Bab II

205 19 1
                                    


"Yang mulia Maharaja, ada utusan dari Kerajaan Majapahit yang tiba. Mereka membawa pesan penting untuk Baginda." Ucap Penjaga Istana Sunda dengan membungkuk hormat.

"Bawa mereka masuk. Kita akan menyambut mereka dengan hormat." Tutur Raja Linggabuana.

Patih Madhu dan beberapa pengiring memasuki aula istana Sunda. Mereka memberikan penghormatan kepada Raja Linggabuana.

"Salam hormat, Raja Linggabuana. Saya, Patih Madhu, utusan dari Majapahit, datang dengan pesan penting dari Raja Hayam Wuruk." Ucap Patih Madhu.

"Salam hormat, Patih Madhu. Kami menyambut kedatanganmu dengan hati terbuka. Apa pesan yang dibawa dari Raja Hayam Wuruk?" Tanya Raja Linggabuana.

"Baginda, Raja Hayam Wuruk dengan tulus menyampaikan niat baiknya untuk mempersunting putri Anda, Dyah Pitaloka, sebagai permaisuri Majapahit. Ini adalah surat lamaran resmi dari beliau." Jawab Patih Madhu.

Patih Madhu menyerahkan surat lamaran tersebut kepada Raja Linggabuana. Raja Linggabuana membuka surat dan membacanya dengan seksama.

"Ini adalah kehormatan besar bagi Kerajaan Sunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini adalah kehormatan besar bagi Kerajaan Sunda. Saya akan membicarakan hal ini dengan para penasehat dan Dyah Pitaloka sendiri. Bagaimana kami dapat mengetahui niat baik dari Raja Hayam Wuruk?" Ungkap Raja Linggabuana.

"Raja Hayam Wuruk menginginkan pernikahan ini tidak hanya sebagai ikatan politik, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan dan persatuan antara dua kerajaan besar. Beliau sangat mengagumi kecantikan dan kebijaksanaan Putri Dyah Pitaloka." Ujar Patih Madhu.

"Kami mengerti dan akan mempertimbangkan dengan seksama. Sementara itu, biarkan kami menyambut kalian dengan keramahan dan menyediakan tempat beristirahat yang layak." Ucap Raja Linggabuana.

Dyah Pitaloka masuk ke ruangan, "ayah, saya mendengar tentang kedatangan utusan dari Majapahit. Apa yang mereka bawa?"

Raja Linggabuana tersenyum menyambut sang Putri, "Dyah Pitaloka, ini adalah Patih Madhu dari Majapahit. Raja Hayam Wuruk telah mengirim surat lamaran untuk meminangmu sebagai permaisurinya."

Dyah Pitaloka sedikit terkejut namun ia mengontrol ekspresi wajah nya. "Ini adalah kehormatan besar, Ayah. Saya siap untuk mendengarkan keputusan Anda dan menjalankan apa yang terbaik untuk kerajaan kita."

"Kita akan berdiskusi dan memutuskan dengan bijaksana. Terima kasih, Patih Madhu, atas kedatanganmu dan pesan dari Majapahit. Kami akan memberikan jawaban secepatnya." Tutur Raja Linggabuana.

Patih Madhu disambut dengan hormat di Kerajaan Sunda, dan pesan dari Raja Hayam Wuruk diterima dengan serius oleh Raja Linggabuana dan Dyah Pitaloka. Keputusan penting yang akan diambil tidak hanya akan mempengaruhi kedua kerajaan, tetapi juga sejarah Nusantara.

---

"Putriku, setelah mempertimbangkan dengan bijaksana dan mendengar pendapat para penasehat, kami telah memutuskan bahwa menerima lamaran dari Raja Hayam Wuruk adalah langkah yang baik untuk kita semua." Ujar Raja Linggabuana meyakinkan Putri Dyah Pitaloka.

"Ayah, saya menghargai keputusan ini dan saya siap menjalankan tugas saya sebagai permaisuri Majapahit. Semoga pernikahan ini membawa perdamaian dan kemakmuran bagi kedua kerajaan." Ucap Putri Dyah Pitaloka dengan hati yang tulus.

Raja Linggabuana beralih pada Patih Madhu. "Patih Madhu, kami dengan senang hati menerima lamaran dari Raja Hayam Wuruk. Sampaikan pesan ini kepada beliau dengan penuh hormat."

"Saya akan menyampaikan kabar baik ini segera. Terima kasih, Raja Linggabuana dan Putri Dyah Pitaloka, atas keputusan yang bijaksana ini." Patih Madhu tersenyum bahagia.

Patih Madhu kembali ke Majapahit dengan kabar baik dan melapor kepada Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk.

---

"Baginda, saya membawa kabar baik dari Kerajaan Sunda. Putri Dyah Pitaloka dan Raja Linggabuana telah menerima lamaran Anda." Ungkap Patih Madhu.

Raja Hayam Wuruk tersenyum simpul. "Ini adalah berita yang sangat menggembirakan, Patih Madhu. Terima kasih atas usaha dan pengabdianmu. Gajah Mada, ini adalah momen bersejarah bagi Majapahit."

"Baginda, saya turut berbahagia atas keputusan ini. Pernikahan ini akan memperkuat ikatan antara Majapahit dan Sunda, membawa kita lebih dekat pada visi Nusantara yang bersatu." Ucap Patih Gajah Mada ia juga turut bahagia.

"Kita harus mempersiapkan penyambutan dengan sebaik mungkin. Pastikan semuanya berjalan lancar dan penuh kehormatan. Kita akan menunjukkan kepada dunia bahwa Majapahit menghargai dan menghormati pernikahan ini." Ujar Raja Hayam Wuruk dengan antusias.

"Saya akan mengatur semua persiapan, Baginda. Kami akan memastikan bahwa penyambutan ini sesuai dengan martabat dan kemuliaan kedua kerajaan." Tutur Patih Gajah Mada.

Penerimaan lamaran oleh Dyah Pitaloka menjadi awal dari hubungan yang lebih erat antara Majapahit dan Sunda. Persiapan pernikahan dimulai dengan semangat dan harapan besar, menandai momen penting dalam sejarah Nusantara yang dipenuhi dengan janji kedamaian dan persatuan.

Jejak Waktu: Dari Perang Bubat ke Masa DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang