Selama beberapa hari, media Emmaly memberitakan kembalinya pewaris klan Asawathewathin. Setiap outlet membicarakan topik yang berbeda, termasuk informasi pribadi tentang Kanin, seperti apa yang dia suka makan dan apa yang tidak, atau warna favoritnya.
Setelah sekian lama tinggal di luar negeri, sekembalinya ia tak terhindarkan lagi catatan tentang sejarah ibu dan ayahnya akan tersebar. Beberapa kantor berita bahkan menayangkan video pernikahan Pangeran Tharin lebih dari dua puluh tahun lalu, yang menuai berbagai kritik.
Penampilan media pertama Kanin sebagian besar positif. Kebanyakan orang mempunyai pendapat yang baik tentang pewaris Asawathewathin. Ditambah lagi, mereka mengira dia adalah pria yang sangat baik, dan banyak orang lain bahkan mengatakan bahwa mereka mengaguminya.
Namun sebagian masih meragukan asal usulnya. Beberapa orang fokus pada teori konspirasi bahwa Asawathewathin tidak ingin kehilangan kesempatan untuk bersaing memperebutkan posisi tersebut, sehingga mereka harus mengatur munculnya ahli waris palsu dan memintanya bersaing memperebutkan gelar Raja Agung.
Curiga dengan informasi tentang keluarga kerajaan yang baru saja terungkap, beberapa media berinvestasi melintasi langit, laut, dan darat untuk mencapai London guna menghubungi dan mewawancarai rekan-rekan pangeran muda. Beberapa media sangat tertarik dengan kemampuan olahraga mereka sehingga mereka juga mewawancarai para pelatih.
Bisa dibilang siapapun yang menyalakan televisi saat itu pasti akan melihat berita tentang Pangeran Kanin Asawathewathin beserta berita perebutan gelar Raja Agung.
Di dalam kamar tidur utama rumah Phitakdeva, suara samar televisi terdengar di latar belakang. Begitu orang-orang mulai membicarakan Pangeran Asawathewathin, pemilik tangan panjang kurus yang memegang pena mengalihkan perhatiannya.
Sosok jangkung, mengenakan piyama satin biru tua, dengan garis leher rendah yang memperlihatkan dada kokohnya, mendongak sedikit dari tumpukan dokumen. Di bawah kacamata, si mata elang menatap wajah narasumber, sambil menangkap dengan penuh minat informasi yang keluar dari mulut orang di layar televisi.
"Kanin sangat bagus. Seingatku, dia telah menjadi pemain anggar sejak dia masih kecil. Setiap kali kami bertemu, dia membawa pedang untuk berlatih di klub."
"Pangeran Kanin kan? Ahhh iya Kanin, dia adalah teman yang sangat baik, kalau tidak dia cukup normal. Apa lagi yang bisa aku katakan? Itu saja, cukup, kamu bisa berhenti mengikutiku."
Gambar pelatih dipotong oleh seorang pria muda berambut emas. Charan menyaksikan pemuda itu berbicara kepada media sambil tergagap. Tiba-tiba, pikirannya mengumpulkan kenangan malam itu.
Pemuda itu adalah Paul... sahabat pangeran muda. Orang yang sama yang mendorongnya untuk menggoda sahabatnya di bawah banyak ancaman.
Beberapa laporan media sampai ke telinga Charan sebelum dia sadar kembali. Saat itulah, di layar, gambar seseorang yang sudah seminggu tidak kulihat muncul.
Wajah tampannya membuat pria jangkung itu tanpa sadar memikirkan sesuatu. Dia menghela nafas hangat dan agung. Akhirnya Charan memutuskan untuk mengambil remote control yang ada di dekatnya dan mematikan televisi. Ia meraih pulpennya dan kembali mencoba memperhatikan tumpukan dokumen di hadapannya.
Namun sebelum dia bisa melakukan apa pun, telepon di sebelahnya berdering. Dengan cepat, Charan mengangkat pengeras suara begitu dia melihat nama kontak di layar.
"Apa yang terjadi, apakah ada sesuatu yang penting?" Pemimpin keluarga Phitakdeva melepas kacamatanya dan meletakkannya di atas meja. Sosok jangkung itu bersandar di kursi, seolah ingin bersantai, meski ketegangan di wajahnya menunjukkan sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Next Prince (END)
RomanceNegara Emmaly terkenal dengan kelimpahannya, baik melalui darat maupun air. Emmaly diperintah oleh monarki dan dibagi menjadi lima wilayah dan pemimpin. Menurut hukum kerajaan, setiap daerah harus mengirimkan ahli warisnya untuk bersaing menjadi raj...