BAB 13

3 1 0
                                    

Keesokan malamnya, sesuai perkataan Lita waktu itu, kalo malam ini adalah waktunya untuk mereka datang ke rumah perempuan yang di jodohkan dengan ardiy.

  " Gilaa... Jadi Lo beneran Nerima perjodohan ini bang?". Adit dan Andre yang baru mengetahui bahwa ardiy menerima perjodohan dari Lita begitu syok, hingga sekarang kedua remaja itu langsung datang ke kamar ardiy yang sepertinya sedang bersiap siapa. " Humm iya, mau gimana lagi? Itu yang bikin mama seneng ya udah". Ardiy mengedipkan bahunya tampak biasa saja untuk ukuran orang yang di jodohkan.  " Kalian gak mau ikut?". Ardiy menatap Andre dan Adit yang masih memakai kaos oblong dan celana pendek, sebagai mana penampilan mereka setiap kali di rumah. " Emang boleh bang kita berdua ikut?". Adit menatap ardiy penuh harap, jangan lupa Andre yang ikut ikutan menatap Ardiy dengan wajah datarnya. " Ikut aja, sana siap siap".

"Wokeh, ayo bang". Adit langsung menarik tangan Andre keluar dari kamar Ardiy. Sementara Andre hanya patuh mengikuti Adit, tentu saja masih dengan wajah lempengnya. Ardiy hanya bisa menggeleng heran melihat Andre yang begitu minim ekpresi. " Datar banget tuh muka, kayak papan triplek".

  Sementara Adit dan Andre bersiap siap di kamar mereka masing masing. Di kamar utama, Lita sibuk mendadani Rizka. Anak kecil itu begitu anteng di dandani oleh sang ibunda. " Nah sekarang putri mana Udah cantik, sekarang ayo kita keluar". Rizka bertepuk tangan begitu senang melihat hasil kerja Lita pada penampilannya. " Yeyy makasih mama". Rizka mengecup pipi Lita sebagai tanda terima kasih. " Sama sama sayang, ayo kita keluar". Lita dan Rizka akhirnya keluar dari kamar menuju ruang keluarga, dimana Reza sudah menunggu sejak tadi.

   " Kamu yakin dengan keputusan kamu Ar?". Ardiy menghembuskan napasnya dengan kasar mendengar pertanyaan Reza. " Insya Allah pa". Reza menatap dengan lekat wajah putra sulungnya. Dia faham pasti ardiy melakukan ini semata mata karna ingin menyenangkan Lita. " Masih banyak waktu kalo kamu emang ragu". Reza menepuk bahu Ardiy lalu berdiri ketika melihat Lita mendekat ke arah mereka.

  " Wahh kalian sudah siap ya, kalo gitu ayo kita berangkat". Lita datang sambil menggandeng Rizka, sedangkan sebelah tangannya membawa bingkisan yang akan mereka bawa, tidak banyak hanya beberapa jenis buah buahan saja, karna ini hanya pertemuan untuk mengenalkan ardiy dengan perempuan yang di jodohkan dengannya.

  " Tunggu ma, kami ikut". Adit datang bersama Andre dari lantai atas.  " Ya udah ayok". Mereka semua akhirnya berangkat menuju rumah keluarga calon istri ardiy.

    " Ayo put, tikarnya di gelar nak". Sementara itu di rumah sederhana keluarga putri, tampak mereka sedang sibuk menyiapkan tempat dan juga beberapa hidangan untuk menyambut tamu penting mereka. Putri sibuk menggelar tikar , sementara Mia  bagian menyiapkan makanan yang akan mereka makan nanti bersama tamu. Sukman bapak putri stand by di depan pintu menunggu kedatangan tamu.

  " Buk semua sudah siap, sekarang giliran putri yang siap siap dulu ya buk". Mia mengangguk saja membiarkan putri menyiapkan dirinya sendiri, karna dari tadi sibuk memasak, putri jadi belum sempat membenahi dirinya sendiri.

  "Huffttt....semoga ini yang terbaik ya Allah ". Putri menghela napasnya dengan kasar. Sebelum mengganti baju, putri menyempatkan diri menggosok gigi dan juga mencuci muka, barulah setelah itu putri mengoleskan handbody di seluruh tubuhnya, setelah itu putri memakai bedak tipis tipis, tidak lupa mengoleskan lipbam ke bibirnya. Dengan dandanan seadanya putri tampak begitu cantik memakai setelan bewarna army yang begitu pas membungkus tubuh rampingnya.

  Mobil yang di kendarai oleh Ardiy dan keluarganya memasuki halaman rumah sederhana Sukman. Ardiy menelisik rumah yang menurutnya begitu kecil untuk di tinggali oleh satu keluarga. Bukan sombong hanya saja sejak kecil terbiasa hidup mewah membuat Ardiy, Andre dan Adit jadi tidak terlalu tau akan kehidupan sederhana.

DINIKAHI BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang