BAB 4

5 1 0
                                    

" Baiklah materi hari ini cukup sampai disini". Setelah melewati hampir dua jam belajar, dosen pembimbing putri akhirnya keluar dari kelas .

" Hah akhirnya kelar juga". Putri segera membereskan peralatan kuliahnya dan memasukkannya ke dalam tas, hari ini dia cuma kuliah pagi aja jadi dia berniat ingin langsung pulang agar bisa segera membantu orang tuanya bekerja.

Tanpa berlama lama putri melangkahkan kakinya melangkah keluar dari ruangan kelasnya.

"Bwaaa".

"Astagfirullah". Putri mengusap dadanya karna begitu terkejut melihat Tia dan Tiwi  yang tiba tiba muncul di depan pintu kelasnya. Melihat putri kaget dua cewek itu cekikikan sambil ber tos ria.

" Ihh kalian kebiasaan suka ngagetin". Putri memasang muka sebel, karna Tia dan Tiwi  sering sekali membuatnya kaget, putri yang kagetan eh malah di satuin sama dua mahluk jahil yang suka ngagetin.

" Hehe jangan marah dong, kita cuma bercanda sayaoongg". Tiya menguyel nguyel pipi putri yang sedikit berisi hingga membuat muka putri tampak begitu konyol.

" Tia tai, sakit pipi gue". Putri menghempaskan tangan Tia dari pipinya, Tia hanya cengengesan sedangkan Tiwi hanya tertawa kecil melihat putri yang begitu kesal.

" Cup cup sayangggg, jangan marah mending kita ke kantin yuk, makan entar Tia yang bayar". Tia melotot mendengar perkataan adiknya yang menjadikannya kambing hitam.

" Enak banget congor lu kalo ngemeng, bayar sendirilah pea".Tia menonyor kepala Tiwi dengan kesal, sedangkan putri sekarang yang dapat giliran ketawa setelah tadi di buat kesal.

" Tapii gue niatnya mau langsung pulang nih". Putri mengutarakan niatnya yang ingin langsung pulang, namun bukan si kembar tia dan Tiwi kalo mereka tidak bisa memaksa putri ikut dengan mereka.

" Yahhh,,,, entar deh kita pulang bareng, sekarang kita makan dulu , nanti kita anterin,, ya,yayaya". Tia dan Tiwi kompak memasang wajah
melas mereka supaya putri luluh di ajak makan di kantin.

Putri menghembuskan napasnya dengan kasar melihat kedua sahabatnya yang selalu rela bertingkah konyol demi mengajak dirinya. " Ya udah deh ayok". Putri akhirnya meng iyakan ajakaan Tia dan Tiwi, toh juga dia sudah lapar juga.

" Kalo gitu let's go". Ketiga perempuan itu akhirnya berjalan bersama sama menuju lantai satu dimana letak kantin kampus mereka berada.

Skipp di kantin....

" Kita duduk di situ aja yuk". Tiwi menarik tangan putri dan Tia menuju meja yang masih kosong. Ketiga cewek itu akhirnya duduk dengan tenang sambil memilih menu yang akan mereka pesan.

" Kalian mau pesan apa?, kalo gue mau pesen bakso aja sama air mineral aja". Putri menutup buku menu, setelah selesai memilih makanan yang dia inginkan.

" Humm kalo gue,,,, mau nasgor aja deh sama es teh ". Tia juga selesai memilih menu, tersisa Tiwi yang masih sibuk membolak balikkan buku menu karna bingung mau memesan makanan apa.

" Gue bingung mau pesen apa". Tiwi memanyunkan bibirnya karna kesel pada dirinya sendiri yang tidak tau mau makan apa. " Dahlah lu pesen aja yang bikin kenyang gitu aja ribet". Tiwi mendengus kesal melihat kakaknya yang malah mengomelinya, bukannya membantu memilihkan dia makanan.

" CK, ya udah gue pesen bakso aja deh kayak putri, kalo minumnya gue mau es jeruk". Tiwi akhirnya memutuskan untuk memilih menu yang sama dengan putri, karna menurutnya hanya bakso yang tidak akan mengecewakan ketika bingung ingin makan apa.

" Ya udah tunggu bentar gue pergi pesen". Tia melangkah menuju meja kasir untuk memesan makanan dan minuman yang mereka inginkan.

Tidak sampai lima menit, Tia duduk kembali di tempatnya, sembari menunggu pesanan mereka, ketiga cewek itu membicarakan banyak hal, dari mulai yang penting sampai yang tidak pentingpun mereka bahas.

Patss....

Ketika mereka sedang asyik bergosip, tiba tiba sebuah kemeja bewarna putih jatuh tepat di wajah putri. Kejadian tiba tiba itu mengejutkan tiga cewek itu yang sedang asyik bergosip ria.

Tia dan Tiwi langsung mengangkat wajah mereka ketika melihat seorang laki laki berdiri dengan gaya angkuhnya.

" Lo apa apaan sih". Tia yang gampang terpancing emosi, melupakan rasa takutnya kepada Seorang Ardiy syahreza ketika melihat putri di berlakukan kasar.

" Lo gak usah ikut campur, ini urusan gue sama gadis ini". Ardiy menunjuk wajah putri yang sekarang begitu ketara sedang menahan emosinya.

"Gue tau, mungkin Lo masih kesal perkara yang tadi pagi, tapi Lo bisa melakukan cara yang lebih baik buat menyelesaikan masalah. Tiwi mengusap usap bahu Tia yang begitu emosi dengan perlakuan kasar Ardiy kepada putri. " Udah ya gak papa". Putri akhirnya berbicara setelah berhasil mengontrol rasa terkejutnya. Tia yang mendengar perkataan putri tidak terima tapi dia tidak bisa berbuat apa apa karna tidak ingin putri mendapatkan masalah yang lebih besar kedepannya.

  Sementara Ardiy tampak tidak peduli dengan pembicaraan ketiga cewek itu, Ardiy memang sebodoh amat itu dengan orang yang tidak dia kenal, tidak jarang hal inilah yang memicu kemarahan musuh terhadap ardiy.

  " Cuci, besok kembalikan". Setelah mengatakan kalimat pendek itu, ardiy pergi tanpa basa basi , tidak menghiraukan rasa marah ketiga cewek itu, bahkan Ardiy tidak mengizinkan putri berbicara sepatah katapun, karna Ardiy tidak suka sebuah penolakan.

DINIKAHI BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang