CHAPTER 40

403 54 4
                                    

Tiga bulan kemudian


  Li Lianhua tidak tenang dalam tidurnya. Keringat dingin mengucur di dahinya, matanya tertutup namun dirinya menggeliat tak nyaman.

'Tenang Xiaohua aku akan kembali...'

Kedua mata Li Lianhua langsung terbuka lebar dan napasnya tersengal. Ia duduk di atas kasur memijat-mijat pelan dadanya yang sesak. Ia beranjak dan mengambil segelas air lalu menenggaknya hingga habis.

Di kegelapan malam matanya melihat ke sembarang arah. Hingga tertuju pada lemari baju Fang Duobing. Li Lianhua menatap hanfu berwarna biru itu, mengambilnya dan mulai menciumi aroma suaminya yang masih menempel padanya.

Li Lianhua lalu memakainya hanfu Fang Duobing sebagai mantel dan berjalan keluar dari kamarnya. Ia terus berjalan menembus kegelapan malam menuju taman tempat dimana ia biasa duduk berdua dengan Fang Duobing. Li Lianhua duduk seorang diri menatap ke atas, melihat bulan purnama yang masih tinggi lalu memeluk dirinya sendiri.

'Kita selalu melihat bulan purnama bersama-sama sejak pertemuan pertama kita. Tidak pernah kita melewatinya sama sekali, Fang Xiaobao... Xiaobaoku kau kemana? Apakah kau akhirnya meninggalkanku dan mencari seseorang yang lebih baik dariku?' batinnya.

Tiba-tiba Li Lianhua merasakan sebuah sentuhan yang familiar di pundaknya.

"Benar saja perasaanku tidak enak dan ternyata kau seorang diri disini" ucap Zhou ZhiSu pelan.

Li Lianhua tersenyum padanya. Zhou ZiShu menggenggam tangan Li Lianhua

"Nak tanganmu dingin, kenapa keluar malam-malam begini?" Ia bertanya dengan cemas.

Mata Zhou ZiShu tertuju pada hanfu Fang Duobing yang dikenakan Li Lianhua dan dia menghela nafas berat

"Kau merindukan suamimu?"

Li Lianhua mengangguk pelan.

"Tidak apa-apa itu normal, dia sudah tiga bulan pergi tanpa kabar, semoga saja dia membawa kabar baik ketika kembali"

Li Lianhua menarik tangan Zhou ZiShu dan mulai menulis.

'Aku tidak masalah jika tidak sembuh asalkan dia kembali padaku, tapi jika dia memang ingin pergi aku juga masalah'

"Aiyoo mana bisa begitu dia akan kembali padamu atau ku cincang dia!"

Li Lianhua tertawa geli. Pria itu duduk di samping Lianhua dan membelai lembut kepala anak semata wayangnya itu.

"Hua-er, Niang sangat rindu suaramu"

Li Lianhua menunduk.

'Maaf' Tulisnya pada telapak tangan Zhou ZiShu.

Zhou ZiShu menggeleng. "Tidak apa-apa Nak, Niang tidak pernah menyalahkanmu"

Zhou ZiShu menarik tangan Li Lianhua "Ya sudah ayo tidur. Hua-hua mau tidur di kamar sendiri atau bersama Niang dan A-Die?"

Li Lianhua menunjuk Zhou ZiShu.

"Ayo"








   Fang Duobing masih terus berjalan di kegelapan malam. Tiga bulan berlalu namun tidak membuahkan hasil sama sekali. Ia selalu berdoa untuk kesembuhan Li Lianhua di setiap kuil yang ia temui.

Dirinya memutuskan untuk beristirahat dan bersandar pada sebuah pohon besar. Menghela napas berat, wajahnya pucat, kulit di bawah matanya terlihat menghitam khas orang kurang tidur.

Fang Duobing merogoh kantung bajunya, dan menarik kantong kecil miliknya. Di dalam kantung wewangian itu ada potongan rambut Li Lianhua. Fang Duobing mencium lembut potongan rambut istrinya itu dan menghirup aroma Li Lianhua yang tertinggal.

Sama seperti namanya, Li Lianhua selalu beraroma segar khas bunga lotus yang baru mekar dengan bau herbal yang tipis-tipis.Fang Duobing menatap sendu pada rambut Li Lianhua yang berada di tangannya.

"Xiaohua aku merindukan aroma tubuhmu yang segar, senyumanmu, mata rubahmu. Namun yang paling aku rindukan adalah suaramu. Jika aku kembali sekarang aku tidak akan pernah bisa mendengar suaramu lagi"

Angin malam mulai menerpa kulit Fang Duobing, membuat dirinya mengigil.

"Gawat! Sepertinya akan hujan. Desa ini terlihat asing dan sunyi dimana aku haru beristirahat?"

Dia lalu berlari dengan kencang berharap bertemu penduduk atau rumah. Tapi sayangnya tidak ada. Kilat mulai menyambar di angkasa, suara guntur juga mulai terdengar dari jauh membuat Fang Duobing semakin panik.

"Bagaimana ini?!"

Dia memfokuskan matanya pada sebuah bangunan di depan jalan.

"Apakah itu rumah?"

Kaki-kaki Fang Duobing membawanya untuk berlari ke arah rumah itu. Semakin dekat semakin jelas pula penampakan bangunan itu, itu adalah bangunan rumah reot dengan tulisan.

"Kuil Xian Le"

"Kuil? Rumah reot ini sebuah kuil?!" Fang Duobing berbisik. "Ck! Lupakan! Yang penting bisa berteduh!"

Fang Duobing akhirnya masuk ke dalam kuil itu, keadaannya sangat gelap seakan-akan sudah lama tidak di kunjungi orang. Namun ada satu yang menarik perhatian Fang Duobing.

Sebuah lukisan seseorang yang nampaknya Pangeran dengan topeng dan pedang, Fang Duobing menatap lukisan itu tanpa berkedip.

"Siapa Pangeran ini, dia terlihat cantik mengingatkanku pada Li Lianhua ketika masih menjadi Li Xiangyi?" Fang Duobing berkata takjub.

"Apakah dia Dewa kuil ini? Kalau begitu aku akan berdoa padanya"

Fang Duobing merapatkan kedua tangannya dan memejamkan matanya.

"Dewa aku datang disini untuk berdoa untuk istriku, sembuhkanlah dirinya, berikanlah aku jalan untuk menyembuhkan dirinya, aku tidak sanggup melihatnya menderita.
Dewa aku sangat menyayangi dirinya, aku rela menukar apapun untuk istriku"

Tiba-tiba sebuah cahaya emas yang menyilaukan menusuk matanya. Fang Duobing hampir tidak bisa melihat apapun di depannya, tangannya terus menutupi kedua matanya.

Tapi perlahan sinar itu mulai redup, dari dalam ledakkan cahaya itu.  Seseorang berjalan mendekat. Ia mengenakan pakaian serba putih dengan perban yang menutupi seluruh tubuhnya, rambutnya panjang, dan yang pastinya dia terlihat sangat cantik.

Fang Duobing langsung mengalihkan pandangannya pada lukisan dewa di dinding dan dia memekik.

"BUKANKAH KAU DEWA YANG DI DINDING!"

Dari balik pria itu terlihat seseorang yang menjulang tinggi berjalan bersama dirinya. Berbeda dengan pria putih yang memiliki wajah ramah dan senyum manis, pria jangkung itu memiliki wajah yang dingin dan datar.

Fang Duobing masih membatu menatap keduanya yang sekarang berada di depannya.

"H-hai!" Sapanya

"K-kau De-Dewa?!" Pekik Fang Duobing

Pria putih itu tersenyum malu "Bisa dibilang begitu"

CRIMSON LOTUS WANDERERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang