Renjun baru saja mengistirahatkan tubuhnya di atas kasur miliknya dan Donghyuck. Ia memijat sedikit kakinya yang terasa sangat pegal, Donghyuck yang baru selesai membersihkan dirinya menghampiri Renjun lalu ikut memijat kaki istrinya tersebut.
"Tidak usah, kau lelah baru pulang bekerja kan"
"Kau juga lelah seharian mengerjakan pekerjaan rumah, jangan terlalu lelah sayang. Ingat saat ini kau tengah mengandung"
"Iya Donghyuck aku berusaha tidak akan kelelahan setelah ini, terima kasih sudah mau memijat kaki ku"
"Tidak usah berterimakasih padaku seperti itu" Donghyuck mengecup kening Renjun dengan dalam lalu mengelus pipi berisi milik istrinya tersebut, Donghyuck yang gemas langsung memeluk Renjun dan menghujami pipi Renjun dengan kecupan basah
"Astaga Hyuck basah semua pipi ku"
"Kau sangat cantik dan menggemaskan dalam satu waktu. Aku benar benar mencintaimu Huang Renjun ah tidak Lee Renjun"
Bukannya tersenyum atas ucapan Donghyuck, Renjun malah menangis saat ini membuat Donghyuck panik seketika lantas memeluk istrinya dengan erat membuat tangis Renjun semakin kencang. Donghyuck yakin pasti ada sesuatu yang salah dengan dirinya, ibunya pasti mengatakan hal hal yang membuat Renjun sedih sampai seperti ini. Donghyuck akan menanyakan hal ini pada ibunya.
"Aku membuatmu sedih?"
Donghyuck merasakan gelengan kepala dari Renjun dalam pelukannya lalu ia merasakan Renjun yang mengeratkan pelukan keduanya. Donghyuck hanya bisa diam seraya menenangkan istrinya.
Renjun melepaskan pelukan keduanya lalu mengusap air mata yang masih tersisa di pipinya. Donghyuck mengecup pelipis Renjun lalu pamit untuk melihat ibunya sebentar.
"Ibu"
Donghyuck membuka pintu kamar nyonya Lee, terlihat nyonya Lee yang tidak nyaman dari tidurnya lalu ia mendekat dan menyentuh dahi nyonya Lee.
"Panas"
Donghyuck segera kembali ke kamarnya dan memberitahu Renjun kalau nyonya Lee sakit, Renjun lantas kembali turun ke lantai satu untuk membawa beberapa obat serta peralatan untuk mengompres. Renjun masuk ke dalam kamar nyonya Lee lalu menyiapkan obat yang harus di minum.
"Ibu bangun lah sebentar, minum terlebih dahulu obat ini agar tidur ibu nyenyak"
Nyonya Lee hanya membuka matanya, ia melihat Renjun dengan wajah paniknya berusaha untuk menbantunya bangun. Nyonya Lee menurut untuk meminum obat yang diberikan oleh Renjun setelah itu Renjun kembali membaringkan nyonya Lee dan mulai mengompresnya. Renjun menatap Donghyuck yang masih berdiri di situ lalu menghampirinya.
"Ayo kembali ke kamar, tidak usah khawatir demamnya tidak terlalu tinggi. Aku sudah memberikan ibu obat yang cocok, aku juga akan rutin mengecek dan mengganti kompresan ibu"
Donghyuck mengangguk, menuruti perintah istrinya untuk beristirahat di kamar keduanya.
Alhasil semalaman itu Renjun terus terbangun untuk mengecek keadaan nyonya Lee dan mengganti kompresan yang melekat pada dahinya. Renjun melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 5 pagi, ia langsung menuju dapur untuk menyiapkan sarapan seraya membawa peralatan bekas mengompres nyonya Lee semalam.
"Nyonya biarkan bibi dan Iseul saja yang memasak dan mengerjakan hal yang lainnya. Nyonya istirahat saja ya"
"Tidak apa apa bibi Kim, aku ingin membuat bubur untuk sarapan pagi ini karena kesehatan ibu yang kurang baik"
Renjun mulai menyiapkan berbagai bahan untuk membuat bubur tersebut di bantu oleh bibi Kim, sementara Iseul mengerjakan hal yang lainnya.
"Apakah Nara masih sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVORCE [HYUCKREN DONGREN] {END✅}
Fiksi PenggemarCinta kita di restui oleh tuhan namun tidak dengan ibumu tuan - Renjun M-PREG!!!