BAB 21

3 2 0
                                    

  Pukul dua belas malam Ardiy mengendap endap keluar dari kamar. Pemuda itu sedang berusaha keluar dari rumah untuk pergi balapan. Rasanya sudah begitu lama dia tidak turun ke jalan.

   "Stttt". Ardiy terlonjok kaget ketika melihat Andre tersenyum miring berdiri di depan pintu kamarnya. " Mau kemana Lo bang?". Andre bertanya dengan suara berbisik. " Gue mau pergi balap, Lo mau ikut?". Andre yang mendapatkan tawaran menggiurkan segera menganggukkan kepala. Datar datar gitu dia juga sama aja nakalnya kayak Ardiy dan Adit.

  " Tunggu bentar gue ambil kunci motor dulu". Dengan tergesa Andre masuk kedalam kamar untuk mengambil kunci motor.

  Lantai bawah terasa begitu sepi, karna Lita dan Reza sudah tertidur dengan nyenyak setelah seharian capek mempersiapkan acara pertunangan sekaligus lamaran Ardiy dan putri.

  Setelah usaha cukup keras, kedua laki laki itu akhirnya bisa sampai di luar rumah dengan selamat tanpa ketahuan.

  Setelah itu Ardiy dan Andre mendorong motor besar mereka sampai keluar gerbang, karna tidak mungkin mereka menyalakan motor di halaman rumah, bisa bisa entar ketahuan.

Brumm....brummm.... brummm

  Raungan keras dua motor sport itu menggema ketika mereka sudah keluar dari komplek perumahan. Dengan kecepatan penuh mereka berdua melajukan motor mereka menuju area balapan.

   Beberapa menit berkendara Ardiy dan Andre sampai di area balapan, dimana sudah begitu banyak para anak muda di sana. Bahkan para sahabat Ardiy dan Andre juga ada di sana kecuali para perempuan.

Adit yang notabenenya emang lagi menghindari orang rumah juga ada di situ, bahkan kini remaja itu sedang di kerumuni oleh beberapa perempuan yang ada di sana.

   Fisik yang terlihat begitu sempurna membuat Adit , Ardiy, Andre dan para sahabat mereka menjadi begitu menarik di mata para wanita, karna itulah mereka semua selalu di kelilingi oleh para perempuan dimanapun mereka berada.

  Hanya saja yang memiliki jiwa playboy hanya Adit, Wawan dan juga Harsa, ketiga laki laki itu tidak akan menolak ketika di dekati oleh para perempuan. Hanya saja mereka bakal tetap setia dengan pasangan mereka masing masing, ibarat selama belum nikah mereka merasa masih bebas mau ngapain.

  " Hey bang Lo datang". Adit yang melihat kedatangan Ardiy dan Andre begitu antusias menyambut kedua Abang sepupunya itu.

  " Hummm sumpek gue di rumah terus". Andre bersandar di motor Adit , tatapan datar namun terkesan tajam milik Andre, membuat ciwi ciwi yang tadi berkumpul mengelilingi Adit segera pergi dari sana.

  " Wahh bang Ardiy mau balap ya sekarang?". Andre mengangguk singkat menjawab pertanyaan Adit.

  Adit dengan antusias melihat ke arah depan, tidak lupa berteriak memberikan semangat untuk Ardiy.

"Ayo bang yuhuuuuu Lo pasti menang".  Andre hanya bisa menggelengkan kepala heran melihat Adit yang selalu heboh, namun bisa menjadi seorang pendiam jika berada di rumahnya sendiri.

   Para anak anak muda yang mengenal Ardiy juga ikut memberikan dukungan. Dan ada beberapa juga yang meneriakkan andalan mereka masing masing.

" Satu.... Dua....ti....gaaa"

Brummm.....wushhh

  Pergerakan yang begitu cepat dari tiga motor sport itu membuat para penonton heboh.

  Motor Ardiy berhasil menyalip motor yang berada di depan, entah siapa orang yang berada di balik helm full face itu, Ardiy hanya ingin menang , tidak peduli siapa yang dia lawan.

  " Ardiyyyyy...... Ardiy....."

" Putra....putraaa....."

"Noval.... Noval...."

Teriakan para penonton terdengar ketika ketiga motor sport itu sudah melalui tikungan terakhir menuju finish.

  Brummm....wushhh....ckitttt...

Motor Ardiy berhasil melewati garis finish pertama kali. Bahkan ban motor bagian belakang sedikit terangkat saking cepat itu motor. Melaju.

   " Yeyyyy bang Lo paling bestt". Adit yang paling heboh langsung berlari menghampiri Ardiy yang tersenyum dengan gaya tengil ke arah dua lawannya. Dua laki laki yang juga cuma iseng aja ikutan balap tertawa melihat senyum tengil Ardiy.

  "Tengil banget Lo sat". Ardiy hanya tertawa kecil mendengar perkataan Noval, mereka bukan musuh, mereka adalah teman Ardiy juga hanya saja beda kampus.

  " Kalo kalah udah diem aja". Putra dan Noval mendengus mendengar ejekan Ardiy, tapi mereka tidak tersinggung karna mereka sudah biasa bercanda.

  " Gue balik duluan bro". Ardiy mendekat ke arah Noval dan putra. Ketiga lelaki itu tos sebelum berpisah.

  Setelah berpamitan dengan kawan kawannya Ardiy berjalan menuju dimana motornya berada. Ardiy tidak lupa mengajak Adit dan Andre juga ikut pulang bersamanya.

  " Ayo pulang udah larut". Adit dan Andre mengangguk, ketiga pemuda itu melajukan motor mereka meninggalkan arena balap.

  Pukul tujuh pagi di hari Minggu yang cerah, Lita sudah selesai menyiapkan sarapan bersama seorang art yang baru saja kembali setelah seminggu pulang kampung.

  " Pa, anak anak belum ada yang bangun?". Lita terlihat bingung melihat lantai dua yang masih belum ada tanda tanda kehidupan.

" Kayaknya belum ma, Andre juga belum keluar". Reza yang sedang menikmati secangkir kopi, menjawab pertanyaan Lita, diapun bingung karna tidak biasanya Andre belum bangun sampai jam tujuh seperti sekarang, tidak tau saja mereka kalo semalam kedua putra mereka baru sampe rumah ketika jam dua dini hari.

  " Ya sudah mama ke atas dulu bangunin mereka ". Lita akhirnya memilih naik ke lantai dua untuk membangunkan Andre dan Ardiy yang masih betah bergelung di bawang selimut .

  Tok...tok...tok...

" Andre... Bangun sayang ini udah pagi". Lita memtuskan untuk membangunkan Andre terlebih dahulu, karna Andre lebih gampang bangun di bandingkan Ardiy.

Ceklek...

Karna tidak kunjung mendapatkan balasan, Lita akhirnya memilih membuka pintu kamar Andre yang kebetulan tidak terkunci.

  Lita tersenyum melihat Andre yang masih betah menutup mata sambil memeluk guling. Lita duduk di tepi ranjang Andre. " Sayang bangun yuk udah lagi nih". Andre yang merasakan usapan lembut di kepalanya, dengan berat membuka matanya.

  " Humm mama". Andre menyapa Lita dengan suara khas bangun tidur. Pemuda itu tersenyum kecil melihat Lita masih mengusap rambutnya.

  " Ayo bangun, sarapan udah siap, nanti tidur lagi kalo udah makan". Dengan berat hati, Andre bangun dari tidur nyenyakmya. " Iya ma bentar Andre cuci muka dulu". Lita mengangguk, dia segera pergi keluar dari kamar Andre menuju ke kamar ardiy.

   Ceklek..

Setelah berhasil membangunkan Andre, kini Lita masuk ke kamar Ardiy, Lita menggelengkan kepala melihat Ardiy juga belum ada tanda tanda mau bangun.

  " Bang, ayo bangun udah pagi nih". Lita duduk di samping ranjang Ardiy, dia juga melakukan hal yang sama yaitu mengusap kepala putra sulungnya, Lita tersenyum mengingat tadi malam Ardiy sudah resmi melamar putri.

  "Hoammm". Ardiy menguap, sebelum membuka mata yang masih terasa berat. " Ayo bangun sarapan dulu, nanti lanjut tidur lagi kalo emang masih ngantuk". Tanpa banyak bicara seperti biasanya, Ardiy bangun karna emang dia hari ini ada pekerjaan yang harus di kerjakan.

  " Iya ma". Lita tersenyum, setelah membangunkan kedua putranya, Lita akhirnya kembali turun ke lantai bawah untuk membangunkan si bungsu.



 

DINIKAHI BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang