" Bangg mau beli es klim". Rizka menarik tangan Ardiy dan putri menuju stand es krim yang berada di mall, yah mereka sudah sampai sejak tadi, bahkan sekarang sudah berada di lantai dua mall untuk sekedar menemani Rizka berbelanja. Dengan tenang Ardiy mengikuti langkah Adiknya, sedang putri masih sangat kikuk berinteraksi dengan Ardiy, jadilah dia juga hanya mengikuti Rizka ke sana ke mari." Duduklah dulu di sana bersama kak putri ya, biar Abang aja yang anteri". Rizka dengan patuh mengangguk, ardiy menatap putri sejenak untuk mengkode agar dia segera membawa Rizka duduk di kursi yang sudah tersedia. Putri dengan patuh menggandeng tangan Rizka dan membawa bocah itu duduk.
"Rizka kakak mau nanya, apa Rizka mau menjawab pertanyaan kakak?". Mendengar putri mengajaknya bicara, Rizka menatap wajah putri dengan senyum sambil menganggukkan kepala. " Iya kak". Putri tersenyum begitu gemas melihat wajah imut Rizka.
" Abang kamu galak gak?". Rizka tampan berpikir sejenak mendengar pertanyaan putri. " Bang Aldiy kadang suka malah, tapi dia baik kok, kadang kadang aja dia selem kalo lagi malah, kalo Abang andle dia gak suka malah, dia lebih suka diem diem aja". Putri manggut manggut mendengar penjelasan Rizka. " Emangnya kenapa kak?, apa kakak takut sama bang Aldiy?". Rizka menatap putri dengan mata polosnya. " Iya kakak takut karna tatapan Abang kamu galak banget". Putri terkekeh geli setelah melontarkan kata kata itu, sedangkan Rizka tekikikik kecil . "Gak usah takut kak, bang Aldiy emang gitu". Putri mengangguk saja mendengar perkataan Rizka yang seolah sedang menenangkannya karna dirinya memang belum terlalu tau bagaimana ardiy yang sebenarnya.
" Ini es krimya". Ardiy meletakkan dua mangkok es krim dengan rasa yang berbeda, Rizka rasa coklat sedangkan putri rasa stroberi. Putri menatap Ardiy yang dengan tenang duduk di sampingnya. " Yeyy telima kasih Abang". Ardiy tersenyum dan mengangguk ke arah Rizka, setelah memastikan adiknya makan dengan tenang, ardiy menatap putri yang belum menyentuh es krim itu sama sekali.
" Makanlah, kalo Lo gak suka rasanya pesanlah rasa lain, gue gak tau Lo suka rasa apa". Putri tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya. " Terima kasih kak, gak papa ini aja , aku suka rasa stroberi ". Ardiy hanya mengangguk saja menanggapi perkataan putri, Rizka dan putri sibuk memakan es krim mereka masing masing, sedangkan Ardiy sibuk memainkan ponselnya , pemuda itu sedang berbalas pesan dengan Andre yang ngasih tau kalo Adit kabur dari sekolah alias bolos.
" Ck anak itu". Ardiy hanya bisa berdecak kesal dengan kelakuan Adit, bukan kesal karna Adit suka bolos karna dirinya juga sama suka bolos sejak duduk di bangku SMP. Hanya saja dia takut Adit akan melakukan sesuatu yang berbahaya di luar sana. Bagaimanapun hati Adit sekarang mungkin lagi kalut.
Putri yang melihat wajah Ardiy begitu serius hanya bisa meneguk ludahnya. "Serem banget perasaan muka nih lakik kalo lagi serius gitu". Ardiy mengangkat wajahnya ketika merasa sedang di perhatikan, putri yang terkejut segera menunduk dan kembali menyendok es krim ke dalam mulutnya. Ardiy tersenyum miring ketika menyadari putri dari tadi memperhatikannya.
" Kakak gak mau makan?" Putri baru tersadar kalo Ardiy tidak memesan es krim untuk dirinya sendiri. Ardiy hanya menggeleng mendengar pertanyaan putri. " Abang Ndak suka makan es klim kak". Rizka mewakili Ardiy menjawab pertanyaan putri, ardiy terkekeh melihat mulut Rizka yang belepotan. " Bukan gak suka sayang, tapi gak terlalu suka aja". Ardiy mengoreksi jawaban Rizka sambil mengacak rambut bocah itu. " Nah iya itu". Rizka mengangguk seolah mengerti sambil sibuk terus menyuap es krimnya.
Ardiy kembali menatap putri yang kembali menyuap eskrim, pergerakan bibir putri membuat Ardiy meneguk ludahnya dengan kasar, dia mencoba menahan hasratnya yang ingin mencium bibir yang kemerahan itu. "Ah sialan , perasaan dulu sama Selvi gue gak semesum ini". Ardiy melepas topinya dan mengacak rambutnya, hal itu membuat putri terpesona ketika rambut Ardiy berantakan. Menyadari putri menatapnya Ardiy juga menatap putri dengan senyum miringnya. Melihat kanan kiri, setelah memastikan tidak ada orang ,ardiy menutup mata Rizka dengan sebelah tangannya.
Cup...
Putri terkejut dengan tindakan tiba tiba Ardiy yang mencium bibirnya, mukanya memerah antara malu dan kesal karna itu adalah first kissnya. Rizka yang tidak faham situasi hanya bisa kembali menghabiskan es krimnya tanpa ingin tau kenapa matanya di tutup.
" Manis ". Ardiy menjilat bibirnya yang menempel sisa es krim yang di makan oleh putri. " Mesum". Putri membalikkan badannya karna takut di sosor lagi oleh Ardiy. Sementara Ardiy hanya terkekeh kecil melihat putri ngambek. Ardiy mendekat ke arah putri. " Bibir Lo terlalu menggoda untuk di anggurin". Bulu kuduk putri meremang mendengar bisikan Ardiy yang sialnya terdengar begitu seksi. Ardiy hanya tersenyum miring ketika putri melotot kesal ke arahnya.
" Bang udah selesai". Ardiy dan putri menoleh ke arah Rizka , melihat mangkok es krim Rizka sudah ludes putri dengan segera menghabiskan es krimnya. Ardiy mengelap bibir Rizka yang belepotan, setelah itu mereka kembali menjelajahi mall.
Pukul 12 siang mereka bertiga akhirnya pergi meninggalkan mall setelah Rizka merengek mintak pulang karna sudah capek.
Di dalam mobil Rizka terlelap di pangkuan putri. Mungkin efek terlalu capek dan kenyang anak itu akhirnya terlelap, karna tadi mereka memasuki beberapa stand makanan yang di inginkan oleh Rizka.
" Lo kayaknya udah cocok momong anak ya, bagaimana kalo selesai nikah kita langsung buat anak". Putri melotot mendengar kata kata mesum Ardiy , jangan lupakan wajah tengil ardiy membuat putri semakin kesal saja. " Bisa gak Lo gak usah mesum kak". Ardiy terkekeh melihat wajah masam putri, entahlah dia suka ketika melihat putri kesal karna dirinya. " Gue laki laki jadi wajar dong gue mesum, lagian kita juga bakal nikahkan ". Putri hanya bisa menghembuskan napasnya tanpa mau menjawab perkataan Ardiy.
" Gak usah ngambek, gue cuma bercanda, lagian gue gak akan nyentuh Lo terlalu jauh kalo gue Sama Lo belum ada rasa". Putri tersenyum kecil mendengar perkataan ardiy, karna jujur saja dia juga tidak ingin hubungannya terlalu jauh jika belum ada rasa cinta antara keduanya. " Tapiii gak tau juga sih, doain aja gue gak khilaf". Putri mendelik kesal sedangkan Ardiy tertawa puas melihat putri begitu kesal.
"Ahh...pa cepatlah entar anak anak pulanghh". Reza yang kebetulan pulang mengambil berkas malah memanfaatkan kesempatan untuk memadu kasih dengan Lita ketika menyadari tidak ada orang di rumah. Pria tiga anak itu memajukan pinggulnya maju mundur mempercepat gerakannya untuk mencari kepuasan. " Ahh...pa..aku mau keluar ahhhh...". Lita membusungkan dadanya ketika plepasan itu hampir menghampirinya. " Ahhh sama sama mahh tahan sebentar". Reza terus memompa pinggulnya hingga mereka berdua mengerang kenikmatan setelah sampai pada puncaknya. Reza segera mencabut miliknya dan berbaring ke samping, napas keduanya tersenggal seperti habis lari maraton.
Setelah lebih tenang Reza memeluk Lita , tapi tangannya malah meraba ke arah lain. " Pa udah ah entar Ardiy pulang ". Lita menepis tangan reza yang justru meremas bukitnya. " Ya gak papa lah ma dia pulang tinggal gak usah buka pintu kamar juga dia faham". Reza tidak menghiraukan peringatan Lita, pria itu justru kembali meremas kedua bukit favoritnya, sudah hampir satu Minggu dia tidak mendapat jatah dari istrinya jadi sekarang dia memanfaatkan kesempatan yang ada.
" Ahhh Reza..". Lita memukul pundak Reza ketika suaminya itu malah mengemut putingnya sehingga dia reflek mendesah karna kegelian. "Gak akan papa masuki lagi kok ma, papa pengen micu aja". Lita hanya bisa pasrah melihat Reza kembali mengemut bukit kenyalnya sedangkan tangan pria itu juga tidak tinggal diam ikut meremas yang satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BADBOY
FantasyBagaimana rasanya di jodohkan sama seseorang yang justru paling kita hindari? Apa lagi ketika kita tau sifat laki laki itu yang di kenal sebagai seorang playboy dan badboy. Putri begitu takut ketika tau kedua orang tuanya justru menjodohkannya deng...