CHAPTER 38

436 56 1
                                    

Fang Duobing tertidur di atas meja bertumpu pada tangannya. Ada banyak perkamen dan buku-buku resep pengobatan berserakan di atas meja.

"Tuan Muda.... Tuan Muda..." Panggil seorang Biksu Muda.

Merasa ada yang menepuk-nepuk pelan pipinya, Fang Duobing membuka matanya perlahan.

"Ah Biksu-"

"Apakah anda sudah menemukan apa yang anda cari?" Tanya biksu itu

Fang Duobing menggeleng dan tersenyum pahit. "Tidak..." Jawabnya lemah. "Maaf membuat perpustakaan kalian berantakan, aku akan membereskannya lalu pergi"

"Tuan Muda tidak usah sungkan, makan dan bersih-bersih lah terlebih dahulu sebelum pergi"

"Aah- apakah tidak merepotkan?" Ia merasa sungkan dan merepotkan kuil kecil ini.

"Tidak sama sekali Tuan Muda."

.
.
.
.
.
.



Kota Hantu

   Xie Lian tengah mengawasi keramaian dari atas lantai dua istana bersama HuaCheng. Ia merasakan sepasang lengan memeluknya erat.

"Apa yang menggangumu, Gege?" Tanya Huacheng menciumi puncak kepala Xie Lian.

"Aku tidak hanya merasakan keberadaannya, tapi juga mendengar doanya. Doa yang diselimuti keputusasaan dan kesedihan.San Lang perasaanku tidak enak kita harus menemuinya"

Xie Lian berbalik dan menatap Huacheng dengan tatapan yang penuh kekhawatiran.

Huacheng menghela nafas. "Pasti Gege, kita akan mencoba mencarinya"

"Lebih cepat lebih baik. Dia dalam bahaya. Kau juga tahu bom waktu dalam dirinya kan San Lang?" Tanyanya yg dibalas anggukan sang suami.

.
.
.
.
.






Manor Empat Musim

Zhou ZiShu duduk bersantai di salah satu anak tangga di dekat taman. Sambil memakan apel yang baru Wen Kexing petik untuknya.

Nyut.

Dadanya mendadak sesak, Zhou ZiShu dengan hati-hati memijat perlahan tepat di tempat rasa sakit itu berada.

'Dadaku sering sesak belakangan ini, mungkin ini karena stress' bisiknya pada diri sendiri.

Tiba-tiba Li Lianhua datang dan duduk di sebelahnya. Ia menarik tangan Zhou ZiShu

'Niang sakit karenaku' tulisnya.

Zhou ZiShu menghela napas,. berbohong pun sudah tidak bisa. Ia lalu menarik dan menggenggam erat tangan anak semata wayangnya itu.

Li Lianhua lalu kembali menulis pada telapak tangan Zhou ZiShu.

'Niang berhenti memikirkan ku'

Zhou ZiShu mengerutkan dahinya ketika Li Lianhua menulis kalimat itu di telapak tangannya.

"Anakku, orang tua akan selalu memikirkan anaknya, mereka tidak akan pernah berhenti untuk memikirkan anak mereka. Niang bahkan sebelum bertemu denganmu, di hati Niang selalu ada dirimu, selama dua puluh delapan tahun Niang memikirkanmu, membayangkan wajahmu, suaramu, bagaimana senyummu, apakah kau makan enak, apakah kau tidur nyenyak, apakah kau sakit atau sehat. Niang selalu memikirkanmu. Begitu juga ayahmu, sejak tau keberadaan dirimu dan menemukanmu, di kepalanya hanya ada dirimu dan Niang tentunya hehehe" Zhou ZiShu tertawa kecil.

"Intinya anakku sayang, meskipun kami tidak pernah merawatmu disaat kau bayi, tapi sekarang kami merawatmu. Sudah tugas kami, karena kau anak kami, darah daging kami, buah cintaku dan ayahmu" Zhou ZiShu menangkup wajah Li Lianhua dengan kedua tangannya.

"Ketika melihatmu kau benar-benar perpaduan sempurna dari kami berdua. Aku menyayangimu, ayahmu menyayangimu. Kami beginipun karena kami menyayangimu, aku dan ayahmu bisa membakar seluruh dunia, membunuh semua orang jika mereka berani menyentuhmu. Aku mengandungmu selama berbulan-bulan, tidak sempurna, tapi kau ada di perutku bersama-sama kita merasakan kesusahan. Aku bersedia menjadi pembunuh demi dirimu. Itulah orang tua, anakku"

Li Lianhua kembali menarik tangan Zhou ZiShu.

'Tapi aku mau Niang Sehat'

"Niang sehat, dan akan selalu sehat ketika Niang melihat wajahmu. Kau bernapas, sehat di depan kami, apalagi ketika kami melihat senyumanmu"

Zhou ZiShu masih melihat keraguan di wajah anaknya itu, dia membelai lembut pipi Li Lianhua.

"Jangan bersedih sayang, ini adalah tugas dan kewajiban orang tua"

"Xiao-er...."

Terdengar suara Wen Kexing yang memanggilnya dengan riang.

"Anakku yang cantik, istriku yang manis..." Dia menggoda.

"Ada apa?" Tanya Zhou ZiShu.

"Aku bosan, ayo malam ini menginap di desa dan melihat perayaan"

"Ada perayaan?"

Wen Kexing mengangguk. "Ayo kita melihatnya!" Wen Kexing lalu duduk disebelah Li Lianhua dan merangkulnya. "Xiao-er mau kan pergi bersama Die dan Niang?" Tanyanya.

Li Lianhua mengangguk dan memberikan senyum hangat pada Wen Kexing.

"Iih anakku mau!" Wen Kexing berkata dengan riang. "Ayo ayo!" Wen Kexing menarik Li Lianhua dengan tidak sabar.

"Sini A-Die gendong!"

"?????"

Li Lianhua melihat kearah Zhou ZiShu dengan panik.

Zhou ZiShu tertawa geli "Ikuti saja ayahmu"

Wen Kexing lalu membawa Li Lianhua berlari dengan girang.

"LAO WEN KAU JATUHKAN ANAKKU, AKAN KU PUKUL PANTATMU!"

CRIMSON LOTUS WANDERERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang