31

159 27 12
                                    

"Bener juga ya, sejak kejadian hobi itu jieun gak pernah lagi dateng kerumah ini, biasanya pagi - pagi buta dia udah disini buat beres - beres dan nyiapin sarapan" yoongi

"Terakhir kita ketemu dia malem itu ajah, selebihnya dia gak pernah dateng lagi! Apa yang bong gu bilang itu bener, kalau saudara laki-laki nya lah yang membunuh orang-orang yang tinggal di rumah ini?" Jungkook.

Wajah Taehyung pun semakin terlihat frustasi, namun ia tak mungkin menghindari masalah ini, sejujurnya dari lubuk hatinya yang paling dalam, ia ingin pergi saja dari rumah ini dan melupakan semua nya namun tidak bisa, karna ini adalah rumah peninggalan nenek nya dan berarti sangat penting juga baginya.

Malam terus berlalu, kelelahan fikiran membuat mereka terlelap di ruang tamu hingga pagi menjelang.

Tok...

Tok...

Tok...

Suara ketukan pintu membuat yoongi terbangun.
"Hmmm..." yoongi pun berusaha membuka matanya dan berjalan perlahaan menuju pintu utama itu.

"Permisi tuan" Ujar seorang gadis yang wajahnya nyaris mirip dengan mantan kekasihnya.

"Jieun" ujar yoongi yang masih berusaha  mengusir rasa kantuk nya "Ada apa?" Lanjut nya

"Maaf tuan, mulai hari ini dan seterusnya aku tidak dapat bekerja di rumah ini lagi, aku ingin ke kota untuk melanjutkan sekolah" jelas jieun.

"Tentang itu, aku tidak bisa memutuskan apapun, kau bicara langsung saja pada Taehyung" yoongi.

"Bisa tolong sampaikan saja pesan ku ini?" Mohon Jieun.

"Gak bisa!" Tegas yoongi.

"Aku mohon!!" Lirih jieun.

"Aku tidak punya wewenang menyetujui keputusan mu, karna kamu bekerja pada Taehyung bukan aku! Jadi bicaralah padanya" jelas yoongi.

"Huh, baiklah" sendu Jieun.

"Hmm, jieun.. ada yang ingin aku tanya kan" yoongi.

"Iya tuan, silahkan tanya" jieun.

Yoongipun mengajak jieun untuk sedikit menjauh dari pintu.

"Tentang hal - hal yang terjadi di rumah ini, aku rasa kau yang paling tau! Bong gu kemarin sudah menjelaskan beberapa hal yang ia tau tentang beberapa kejadian di rumah ini" jelas yoongi, wajah jieun pun mulai terlihat cemas dan ia pun merasa gugup tak berani menatap yoongi.

"A... soal itu..." jieun

"Hmmm...???" Yoongi pun melongok sedikit ke wajah jieun, mencoba memberi respon bahwa ia ingin sebuah penjelasan. Mata jieun pun mulai melirik kekanan dan ke kiri, menunjukan kebingungan nya harus bicara apa pada yoongi, jieun pun merasa canggung dan cemas.

"Sebenar nya...." Jieun merasa gugup

"Sebenarnya, ibumu adalah dalang dari semua kejadian di rumah ini dan kakak mu adalah pelaku pembunuhan nya" Tegas yoongi.

"Hah?????" Mata Jieun pun sontak menatap yoongi, jantung nya berdegup kencang dan suhu tubuhnya tiba-tiba menurun. "Ke...kenapa..k..kau b...b..bicara seperti itu tuan??" Jieun terbata.

"Jadi benar???" Yoongi menatap tajam mata jieun.

"A....i...itu..t...ti....tidak, seperti y... yang tuan F...f...fikirkan" tubuh jieun pun mulai gemetar.

"Jieun, tidakkah bisa kau jujur saja pada ku, aku tidak akan melibatkan mu! Aku hanya ingin tau kebenaran nya, apa yang bong gu katakan itu benar!" Yoongi.

"Tuan aku tidak ingin terlibat dalam masalah ini, aku tidak tau apa-apa, sungguh!" Jieun, Air mata pun mulai menggenangi kelopak mata nya.

