Ketiganya sampai di desa pada malam hari. Mereka menyewa satu kamar paling besar dan mewah di lantai dua. Tepat di balkon kamar, mereka bisa melihat pemandangan diatas langit. Mereka bisa mendengar hiruk pikuk para warga desa malam ini.
Wen Kexing menunjuk keramaian di bawah balkon mereka.
"A-Xu, Hua-hua ayo kita keliling desa!! pasti sangat seru dan banyak makanan enak!!"
Zhou ZiShu terlanjur duduk nyaman diatas kasur sambil memijat-mijat kakinya. Rasanya begitu nyaman membuatnya enggan melipir.
"Kau saja Lao Wen aku masih lelah" Jawab Zhou ZiShu membaringkan tubuhnya.
"Laopo, kau kenapa?" Wen Kexing bertanya dengan khawatir.
Zhou ZiShu menggeleng, "Hanya lelah, ya sudah sana kau pergi saja kalau mau pergi, aku istirahat sebentar"
Wen Kexing berpikir sejenak.
"Hua-hua saja yah yg ikut sama Die"
"????"
Li Lianhua menunjuk dirinya sendiri, bibirnya membentuk kata 'Aku?'
"Iya sayang, pergi berdua bersama ayahmu. Niang mau istirahat sebentar"
Wen Kexing merangkul lengan Li Lianhua. "Bunganya A-Die yang cantik, ayo pergi bersama Die!!" Wen Kexing tersenyum dan menarik Li Lianhua keluar.
Li Lianhua dan Wen Kexing melirik kedai makanan yang beragam. Begitu terang dan ramai dari banyaknya orang berkerumun bermain permainan sederhana, membeli cemilan, atau bahkan bingkisan.
"Hua-hua mau beli apa? Nanti A-Die belikan" Tanya Wen Kexing menepuk kantong kecil di tangannya.
Li Lianhua melihat sekeliling dan matanya tertuju pada sebuah kedai jajanan kecil di sebelah toko perhiasan.
Tangannya menunjuk kearah kedai itu, tepat ke arah toples yang berisikan permen susu yang sangat banyak. Wen Kexing mengikuti jari Li Lianhua dan melirik kearah kedai itu.
"Pasti mau permen kan?" Pria itu mencubit gemas pipi anaknya membuat empunya mengangguk dengan malu-malu.
"Hua-hua mau permen susu nya berapa?" Tanya Wen Kexing
Li Lianhua menarik tangan Wen Kexing
'Terserah'
"Tuan bungkus semuanya" ucap Wen Kexing dengan semangat.
"Semuanya Tuan!?" Penjual itu menatapnya tidak percaya.
"Iya semuanya anakku sangat suka permen"
"Terima kasih banyak Tuan!!" Penjual itu membungkuk berkali-kali.
"Huahua Niangmu kita belikan arak beras saja, bagaimana?" Tanya Wen Kexing.
Li Lianhua mengangguk menyetujuinya. Sementara matanya tertuju pada kedai yang menjual pernak-pernik. Ia melihat ada sebuah topeng kayu pahatan tangan dan seketika teringat suaminya.
Fang Duobing pernah membuatkannya topeng kayu untuk dipakainya saat menyelidiki kasus. Senyum merekah diwajahnya mengingat petualangan mereka yang seru dan beragam.
"Lihat itu rambutnya putih semua, dia anaknya dari Tuan yang membawa kipas itu. Kasihan ayahnya, anaknya lebih dulu menua dibanding ayahnya" sayup-sayup ia mendengar seorang wanita membicarakannya.
"Iya dia juga bisu... Kasihan sekali ayahnya memiliki anak cantik tapi cacat. Seperti boneka rusak" balas pria disebelahnya.
Mendengar perkataan itu membuat Li Lianhua meremas hanfunya tanpa sadar. Ia berniat pergi namun Wen Kexing menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRIMSON LOTUS WANDERERS
Fanfictionketika Wen Kexing bangun setelah koma selama puluhan tahun, dan mendapati berita dia memiliki seorang anak. disaat itu juga dia memaksakan dirinya untuk menemukan anaknya yang telah lama hilang itu