"Prajurit dan bangsawan Sunda, dengarkan baik-baik. Kita akan memulai perjalanan penting ke Majapahit untuk mengantar Dyah Pitaloka sebagai permaisuri Raja Hayam Wuruk. Pastikan segala persiapan sudah lengkap dan dilakukan dengan hati-hati." Tutur Raja Linggabuana dengan tegas dan berwibawa.
"Baginda, kami telah menyiapkan pasukan pengawal terbaik untuk melindungi rombongan. Kereta kencana dan hadiah-hadiah telah dipersiapkan dengan baik." Ucap Patih Anepaken.
"Bagus. Putriku, apakah kau sudah siap untuk perjalanan ini?" Ujar Raja Linggabuana menatap putrinya.
"Ayah, saya sudah siap. Ini adalah tugas besar, dan saya bertekad untuk menjalaninya dengan baik demi kehormatan keluarga dan kerajaan kita." Jawab Putri Dyah Pitaloka.
"Anakku, ingatlah selalu ajaran dan nilai-nilai kita. Jadilah permaisuri yang bijaksana dan penuh kasih, seperti yang diajarkan oleh para leluhur kita." Ucap Ibu Suri sambil menggenggam tangan Putrinya.
"Terima kasih, Ibu. Saya akan selalu mengingat nasihatmu." Putri Dyah Pitaloka tersenyum simpul.
"Jangan lupa membawa barang-barang yang mungkin kau butuhkan selama di perjalanan dan di istana Majapahit. Pastikan semuanya dalam keadaan baik." Ujar Raja Linggabuana mengingatkan Dyah Pitaloka.
"Kami telah memastikan bahwa segala kebutuhan putri sudah dipersiapkan, Baginda. Kami juga membawa perhiasan dan pakaian terbaik untuk Putri Dyah Pitaloka." Ucap Pelayan Istana.
"Terima kasih atas perhatian semua orang. Saya merasa siap untuk perjalanan ini." Putri Dyah Pitaloka tersenyum melihat sekeliling.
"Baiklah, kita akan berangkat saat fajar. Pastikan semua siap dan tidak ada yang tertinggal. Perjalanan ini adalah momen penting bagi kita semua." Ucap Raja Linggabuana.
"Kami akan memastikan rombongan berangkat dengan aman dan tepat waktu, Baginda." Jawab Patih Anepaken.
---
Pagi hari, seluruh rombongan sudah berkumpul dan siap untuk berangkat. Raja Linggabuana memimpin doa sebelum keberangkatan.
"Semoga perjalanan kita diberkati dan dilindungi oleh para leluhur. Mari kita berangkat dengan hati yang penuh keyakinan dan harapan." Kata Raja Linggabuana.
Rombongan Kerajaan Sunda mulai bergerak menuju Majapahit dengan penuh semangat dan harapan.
Dengan segala persiapan yang matang dan doa yang dipanjatkan, rombongan Kerajaan Sunda memulai perjalanan mereka menuju Majapahit. Perjalanan ini bukan hanya sekedar perjalanan fisik, tetapi juga simbol dari harapan dan persatuan yang akan mengukir sejarah baru dalam hubungan antara dua kerajaan besar.
---
"Gajah Mada, kita harus menyambut Kerajaan Sunda dengan cara yang paling hormat dan megah. Ini adalah momen bersejarah bagi kita semua." Tutur Raja Hayam Wuruk.
"Baginda, kami telah merencanakan rangkaian acara selama sepuluh hari untuk menyambut mereka. Semua persiapan sudah berjalan dengan baik." Ucap Patih Gajah Mada.
"Bagus. Pastikan setiap detail dipersiapkan dengan sempurna. Kita ingin menunjukkan betapa besar penghargaan kita terhadap Dyah Pitaloka dan rombongan dari Sunda." Raja Hayam Wuruk tersenyum mengingat wajah manis Dyah Pitaloka dari lukisan hari itu.
Hari Pertama: Persiapan Istana
"Arsitek dan tukang hias, pastikan istana dihiasi dengan bunga dan kain-kain terbaik. Kita ingin istana terlihat megah dan indah saat rombongan tiba." Ucap Patih Gajah Mada dengan tegas.
"Kami sudah mulai bekerja, Mahapatih. Segala hiasan sedang dipasang dan diatur dengan rapi." Jawab arsitek istana.
Hari Kedua: Latihan Penyambutan
"Prajurit, pastikan kalian siap dengan barisan penyambutan yang rapi. Latihan ini penting agar kita bisa memberikan kesan yang baik." Ujar panglima Majapahit.
"Siap, Panglima! Kami akan latihan setiap hari sampai hari kedatangan mereka." Jawab prajurit dengan serempak.
Hari Ketiga: Persiapan Pesta
"Kami telah menyiapkan menu hidangan terbaik dari seluruh Nusantara. Semua bahan makanan sudah tersedia dan siap diolah." Kata Kepala Koki.
"Pastikan hidangan kita mewakili kekayaan budaya Majapahit dan memberikan pengalaman kuliner yang luar biasa." Tutur Patih Gajah Mada.
Hari Keempat: Penyambutan Seni dan Budaya
"Kami telah menyiapkan pertunjukan tari, musik, dan wayang kulit untuk menyambut rombongan Sunda." Ucap Seniman Istana pada Patih Gajah Mada.
Patih Gajah Mada menganggukkan kepalanya, "latihan terus menerus, pastikan semuanya berjalan dengan sempurna."
Hari Kelima: Pembangunan Tenda-Tenda Penyambutan
"Tenda-tenda megah sudah mulai didirikan di lapangan utama. Ini akan menjadi tempat utama penyambutan dan pesta." Ucap Kepala Tukang membungkuk hormat.
"Percepat pekerjaan, kita tidak boleh ada kesalahan atau kekurangan." Pinta Patih Gajah Mada.
Hari Keenam: Persiapan Hadiah
"Pastikan hadiah-hadiah terbaik dipersiapkan. Ini termasuk perhiasan, kain sutra, dan barang-barang berharga lainnya." Tutur Patih Gajah Mada.
"Semua hadiah sudah diseleksi dan siap untuk dipersembahkan, Mahapatih." Jawab Kepala Perbendaharaan.
Hari Ketujuh: Latihan Protokol
"Pastikan semua pejabat kerajaan memahami peran mereka dalam prosesi penyambutan. Latihan protokol harus dilakukan berulang kali." Kata Patih Gajah Mada.
"Kami akan mengikuti latihan dengan seksama, Mahapatih." Pejabat kerajaan menganggukkan kepalanya.
Hari Kedelapan: Pembersihan dan Penataan Istana
"Kami sudah membersihkan seluruh istana dan menata ulang semua ruangan untuk menyambut tamu agung." Ucap Petugas Istana
"Lakukan pengecekan terakhir, pastikan tidak ada yang terlewat." Ujar Patih Gajah Mada.
Hari Kesembilan: Gladi Resik
"Gajah Mada, apakah semua sudah siap?" Tanya Raja Hayam Wuruk, ia hanya memperhatikan selama ini, betapa sibuknya para orang-orang istana mempersiapkan acara pernikahannya.
"Baginda, kami sedang melakukan gladi resik terakhir untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana." Jawab Patih Gajah Mada dengan hormat.
Hari Kesepuluh: Hari Kedatangan
"Hari ini adalah hari besar bagi kita. Sambut rombongan Kerajaan Sunda dengan penuh kehormatan dan kehangatan." Tutur Raja Hayam Wuruk dengan bijaksana.
"Semua sudah siap, Baginda. Mari kita tunjukkan kebesaran dan keramahtamahan Majapahit." Jawab Patih Gajah Mada.
Dengan persiapan yang matang selama sepuluh hari, Majapahit siap menyambut kedatangan Kerajaan Sunda dengan kemegahan dan kehangatan. Setiap detail dipersiapkan dengan cermat, menunjukkan betapa pentingnya pernikahan ini bagi kedua kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Waktu: Dari Perang Bubat ke Masa Depan
Ficción histórica❕ Follow dulu sebelum baca ❕ Cerita perang Bubat adalah sebuah kisah tragis dalam sejarah Majapahit. Perang ini terjadi pada tahun 1357 antara pasukan Kerajaan Majapahit pimpinan Gajah Mada dan pasukan Kerajaan Sunda pimpinan Prabu Maharaja Lingga B...