BAB 13 : Si posesif

1.5K 122 13
                                    

maaf, telat up. aku akhir akhir ini waktu nya mepet banget buat up, hehe. dan ini aku sempat sempatkan untuk melanjutkan cerita ini yang kadang mungkin bikin kalian menebak nebak alur cerita nya dan pusing karena tokoh tokoh nya, yang...gitu lah.

usahakan vomen nya☘


F O L L O W & K O M E N

****



Tiga hari kemudian...

Usai gista di rawat di rumah sakit. Gista sudah kembali pulih dan normal seperti biasa. Diri nya juga sudah bisa beraktivitas seperti semula. Hanya saja ia harus was was dengan bekas luka tusuk di pundak nya. Selama gista di rawat, rakha. Lelaki itu siang dan malam menemani gista di rumah sakit dan merwatnya dengan tulus. Sesekali gista berceloteh kepada rakha tentang ke muakkan diri nya yang terus terkurung di dalam rumah sakit yang bau obat obattan. Rakha hanya mendengar kan celotehan gista dan sesekali menanggapi nya.

Kini, gista berjalan menyusuri lorong lorong sekolah. Berniat datang lebih pagi untuk sekedar ke perpustakaan untuk meminjam buku PPKN untuk ia pelajari.

"Perpustakaan nya dimana, ya?" Gista menengok ke kanan kiri nya. Menghentikan langkah nya saat tak kunjung menemukan perpustakaan yang ia cari sedari tadi.

"Gue anak baru disini, ga hapal tempat." Gerutu gista lalu berniat melenggang pergi saja ke kelas nya untuk menunggu ketiga teman nya.

Namun, tiba tiba tangan kekar lebih dulu melingkar di pergelangan tangan nya dan menarik tubuh nya berputar arah ke arah yang menarik tangan gista.

"Rakha?" Pekik gista baru saja ingin melayangkan bogeman di rahang lelaki tersebut.

Rakha tersenyum hangat kepada gista. Ia sengaja datang pagi pagi untuk bisa bertemu dengan gadis kesayangan nya.

"Tonjok aja," tawar rakha saat gista tak jadi menonjok wajah nya.

"Ga mau. Luka kamu aja belum di obati." Tolak gista seraya menatap luka lebam di sudut mata dan bibir lelaki di hadapan nya.

Posisi mereka yang berdempetan dengan gista yang menubruk dada bidang lelaki di hadapan nya. Jantung gista tak karuan berdetak cepat. Rasa nya jantung nya ingin melompat jika terus berdekatan dengan rakha. Sama hal nya dengan rakha, ia tak kalah tegang berhadapan dekat dengan gista untuk yang pertama kali nya. Namun ia berusaha untuk tetap terlihat biasa saja.

"A-aku mau ke kelas." Ucap gista terbata bata lalu mengikis jarak di antara mereka.

"Cepet banget mau ke kelas. Masih pagi, sayang." Balas rakha langsung membuat gista mengatur nafas nya cepat cepat.

"Ga usah manggil sayang. Geli!" Elak gista walau hati nya berdisko di dalam.

Rakha sontak tertawa saat melihat kedua pipi gista yang bersemu merah. "Salting, yaaa?" Goda nya menaik turunkan alis nya.

"Apaan, enggak!" Gista menutupi wajah nya menggunakan telapak tangan nya.

Rakha terkekeh pelan lalu menyingkirkan pelan telapak tangan gista yang menutupi wajah gadis itu. "Ga usah di tutupin, nanti cantik nya ga keliatan."

"Apaansih, kha. Masih pagi. Mending obatin dulu tuh, luka kamu." Balas gista lalu menarik tangan rakha untuk duduk di bangku putih panjang di sana.

POSESIVE RAKHA [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang