16.

120 18 1
                                    

Tiga hari berlalu dengan cepat. Xinyu yang pada awalnya enggan dekat dengan Sohyun akhirnya mulai memaafkan gadis itu.

Tentang Zhou Xinhan, pada hari kedua setelah kematiannya, mau tidak mau Lu Ziyu memulai persiapan pemakaman. Hal ini karena setelah perhitungan tanggal kelahiran dan kematian, Zhou Xinhan hanya bisa dimalamkan di rumah duka selama sehari.

Setiap hari, Nyonya Zhou akan menemani Xinyu di rumah sakit untuk pemulihan. Tidak sendirian, dirinya biasanya ditemani oleh Sohyun, yang seharusnya sudah diperbolehkan pulang tapi dengan keras kepala tidak mau meninggalkan rumah sakit.

Melihat sang putri, dengan terpaksa Soobin dan Seola membiarkan Sohyun untuk tetap tinggal di rumah sakit, sesekali Soobin akan mengantarkan makanan untuk mereka semua.

Sohyun senang berada di sana, karena dia bisa berbicara dan bercerita dengan Lee Ji-Ah dan Xinyu. Walaupun saat berbicara dengan Xinyu dirinya harus berganti ke bahasa Inggris, Sohyun tidak mempermasalahkan. Justru karena inilah, dia berniat mempelajari bahasa Cina, agar nyaman saat berkomunikasi dengan Xinyu.

Seminggu berlalu.

Keadaan Xinyu semakin baik, dirinya sudah sedikit lebih bebas untuk bergerak, tidak seperti sehari setelah operasi berlangsung.

Besok, Xinyu dan Ibunya akan kembali ke Cina. Seharusnya tiket pesawat akan disediakan oleh asisten Tuan Zhou, tetapi Seola dengan paksa mengatakan bahwa biaya transportasi keduanya akan ditanggung olehnya.

Hanya ada Xinyu dan Lee Ji-Ah di dalam ruangan putih itu, ada Sohyun juga sebelumnya tapi dirinya saat ini sedang keluar untuk bertemu dengan temannya yang sering kali memaksa untuk mengunjungi dirinya, tapi ditolak dengan alasan bahwa dirinya baik-baik saja dan kedatangan mereka akan mengganggu istirahat Xinyu.

"Eomma, antarkan aku untuk bertemu dokter Kim, sudah dua kali aku melewatkan sesi terapi." Xinyu berkata kepada Lee Ji-Ah.

"Baiklah, ayo eomma antarkan."
Ucap ibu Xinyu lalu mengambil kursi roda yang ada di sudut ruangan.

Melihat pergerakan ibunya, Xinyu segera berkata, "Kakiku tidak terluka, aku bisa berjalan dengan dua kaki ku sendiri."

"Tidak apa, ini untuk mengurangi pergerakan mu, lebih baik menggunakan kursi roda." Bela Lee Ji-Ah.

"Baiklah, terserah eomma saja."

Xinyu lalu didorong ke arah lift untuk naik ke lantai 5, tempat ruangan dokter Kim berada. Keadaan di sana sudah sepi, hanya ada satu orang perawat yang menjadi asisten dokter Kim hari ini. Melihat Xinyu dan Nyonya Zhou, perawat itu langsung menyambut keduanya.

"Siang, Nyonya dan Nona Zhou, silahkan masuk. Dokter Kim sudah menunggu," sembari membukakan pintu untuk keduanya.

"Terima kasih." Ucap Nyonya Zhou, sopan.

Pada waktu yang bersamaan, di ruangan nomor empat lantai tiga.

Sohyun yang baru kembali dari mengantar teman-temannya pergi, disuguhi pemandangan kosong ruangan Xinyu. Mencoba memanggil Xinyu dan Ibunya, tapi tidak ada jawaban yang didapat.

"Xinyu? Kau di kamar mandi?"

"Bibi Ji-Ah?"

Setelah mengecek kamar mandi dan tidak menemukan siapapun, Sohyun langsung berlari keluar dan bertanya pada perawat.

"Bisakah aku tau ke mana pasien di ruangan 3.4?" Tanyanya pada salah satu perawat yang baru saja keluar dari ruangan lima.

"Maaf nona, sedari tadi saya berada di ruangan ini, sehingga tidak tau kemana pasien 3.4 pergi." Ucap perawat itu sambil menunjuk ruangan tempat dia keluar.

The Words Didn't I Say - SOXIN's TripleSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang