Penyesalan, kalimat yang selalu datang di akhir.
Kadang kita terlalu bodoh dalam menyimpulkan seseorang, bodonya lagi kita tidak pernah nyari tau apa yang kita simpulkan apakah benar atau salah.
Kadang manusia seperti kita selalu di hantui oleh penyesalan.
Menyesal karna tindakan yang sangat gegabah, menyesal karna menyimpulkan suatu hal yang kita saja tidak tau, menyesal karna telah menyakiti hati orang lain.
Kita menyadari bahwasanya apa yang kita lakukan adalah suatu hal yang buruk, bodonya saja kita terlalu gengsi mengakuinya.
Dasar bodoh
_______________________________________________________
"Cape yah hari ini" Ucap Sienna pada cermin.
Ada senyum menyedihkan di raut wajahnya, dia sedang menertawai dirinya sendiri, berapa banyak hal yang terjadi hari ini. Sienna sangat lelah, kalau boleh memilih dia ingin libur kerja dulu, tapi sadar dia saja masih terhitung baru.
Tersenyum melihat wajahnya yang menyedihkan, bukan dia terpesona pada wajah cantiknya hanya saja ada rasa kasihan pada dirinya yang sekarang.
Dia tidak mempunyai siapa-siapa untuk menemani masa sulitnya, bukan tanpa alasan Sienna biasa saja sekedar mengeluh pada orang tuannya tapi dengan sadar Sienna tidak ingin membuat ibu satu-satunya menanggung bebannya mesikpun seorang ibu tidak akan merasa beban terhadap curhatan anaknya tapi tetap saja Sienna tidak ingin, cukup diam dan menguatkan dirinya sendiri.
Melepaskan beban sejenak di tempat tidur yang alasnya masih sama, Sienna belum mampu membeli kasur untuk tidurnya dia akan menahan semuannya sampai ekonominya benar-benar stabil.
Memejamkan matanya untuk sekedar mengisi daya tubuhnya.
Ada air mata yang terjatuh tiba-tiba di mata lentiknya, Sienna mengingat perkataan Zafan tadi. Kenapa jahat sekalian ucapan pria itu, jangankan menjual tubuhnya dirinya saja tidak pernah berinteraksi lebih dengan lawan jenisnya.
Mulut laki-laki itu beberapa kali melukai hati Sienna, tidak salah bukan jika dirinya mengeluh cape?? Sienna hanya manusia biasa yang punya perasaan.
"Gapapa Sienna kamu kuat"
"Sienna gak boleh lemah"
"Sienna harus kuat"
"Sienna harus bangkit"
"Gapapa yah gapapa"
"Nikmati semuanya"
"Nikmati kesediaannya"
"Nikmati ujiannya"
"Nikmati Sienna"
"Nikmati saja dulu"
"TUHAN TIDAK TIDUR" Ucap Sienna dalam tangisannya sambil memeluk dirinya sendiri.
Bibirnya masih setia tersenyum tapi sayang air matanya semakin lama semakin deras, cengkraman tangan untuk memeluk dirinya sendiri sangatlah kuat, dielus lembut oleh tangannya sendiri sisi bahu dan pucuk kepalanya untuk menguatkan diri sendiri.
Inilah dia Sienna dengan segala kelemahannya. Dia tidak punya rumah untuk mengeluh, dia hanya punya dirinya sendiri untuk mengeluh, dia hanya punya dirinya sendiri untuk menguatkan, dia hanya punya dirinya sendiri bukan orang lain.
Nyatanya tidak ada manusia yang kuat, mereka semua berbohong, tidak ada manusia bener-bener kuat mereka hanya menutupi.
Sienna harus bisa mengontrol dirinya sendiri, dia harus bisa, jika bukan dia siapa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Itu rumah (SUDAH TERBIT)
Teen FictionTernyata rumah bukan tempat ataupun siapa yang membuat kitanya nyaman. Kenyatannya mereka akan hilang jika sudah waktunya tiba. Berharap atau menggantung sesuatu kepada mahluk yang katanya hanya sementara hanya membuat suatu harapan yang berakhir ke...