Satu tahun berlalu dengan begitu cepat, Donghyuck menjalani hari harinya dengan berat. Ia terus merindukan kehadiran Huang Renjun di sisinya tetapi ia selalu terlihat kuat di depan semua orang terutama Chenle putranya yang sudah berusia satu tahun.
"Chenle ayo makan sayang, jangan seperti ini ya"
Nyonya Lee mengerang frustasi karena Chenle yang sulit makan sedari kemarin, ia menghela nafasnya lalu menatap Jimin yang seolah olah tidak terganggu oleh apapun.
"Jimin bisa tolong ibu untuk menyuapi Chenle? Siapa tau dia mau kalau kau suapi"
"Tidak, aku tengah mengandung ibu aku takut perutku di tendang olehnya"
Nyonya Lee kembali berusaha untuk menyuapi Chenle namun kini bayi itu malah berteriak histeris membuat semua yang ada di situ terkejut, nyonya Lee kesal ia melempar mangkuk tersebut ke arah Chenle membuat bayi tersebut semakin histeris. Donghyuck yang mendengar itu segera berlari menuju ruang makan karena sebelumnya ia berada di taman belakang tengah menikmati kopi di pagi hari miliknya.
"Apa yang terjadi?!"
"Putramu sulit sekali untuk di suruh makan! Aku pusing Donghyuck! Seingatku Minji dulu tidak pernah seperti ini dan dia juga. Dia tidak mau ikut mengurus putramu!"
"Aku sedang mengandung cucumu perlu kau ingat nyonya dan aku tidak mau mengurus anak yang bukan darah dagingku sendiri!"
Jimin geram ia bangkit dari duduknya dengan sedikit kesulitan karena kehamilannya yang sudah menginjak bulan ke sembilan, hanya tinggal menunggu beberapa hari lagi ia akan segera melahirkan dan pergi dari rumah ini. Jujur saja Jimin juga muak lama lama tinggal di sini, menikah tapi seperti tidak menikah. Donghyuck menghampiri Chenle membersihkan wajahnya dari cipratan makanan yang barusan di lempar oleh nyonya Lee. Donghyuck duduk di hadapan Chenle, ia membuka ponselnya menunjukkan wajah Renjun pada Chenle.
"Ini mama, kau harus mau makan ya. Nanti kita bertemu dengan mama, okay?"
"Maaa~"
"Iya mama, ini mama. Chenle harus mau makan ya. Bibi Kim tolong berikan aku makanan Chenle yang baru"
Bibi kim menyerahkan mangkuk berisi makanan milik Chenle lalu Donghyuck mulai menyuapi Chenle dengan ponsel yang senantiasa menyala menampilkan wajah Renjun di sana.
"Kenapa kau malah menunjukkan foto Renjun pada nya?"
"Karena dia anak Renjun, aku tidak mau Chenle kehilangan ingatan akan ibunya. Aku akan terus menunjukkan foto Renjun pada Chenle dan aku juga akan terus memperdengarkan suara Renjun pada Chenle"
Nyonya Lee menghela nafasnya lalu bangkit dari duduknya dan meninggalkan Donghyuck bersama Chenle di ruang makan tersebut.
"Bibi Kim tolong siapkan keperluan Chenle aku akan membawanya ke Daegu hari ini"
"Bibi ikut juga tuan?"
"Tidak usah, bibi di rumah saja. Setidaknya masih ada orang yang benar jikalau terjadi sesuatu pada Jimin nantinya"
"Baik tuan, bibi akan menyiapkan keperluan tuan muda Chenle dulu"
Donghyuck tersenyum menatap Chenle yang perlahan mulai tenang dan menghabiskan makanan yang ada di mangkuknya. Setelah itu Donghyuck membersihkan sekitaran mulut Chenle lalu membuka celemek yang melingkar di leher Chenle lalu menggendongnya.
"Kita akan ke Daegu hari ini, kau ikut bersama baba ya"
Donghyuck menerima tas dari bibi Kim lalu ia berjalan ke arah mobilnya dan mendudukkan Chenle di baby car seat miliknya. Donghyuck juga menyimpan tas milik Chenle di samping bayi itu. Lalu ia sedikit berlari memasuki pintu kemudi dan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVORCE [HYUCKREN DONGREN] {END✅}
FanficCinta kita di restui oleh tuhan namun tidak dengan ibumu tuan - Renjun M-PREG!!!