Seminggu kemudian...Rumah Reza begitu ramai hari ini, semua keluarga berkumpul untuk memeriahkan acara lamaran yang akan di gelar nanti malam.
Acara lamaran antara Ardiy dan putri di selenggarakan di rumah besar Reza, Lita sudah menyiapkan mobil untuk menjemput putri sekeluarga.
Karna ini perjodohan mendadak, Ardiy tidak mengambil libur kuliah, justru sekarang pemuda itu sibuk mengaduk aduk minuman yang sejak beberapa menit lalu dia pesan.
"Apa gue bisa jadi suami yang baik dan bertanggung jawab kayak papa entar?". Ardiy sudah seperti orang galau habis di tinggal nikah. Wajah Ardiy begitu lesu seakan tidak memiliki semangat.
Brak....
"Asuu". Ardiy mengumpat karna terkejut akibat suara meja yang sengaja di gebrak oleh Jehan. " Bahahhahahaha". Jehan, Joshi,Jun, Harsa, Dewi dan Erni kompak menertawakan Ardiy yang sedang mengusap dadanya.
" Taik kalian semua". Ardiy menatap kesal para sahabatnya, sedangkan yang di tatap kesal sibuk menghayati tawa mereka masing masing.
" Hahaha anjirr, sakit perut gue". Harsa mengusap matanya yang berair akibat terlalu menghayati tawa. " Abis lu kayak orang lagi galau berat, dari tadi gue perhatiin dari jauh lu ngelamun Mulu". Ardiy mengehala napas mendengar perkataan Jehan.
" Lo kenapa sih Ar, Lo lagi galauin si Selvi ya?". Ardiy melotot Ke arah Jun yang sedang nyengir lebar. " Amit amit dah". Semua yang ada di meja itu tertawa melihat ekpresi ngeri Ardiy.
" Terus Lo kenapa dari tadi kayak orang galau?". Erni mewakili isi hati para sahabatnya. Sedang Ardiy kembali mengaduk aduk minuman yang bahkan tidak berkurang isinya.
" Lo semua datang aja ke rumah nanti malam, entar juga kalian bakal tau jawabannya, jangan lupa pakai pakaian formal". Setelah mengatakan kalimat itu, Ardiy langsung pergi meninggalkan sahabatnya yang terbengong.
Putri yang kebetulan berada di belakang kursi yang di duduki oleh Ardiy merasa tersentil, karna putri merasa Ardiy benar benar terpaksa menikah dengan dirinya.
"Apa yang gue harapkan?, orang miskin kayak gue gak mungkin di inginkan oleh pangeran kaya raya seperti kak Ardiy, sekarang aja kak Ardiy merasa terbebani dengan semua ini apa lagi di masa depan nanti". Putri menghela napas dengan kasar memikirkan kehidupan kedepannya yang entah bagaimana.
**"""*******""""****
Kurang lebih tiga puluh menit, Ardiy sampai di halaman luas rumahnya yang terlihat begitu ramai, bahkan si bungsu Rizka sedang belarian bersama beberapa anak tetangga komplek yang ikut membantu menyiapkan acara nanti malam.
" Abanggg". Rizka yang melihat Ardiy turun dari motor, segera berlari dan langsung memeluk kaki Ardiy, karna hanya sampai situ yang bisa di jangkau. Ardiy berjongkok menyamakan tingginya dengan Rizka. Dengan gemas Ardiy mencium pipi Rizka dan Rizka membalas mencium pipi Ardiy kanan dan kiri.
" Cantik banget adik Abang". Rizka tersenyum lebar mendapatkan pujian dari sang Abang. " Makacih, Abang juga ganteng kok". Ardiy terkekeh mendengar pujian dari si bungsu. Setidaknya rasa gundah di dalam hati sedikit terobati dengan mengajak sang adik berbicara.
" Ya sudah kamu lanjut aja main sana, Abang mau mandi dulu ". Rizka mengangguk dan kembali berlari ke tempat dimana teman temannya berada.
Setelah Rizka kembali pergi, Ardiy berdiri dan berjalan masuk ke dalam rumah, Ardiy berniat istirahat sebentar agar nanti malam tidak terlalu capek.
****""""""****
" Bang, bangun udah sore". Ardiy yang berniat istirahat sebentar malah kebablasan sampai sore , bahkan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul lima lebih beberapa menit.
Andre berdecak sebal melihat Ardiy malah membenarkan letak selimutnya. " CK, bangun dong". Andre menyingkap selimut Ardiy, hingga membuat pemuda itu mau tidak mau membuka matanya yang masih terasa berat, dia benar benar masih mengantuk.
" Apa sih An, gue masih ngantuk". Andre kembali berdecak malas, muka sedatar itu berkelahi dengan hati yang begitu kesal karena Ardiy. " Udah sore, Lo di suruh siap siap ". Setelah mengatakan kalimat pendek itu, Andre langsung keluar dari kamar Ardiy.
Ardiy yang masih begitu berat bangun dengan terpaksa berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Pukul tujuh malam keluarga putri akhirnya sampai di rumah besar Reza, para keluarga Reza juga sudah berkumpul, bahkan Burhan juga ikut di undang beserta anak dan istrinya. Para tetangga samping rumah juga ikut hadir untuk menyaksikan acara keluarga Reza.
Para sahabat Ardiy yang memang kepo sejak awal bahkan sudah stay sejak pukul enam tadi, kini para anak muda itu berkumpul di sudut taman rumah.
Adit, Andre,Reyhan putra dari Burhan, Harsa, Jehan ,Joshi,Jun, marchel,harsa,Luzi,veron ,Wawan ,arhab,Dewi, Erni, Tara, Salma dan debiy. Mereka semua duduk di kursi yang di tengah tengah terdapat meja yang berisi beberapa makanan dan minuman.
" Ini serius Ardiy mau tunangan?". Para pemuda itu tidak pernah menyangka bahwa Ardiy akan segera berganti setatus. " Iya bang Harsa, bahkan seminggu kemudian juga bakal langsung di nikahkan". Adit menjawab pertanyaan Harsa sekaligus membocorkan hari pernikahan Ardiy, para sahabat Ardiy ternganga mendengar penjelasan Adit.
" Anjirr Daebak, bentar lagi dia jadi suami orang cok". Semua yang ada di meja itu tertawa mendengar perkataan Harsa. Andre hanya tersenyum kecil, tapi senyum kecil itu mampu menghipnotis salah satu perempuan di antara mereka.
Salma yang sadar akan tatapan Tara ke Andre sengaja berdehem untuk menyadarkan Tara. " Khemmm, yang diem diem memperhatikan, ciee". Tara yang sadar Salma sedang menyindirnya melotot. Para remaja yang paham terkekeh sedangkan para pemuda itu yang tidak tau apa apa menatap heran.
Andre yang juga faham tapi pura pura tidak faham menyembunyikan senyumnya. Dia selama ini sadar kalo Tara sudah dari lama selalu memperhatikan dirinya, hanya saja dia belum Mau pacaran sebelum lulus SMA.
"Baiklah mari kita sambut pasangan yang akan melakukan pertunangan malam ini, silahkan maju".
Prok....prokkk....prokk......
Semua orang bertepuk tangan melihat kedatangan Ardiy dan putri yang bergandengan tangan maju ke tempat yang sudah di siapkan.
Jehan, Joshi, Jun, Harsa, Dewi dan Erni seketika melotot kaget melihat putri adalah orang yang di gandeng oleh Ardiy di depan sana. " Anjirr jadi Ardiy bakal nikah sama adik tingkat kita yang itu?" . Jehan menatap tidak percaya, oh bukan hanya Jehan tetapi juga semua pemuda itu kecuali para remaja. " Enggak nyangka gue". Dewi menganggukkan kepala mendengar perkataan Erni.
" Baiklah tanpa berlama lama mari kita saksikan acara pertukaran cincin pasangan kita malam ini". Suara MC yang memandu acara mengembalikan para pemuda itu dari rasa terkejut mereka.
Ardiy mengambil cincin yang di berikan oleh Lita dan memasangkannya di jari manis putri, sebaliknya putri juga melakukan hal yang sama.
Prok...prokk...prok...
Suara tepuk tangan kembali memenuhi tempat itu setelah kedua pasangan yang tampak serasi itu selesai memasangkan cincin. Ardiy yang begitu terlihat tampan dan berwibawa dengan jaz hitamnya, dan putri juga tidak kalah cantik menggunakan dress bewarna biru tua.
Setelah acara tukar cincin, semua orang menikmati hidangan yang sudah tersedia , tapi Ardiy malah di seret oleh para sahabatnya meminta penjelasan, karna mereka semua masih terlihat tidak percaya dengan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BADBOY
FantasyBagaimana rasanya di jodohkan sama seseorang yang justru paling kita hindari? Apa lagi ketika kita tau sifat laki laki itu yang di kenal sebagai seorang playboy dan badboy. Putri begitu takut ketika tau kedua orang tuanya justru menjodohkannya deng...