lamanya ia memilih untuk menginap di rumah sakit guna menemani Xinyu.

Langkahnya menuju ruangan yang berada tidak jauh dari kamar miliknya. Tanpa ragu dibukanya pintu itu. Kosong, tidak ada siapapun di sana.

Ingin segera keluar, sudut matanya menangkap tas di kursi meja belajar dan suara air dari kamar mandi. 'Sunghoon sedang mandi,' pikirnya.

Memutar kembali langkahnya menuju kasur di ruangan kembarannya, Sohyun bersandar pada kepala tempat tidur dan bermain ponsel.

Sekitar sepuluh menit, Sunghoon keluar dari kamar mandi dan menemukan Sohyun di dalam ruangan itu. "Kau pulang, akhirnya." Katanya kepada Sohyun.

"Bukankah diri mu yang tidak pernah pulang?" Balas Sohyun.

"Aku tidak pulang karena mempunyai alasan penting." Sunghoon berjalan menuju kursi meja belajar dan duduk di sana.

"Tidak seperti mu," tambahnya yang kini tengah tertawa puas setelah berhasil melemparkan handuk yang sebelumnya ia pakai, menutupi seluruh wajah dan kepala Sohyun.

Tidak terima dengan hal yang menimpanya, Sohyun segera berteriak, "Ya! Park Sunghoon!"

Handuk malang itu sudah berada di lantai karena dilempar asal oleh Sohyun, dirinya lalu bangkit menuju Sunghoon. Sunghoon yang sepertinya menyadari bahaya, segera mundur, tapi ia terjepit antara meja dan kursi.

"Ahh apa apa," ringisnya saat Sohyun memiting kepala Sunghoon menggunakan kedua tangan.

"Mian mian, apayo!" Sebelum Sohyun melepaskan, mengambil handuk di lantai dan melemparkan kembali kepada Sunghoon.

"Aishh jinjja, sakit sekali."

"Kau yang memulai duluan padahal," Sohyun tersenyum puas setelah berhasil membalas kejahilan saudaranya.

"Wae, kau pulang hari ini?" Tanya Sohyun yang sudah kembali mendudukkan dirinya di atas kasur.

Sunghoon yang masih mengusap lehernya, membalas dengan cepat, "Senin lusa sekolah sudah dimulai, aku mengambil beberapa buku dan seragam yang tertinggal."

"Jangan bilang padaku bahwa kau akan langsung kembali malam ini, tidak kan?"

"Ani, aku perlu membeli beberapa buku baru, kau besok harus menemaniku pergi." Nada yang dipakai bahkan tidak seperti sebuah permintaan tapi sebuah perintah. Sohyun berdehem menyetujuinya karena dia merasa sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama Sunghoon.

"Pergilah ke kamar mu, aku ingin tidur." Bukan bermaksud mengusir, tapi Sunghoon memang sudah sangat lelah dan jarum jam sudah menunjuk angka sebelas.

"Aku ingin tidur denganmu hari ini." Ucap Sohyun tidak mau dan bersiap merebahkan diri.

"Andwe, eomma akan memarahiku jika tau kau tidur disini. Naga Sohyun-ah," Sunghoon berucap dengan ngeri, dirinya masih mengingat saat Sohyun tidak sengaja tertidur di kamarnya waktu itu. Esok paginya, Sunghoon mendapat omelan dari Seola.

"Kalian sudah dewasa, tidak bisa tidur dalam satu ruangan lagi, jadi Sunghoon, eomma harap kau selalu mengingat ini dan juga mengingatkan kembaran mu." Begitulah perkataan Seola kala itu.

"Arraseo, jalja Sunghoon-ah."

"Hmm jalja," balasnya sambil mengacak pelan rambut Sohyun lalu menutup pintu dan berbaring untuk tidur.

—————————

Suasana damai tercipta di meja makan, tempat keluarga beranggotakan empat orang itu melaksanakan sarapan bersama. Makanan khas Korea menjadi pilihan Soobin hari ini.

The Words Didn't I Say - SOXIN's TripleSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang