09

1.3K 111 0
                                    

Pagi ini Donghyuck kembali mengeluh karena rasa kopi yang ia minum tidak sama dengan biasanya. Ia bahkan melempar beberapa kali cangkir kopi tersebut membuat bibi Kim teringat akan sikap nyonya Lee saat Renjun membuatkan teh untuknya.

"Aku tidak mau tau pokoknya kau harus membuat dengan yang sama persis seperti yang Renjun buat."

"Maaf tuan tetapi kami sudah berusaha membuatnya semirip mungkin. Tidak ada yang berkurang atau bertambah dari takaran yang telah nyonya beri tahu"

"Ini masih tidak sama bibi Kim!"

Cangkir yang berisi kopi panas tersebut kembali di lempar oleh Donghyuck, setelahnya ia berdiri dan menyambar jas yang ada di kursi melenggangkan kakinya menuju mobil tanpa berpamitan dengan nyonya Lee. Biasanya jika Donghyuck lupa berpamitan maka Renjun akan menahannya tetapi kali ini tidak ada yang menahan tindakan Donghyuck, nyonya Lee menghela nafasnya pelan makannya jadi tidak berselera selain karena kejadian barusan, rasa dari masakannya sangat berbeda.

"Bibi Kim, sudah memberi susu untuk Chenle?"

"Belum nyonya, saya baru akan memberikannya"

"Kemari biar aku saja"

Nyonya Lee mengambil botol susu yang ada di genggaman bibi Kim lalu berlalu menuju kamar cucunya, ia tersenyum saat melihat Chenle sudah membuka matanya. Nyonya Lee menggendong Chenle, membawanya menuju balkon lalu duduk di sana. Ia membuka pakaian Chenle untuk menjemur badan bayi tersebut seraya memberikannya susu.

"Jadi anak baik ya sayang, aku akan menyayangimu sepenuh hatiku karena hanya kau yang akan menjadi penerus dari baba mu, anak perempuan tidak akan bisa mengurus perusahaan dengan baik tetapi anak laki laki pasti akan mengurusnya dengan sebaik baiknya"

Nyonya Lee tersenyum menatap Chenle yang meminum susunya dengan tenang. Ia jadi tidak sabar dengan pernikahan Donghyuck dan Jimin yang akan berlangsung minggu depan, ia tidak sabar melihat Jimin yang akan menggendong cucu nya nanti.

𓇢𓆸

Renjun keluar dari kamarnya setelah selesai bersiap, ia berjalan menuju dapur dan melihat Nara yang sedang memasak.

"Kalian sudah belanja? Dapat uang dari mana?"

"Kemarin nyonya besar memberikan Iseul uang, kata Iseul uang tersebut lebihnya sangat banyak jadi dia bisa membeli beberapa bahan makanan untuk satu minggu ke depan nyonya"

"Jangan panggil aku nyonya, panggil gege saja. Maaf aku tak bisa membayar kalian setara dengan apa yang ibu berikan pada kalian, aku pun belum menentukan akan bekerja atau membuka usaha untuk melanjutkan kehidupan kita semua"

Iseul yang mendengar itu lalu menghampiri Renjun dan duduk di sampingnya.

"Gege, kami tidak dibayar pun tak apa, kami sudah mendapatkan tempat tidur dan sesuap nasi saja sudah bersyukur. Ini keputusan kami berdua untuk ikut denganmu"

"Benar kata Iseul ge, kami juga bisa bekerja di lain tempat gege tidak usah khawatir"

Iseul mengambil sebuah kartu lalu memberikannya pada Renjun.

"Ini kartu dari nyonya Lee, beliau bilang gege bisa menggunakan ini untuk apa saja"

Renjun tertegun dan menerima kartu tersebut, kenapa mantan ibu mertuanya melakukan ini padanya? Kenapa ia masih perduli terhadap kehidupannya, apa karena ada Minji yang bersamanya? Bukankah dia tidak menyukai cucu perempuan?

DIVORCE [HYUCKREN DONGREN] {END✅}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang