"Taruh di situ nak sarapannya".
Sementara itu di sebuah rumah yang sederhana, ada seorang ibu dan anak gadisnya sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka makan sebelum beraktivitas.
" Buk, semuanya udah siap nih". Putri tersenyum dengan bangga melihat semua makanan yang dia masak bersama ibunya sudah tertata rapi di lantai yang beralaskan tikar.
Putri berasal dari keluarga yang bisa di bilang kurang mampu, jadi mereka hidup dalam kesederhanaan, tidak ada meja makan ataupun sofa di rumahnya, yang ada hanya karpet dan juga tikar saja.
" Tunggu sebentar nak, ibu panggil bapak kamu dulu". Ibu putri yang di kenal dengan nama Mia melangkah keluar rumah untuk memanggil suaminya yang sedang sibuk mempersiapkan alat alat untuk dia bekerja di sawah.
" Pak ayo sarapan dulu, putri udah selesai masak tuh". Sukman, bapak putri menoleh ke arah istrinya yang berdiri di depan pintu rumah.
" Iya buk ". Tanpa berlama lama Sukman masuk ke dalam rumah mengikuti langkah Mia yang sudah berjalan terlebih dahulu.
Putri yang melihat kedua orangtuanya segera menyiapkan nasi ke piring bapak dan ibunya, tidak lupa putri juga mengambilkan lauk yang sudah dia masak tadi.
Putri adalah gadis cantik yang di kenal sebagai kembang desa, bukan hanya kecantikannya yang mampu memikat orang orang, namun juga kebaikan hatinya dan juga kesabarannya.
Walaupun hidup sederhana, putri tidak pernah mengeluh akan kehidupannya, dia selalu mensyukuri segala nikmat Tuhan. Dia bahkan tidak malu walaupun orang tuanya bekerja di sawah , justru dia dengan senang hati akan membantu kedua orangtuanya untuk bekerja di sawah ketika dia sedang libur kuliah atau tidak sedang banyak tugas.
Putri adalah mahasiswi tingkat tiga, dia bisa berkuliah berkat otak cerdasnya , putri berkuliah dengan jalur beasiswa, dia merupakan mahasiswi jurusan sastra Indonesia.
Karna hobinya yang suka membaca cerita sampai akhirnya suka menulis cerpen, dia akhirnya memutuskan untuk mengembangkan potensinya dengan berkuliah jurusan sastra Indonesia, sampai sekarang putri suka menulis cerita di platform online.
Dari hasil menulisnya, putri bisa mendpatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya sehari hari, dia bahkan juga mampu membantu kedua orangtuanya untuk membayar sedikit hutang mereka.
Skip selesai sarapan.....
" Kalo gitu putri berangkat ke kampus dulu ya buk, pak". Setelah selesai membereskan bekas sarapan Mereka, putri akhirnya berpamitan untuk berangkat kuliah, karna sekarang dia ada jam pagi.
" Iya nak hati hati ", Sukman dan Mia mengantarkan kepergian putri semata wayang mereka sampai ke depan pintu.
" Kita beruntung ya pak punya anak sebaik putri yang gak pernah ngeluh sama kehidupan kita yang serba kekurangan ini". Mia tersenyum bangga membayangkan semua kebaikan putri semata wayangnya, karna memang jarang sekali ada anak yang bersyukur dengan keadaan.
"Iya buk, putri kita memang sangat terbaik". Sukman juga merasa sangat bersyukur memiliki putri yang tidak pernah menuntutnya untuk membelikan ini itu, sehingga dia tidak pernah merasa di beratkan dengan keadaan ekonominya.
Sementara itu di kediaman keluarga syahreza sedang terjadi perdebatan antara Ardiy dan Andre yang sedang memperebutkan nugget ayam yang tersisa sebiji.
"Ini untuk gue bang, abangkan udah makan lima tadi gue baru makan tiga". Andre menarik piring yang di pegang oleh Ardiy, tapi ardiy yang tidak mau mengalah berusaha mempertahankan piring nugget itu.
" Heh bodo amatlah, guekan masih mau makan ini nugget". Dan aksi tarik menarik piringpun terjadi antara Ardiy dan Andre yang sama sama tidak mau mengalah.
Lita dan Reza hanya bisa menghela napas melihat kelakuan kedua putra mereka yang selalu saja begitu setiap makan bersama.
" Assalamualaikum.... Eperbadeehhh..... yuhuuu Adit yang ganteng tiada tanding is comingg...." , tiba tiba dari arah pintu utama masuk seorang remaja yang memakai seragam yang sama seperti andre.
Adit Pratama, seorang remaja berusia 16 tahun yang sifatnya hampir sama dengan ardiy, dia adalah adik sepupu Andre dan Ardiy, bapaknya si Adit adalah adik dari Ahmad syahreza.
Dengan riang, remaja itu berjalan dengan senyum lebarnya ke arah meja maka,dimana ada paman, bibi dan kedua Abang sepupunya sedang berkumpul.
Adit terbengong melihat Ardiy dan Andre sedang tarik menarik piring yang berisi satu potong nugget ayam, matanya berbinar melihat gorengan yang begitu mengunggah air liurnya.
Tanpa rasa bersalah Adit mencomot nugget itu dan langsung memasukkannya ke dalam mulutnya. Ardiy dan Andre cengo melihat nugget yang yang mereka rebutkan sekarang sudah ludes di mulut Adit.
" Hummm enak banget..... Mau lagi dong ma". Tanpa menghiraukan tatapan tajam dari Ardiy dan Andre , Adit merengek ke Lita meminta untuk di buatkan lagi, adit bahkan tidak sadar kalo sekarang ardiy dan dan Andre begitu esmosi sampai hidung keduanya kembang kempis.
" Iya...sayang, nanti sore datang aja kesini ya, makan malam disini biar mama buatkan nugget lagi". Lita mengusap rambut keponakannya yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri.
" Wahh oke ma nanti pulang sekolah Adit langsung kesini aja". Adit tersenyum lebar ke arah Lita yang juga sedang tersenyum ke arahnya.
" Aditt". Ardiy memanggil Adit dengan suara rendah sarat akan emosi. Sementara Adit yang merasa terpanggil akhirnya menoleh dan terkejut melihat tatapan tajam dari dua pasang mata menyorotnya.
" Kalian kenapa melotot gitu? , kalian mau berak?, ya udah berak aja gak usah melototin gue kayak gitu" , Adit dengan santainya berbicara sambil mencongkel lubang hidungnya , benar benar tidak merasa bersalah ya guys ya.
" Lu mau kita gebuk atau minta maaf?" . Andre sudah berdiri sambil meregangkan otot otot tangannya, Adit melotot melihat Andre sudah berjalan ke arahnya.
" Hehe... Sorry bang, gue minta maaf, abisnya nugget itu terlihat sangat menggiurkan makannya gue ambil". Adit hanya bisa nyengir bodoh melihat ardiy dan Andre yang mendengus kesal mendengar perkataannya.
" Lagiankan kalian udah makan banyak, gue cuma makan satu, masak kalian setega itu mau gebuk gue perkara nugget doang, gue laper loh". Adit memasang muka melasnya , supaya ardiy dan Andre tidak marah lagi dan tentu saja supaya dia tidak di gebuk sama kedua Abang sepupunya.
" Sudah sudah mending sekarang kalian semua berangkat sekolah nanti telat, kamu juga ardiy sana berangkat ke kampus, perkara nugget doang di ributin nanti mama buat banyak biar kalian semua puas makannya".
Lita akhirnya angkat bicara, untuk menghentikan pertengkaran tiga laki laki yang sering membuatnya begitu pusing setiap hari, karna selalu ada saja yang mereka ributkan.
" Oke ma". Ketiga laki laki itu akhirnya menyahut dengan serentak ketika melihat tatapan tajam Lita. Tentu saja mereka semua takut di amuk sama ibu negara satu itu, jangankan mereka, Reza saja takut kalo istrinya sudah melotot.
"Ya udah ardiy berangkat dulu ya ma, pa". Ardiy akhirnya memilih berangkat lebih dulu, karna memang dia ada kuliah pagi, ardiy adalah mahasiswa tingkat akhir jurusan bisnis jadi kudu rajin rajin biar cepet lulus.
" Ayo bang kita berangkat ". Adit memperbaiki tas yang ada di pundaknya. Andre hanya mengangguk dan segera menyampirkan tasnya ke punggung.
" Adit kamu sarapan dulu dong, entar laper loh nak". Lita menghentikan langkah Adit yang sudah ingin melangkah keluar dari rumah mewah itu.
" Adit udah sarapan di rumah tadi ma sama bibik hehe". Remaja itu tersenyum ke arah Reza dan Lita yang hanya bisa menatap iba ke arah Adit .
" Ya sudah kalo gitu hati hati kalian jangan ngebut ngebut". Andre dan Adit serentak mengangguk mendengar nasihat Reza yang akhirnya angkat bicara setelah dari tadi hanya menyimak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BADBOY
FantasyBagaimana rasanya di jodohkan sama seseorang yang justru paling kita hindari? Apa lagi ketika kita tau sifat laki laki itu yang di kenal sebagai seorang playboy dan badboy. Putri begitu takut ketika tau kedua orang tuanya justru menjodohkannya deng...