Wen Kexing tengah bermain weiqi (catur cina hitam putih) bersama Hulijing di gazeboo di taman belakang. Hari ini cuaca sedikit mendung dan berangin.
Keduanya terlihat sangat fokus, Wen Kexing menatap penuh konsentrasi Goi-shi (biji-biji catur) di depannya. Sedangkan Hulijing terus mengurungkan niatnya untuk mengambil langkah.
"Xiao Huli, ayo kenapa ragu?" Wen Kexing bertanya.
Hulijing tersenyum malu, "Itu paman Wen, kau membuatnya terlihat semakin sulit"
"Hmm Xiao Huli paman kira sudah belajar banyak dari A-Fei, ternyata masih belum mahir juga"
"Eheheheh maaf..."
Zhou ZiShu berjalan sembari membawa sebuah nampan berisi teh hangat yang baru saja ia rebus dan kue yang baru saja diangkat dari kukusan.
"Xiao Huli jangan lawan dia, dia sangat licik. Lebih licik dari rubah asli sepertimu"
Mendengarnya justru membuat Wen Kexing tersenyum bangga.
"Biar Paman Zhou saja yang melawannya, Huli makan dulu"
Zhou ZiShu membantu Hulijing untuk bangkit dari tempat ia duduk. Perutnya yang semakin membesar membuat dirinya lebih kesusahan untuk bergerak.
"Perlahan Nak" Zhou ZiShu berkata lembut. "Apakah kau butuh bantal untuk duduk?"
Hulijing menggeleng. "Tidak paman Zhou. Terima kasih"
Tidak lama kemudian, Di Feisheng berjalan mendatangi mereka. Dia mendekati Hulijing, tangannya membelai rambut rubah menggemaskan itu.
"Bagaimana perasaanmu, apakah ada yang tidak nyaman?" Tanyanya
Hulijing menggeleng. "Tidak ada" jawabnya
"A-Xu, apakah Hua-hua belum kembali juga?" Tanya Wen Kexing.
"Belum....mungkin dia masih dalam perjalanan"
"Memangnya dia kemana Paman Wen?" Kali ini Hulijing yang bertanya
"Paman Zhou-mu ini menyuruhnya untuk membeli beberapa bahan obat-obatan dan bahan makanan untuk kita" Jawab Wen Kexing.
Di Feisheng berpikir sejenak. "Biar aku jemput saja Tuan Wen"
Tatapan Wen Kexing dan Zhou ZiShu langsung tertuju pada Di Feisheng.
"Aku memang ingin ke Desa untuk mengirimkan surat pada Lu Wan di Jinyuan, mungkin jika kami bertemu aku bisa sekalian menemaninya pulang"
"Apakah terjadi sesuatu di Aliansi, A-Fei?" Tanya Hulijing.
Di Feisheng menggeleng. "Hanya melakukan sebuah pemeriksaan kecil"
Wen Kexing dan Zhou ZiShu saling bertukar pandang.
"Ya sudah kalau memang kau ingin pergi" Zhou ZiShu berkata.
Di Feisheng mengangguk. "Baik kalau begitu, aku pamit. Tuan Zhou, Tuan Wen"
Dan setelah itu Di Feisheng berjalan pergi meninggalkan Manor Empat Musim.
Zhou ZiShu berjalan mendekati Hulijing yang masih mengunyah dengan lahap kue yang baru di kukus olehnya.
Hulijing menatap Zhou ZiShu, dia memberikan senyuman manisnya pada Zhou ZiShu.
Melihat senyuman itu membuat hati Zhou ZiShu mencair, dia membelai lembut kepala Hulijing.
Di Feisheng sebenarnya tidak ingin mengirimkan surat apapun, dia melakukan semua itu tanpa sadar. Jauh di dalam hatinya, ia masih ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama Li Lianhua.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRIMSON LOTUS WANDERERS
Fiksi Penggemarketika Wen Kexing bangun setelah koma selama puluhan tahun, dan mendapati berita dia memiliki seorang anak. disaat itu juga dia memaksakan dirinya untuk menemukan anaknya yang telah lama hilang itu