"Aku tau kau tidak terlibat, aku hanya ingin tau kebenaran nya saja, tolonglah bantu kami!" Yoongi.

"Tuan, aku tidak tau kebenaran seperti apa yang kau ingin kan, tapi jika bong gu mengatakan ayah nya dan ibuku terlibat hubungan terlarang, iyaa itu memang benar! Tapi itu dulu sebelum aku lahir, dan setau ku setelah ibu bong gu meninggal dunia, hubungan ibu ku dan ayah bong gu pun selesai lalu ayah bong gu memutuskan untuk berhenti bekerja di rumah ini karna ia tak ingin hal buruk itu terulang kembali" jelas jieun.

"Lalu, ibumu masih bekerja di rumah ini sampai kau lahir dan besar lalu menggantikan posisi ibumu bekerja disini??" Tanya yoongi.

"Benar tuan" singkat Jieun

"Lalu ayahmu kemana???" Yoongi.

"Ayah ku meninggal saat usiaku 9 tahun"  Jieun
"Tuan, aku sungguh tidak tau apapun tentang yang terjadi di rumah ini, aku hanya menggantikan ibu ku bekerja saja, dan sekarang aku ingin ke kota untuk melanjutkan sekolah!" Lirih jieun

"Jika benar seperti itu, baiklah! Nanti aku akan sampaikan pada Taehyung tentang hal ini!" Yoongi.

"Terimakasih tuan! Dan ini.. aku harap ini bisa membantu mu menemukan titik terang dari semua permasalahan yang terjadi di rumah ini!" Jieun memberikan secarik kertas pada yoongi. "Tolong jangan dibuka sampai aku benar-benar pergi meninggalkan desa ini, aku sudah tidak tahan dengan apa yang terjadi disini, aku ingin hidup tenang tanpa di bayang - bayangi rasa cemas dan ketakutan! Tuan... jika pengadilan terbaik adalah kehilangan nya, aku akan coba ikhlas! Karna segala perbuatan pasti akan ada balasan nya, namun jika kau masih bisa berbelas kasih tolong kirim dia ketempat yang lebih baik dari pada penjara!" Lirih Jieun.

"Hm???" Yoongipun mengerutkan alisnya menatap jieun penuh tanya. "Apa yang dia bicarakan??" Benak yoongi.
"Ya, baiklah" singkat yoongi

Jieun pun berpamitan dan berlalu. Yoongipun masuk kembali ke dalam rumah sambil terus menatap kertas yang tadi jieun berikan, tapi yoongi enggan membuka nya, iapun meletakan kertas itu di atas meja, ia ingin Taehyung saja Yang membuka nya. Lalu iapun kembali terlelap.

Sementara itu, detektif hyun kembali bertugas sesuai janjinya kemarin, ia akan melanjutkan investigasi, namun kali ini ia tidak datang ke lokasi melainkan hanya memberi para saksi surat panggilan untuk di interogasi secara resmi oleh pihak kepolisian, mereka yang di maksud adalah semua yang bekerja maupun pernah bekerja di rumah Taehyung, bong gu dan anak-anak  jihye.

Waktu kini menunjukan pukul 01:20am, Taehyung pun terbangun karna ingin buang air kecil, iapun berjalan ke Toilet sambil berusaha membuka matanya yang masih ter kantuk-kantuk , sehabis buang air kecil ia mencuci muka nya dan menyikat gigi nya lalu kembali ke ruang tamu.

"Kertas apa ini??" Gumam nya, ia pun duduk dan mulai membaca isi surat tersebut, sambil mengercitkan dahi nya ia terus membaca surat tersebut. "Berarti selama ini pelakunya......" gumam Taehyung, ia benar-benar merasa terkejut sekaligus tidak percaya dengan apa yang jieun tulis di dalam surat itu, karna ini sungguh berbanding terbalik dengan apa yang bong gu katakan, Taehyung pun di buat bingung oleh mereka sekaligus merasa di permainkan, ia bingung harus percaya pada bong gu atau kah Jieun.

Kira-kira apa isi surat itu sampai-sampai membuat Taehyung merasa kebingungan sekaligus merasa di permainkan?

Tbc.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE HOUSE #4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang