" Haisstt di mana sih laki laki itu". Putri tampak celingukan di kantin memperhatikan tempat yang sering di duduki oleh Ardiy dan para sahabatnya, namun Putri tidak melihat keberadaan Ardiy di antara teman temannya yang sedang bercanda gurau.
"Hufftt sudah hampir satu jam gue disini, tapi sampai sekarang barang hidung tuh lakik kagak kelihatan". Putri mengaduk aduk jus yang dia pesan sambil menekuk wajahnya karna bosan menunggu kedatangan Ardiy, padahal dia seharusnya sekarang sudah pulang bersama kedua sahabatnya, namun gara gara menunggu ardiy, putri terpaksa tinggal sendiri di kampus sedangkan 2T sudah pulang lebih dulu.
Bruk...
Bunyi kursi yang di duduki dengan kasar membuat putri mengangkat wajahnya,matanya berbinar melihat orang yang dia tunggu tunggu akhirnya kelihatan. " Bangsat". Hampir bangkit dari duduknya, namun niat itu segera di urungkan karna Mendengar umpatan penuh emosi keluar dari Mulut Ardiy. Jangan lupakan tatapan tajam yang sarat akan emosi membuat putri memilih diam di tempatnya.
"Lo kenapa Ar?". Jehan mewakili para sahabatnya bertanya penyebab Ardiy begitu emosi, Ardiy bukan orang yang akan meledekkan emosinya kalo bukan karna hal besar. Sementara Ardiy tampak mengehala napasnya, mencoba meredam sedikit emosinya yang masih berkecamuk dalam hatinya. "Huffftt... Kalian semua tau gue abis nemuin apa tadi?". Semua yang ada di meja itu dengan kompak menggelengkan kepala mereka. "Emang apa?". Erni dan Dewi tampak yang paling tidak sabar menunggu jawaban Ardiy. Ardiy terkekeh sebelum menjawab pertanyaan sahabatnya. " Guekan tadi abis dari hotel, Lo semua tau gue malah ketemu sama si jalang selvie yang habis ngelonte".
"APAAA...". Semua yang ada di kantin tampak mengalihkan atensi mereka ke meja yang di duduki oleh Ardiy dan para sahabatnya tak terkecuali putri juga ikut penasaran akan pembahasan para mos wanted kampus itu, putri mencoba menajamkan telinganya untuk mencuri curi info.
" Yahh kalian gak salah dengar, kan tai , jadi selama ini gue cuma pajangan doang anjing". Jehan ,Joshi, Jun, hosi, Dewi dan Erni tampak prihatin melihat muka galau sahabat mereka. " Ya udah sih Ar, Lo tampan, Lo kaya masih banyak perempuan yang mau sama Lo". Joshi menepuk bahu ardiy, mencoba memberikan dukungan moral agar ardiy tidak terlalu larut dengan kegalauannya.
" Nah iya Ar, gue juga kalo bukan sahabatan sama Lo , gue juga pasti mau sama Lo hanya saja sekarang terasa geli kalo kita yang menjalin hubungan ". Ardiy dan yang lain terkekeh mendengar penuturan blak blakan Dewi , cewek itu memang terkenal akan sifat matrenya, namun dia matre pada orang orang tertentu saja.
" Gue gak bakal mau sama Lo, karna Lo matre , mending gue sama Erni aja yang kalem ". Ardiy mengedipkan matanya ke arah Erni, membuat perempuan itu tertawa kecil, itu hal biasa karna ardiy emang sering kali menggombalinya. " Cihh Erni gak bakal mau sama laki laki kayak Lo, suka tawuran dihh". Dewi nampak mencibir ardiy dengan muka sinisnya. Ardiy hanya memeletkan lidahnya ke arah Dewi, setidaknya dengan bertemu dengan sahabatnya emosi Ardiy sedikit mereda.
Putri yang melihat situasi sudah mendukung akhirnya bangkit dari kursinya untuk mengembalikan kemeja Ardiy. " Hufftt tenang tenang". Putri mencoba mengurangi kegugupannya sebelum berjalan menuju meja tempat ardiy duduk. Setelah lebih tenang putri akhirnya melangkahkan kakinya menuju meja yang berada gak terlalu jauh dari tempatnya.
"Khemm permisi". Semua yang ada di meja itu dengan serentak mengangkat kepala ketika mendengar suara lain di antara mereka, tak terkecuali ardiy yang terpaku ketika mata tajamnya bertemu dengan mata indah putri. " Iya ada apa?". Suara bariton Jun membuat ardiy segera mengalihkan pandangannya. " Umm ini kak , saya cuma mau mengembalikan baju kak ardiy"..Ardiy kembali mengangkat kepalanya dan melihat putri menyodorkan sebuah paper bag kepadanya. " Thanks". Ardiy kembali duduk dengan tenang setelah menerima paperbag itu. Sementara putri hanya mengangguk singkat dan segera berbalik untuk pulang.
" Oh iya gue mau kasih tau kalian berita yang gak kalah mengejutkan lagi"." Apaan tuh". Hosi memajukan kepalanya di ikuti oleh yang lainnya Karna mereka juga penasaran akan berita apa lagi yang akan Ardiy sampaikan. Putri bahkan ikut mengehentikan langkahnya karna ikutan penasaran. " Kalian tau, mama mau jodohin gue sama Anak temannya".
" Whatttt". Mereka kembali menjadi pusat perhatian kedua kalinya, bagaimana tidak mereka semua begitu heboh sejak tadi. Putri bahkan melotot mendengar perkataan ardiy. " "Itu gak mungkin kan gue di jodohin bapak sama dia". Putri jadi kepikiran akan siapa yang akan di jodohkan dengan dirinya. " Dahlah terserah gue males mikir". Perempuan itu akhirnya melanjutkan langkahnya untuk segera pulang.
Ardiy menunduk lesu, Dewi dan Erni dengan lembut mengusap rambut ardiy mencoba menguatkan teman mereka yang tampak lesu tidak bertenaga. " Yang sabar ya Ar, mungkin ini emang yang terbaik buat Lo". Ardiy hanya bisa mengangguk mendengar nasihat Erni yang memang kadang bisa bersikap paling dewasa di antara mereka semua.
" Ya udah deh gue pulang dulu guys". Ardiy bangkit dari duduknya, sebelum pergi ardiy tidak lupa bercipki cipki dengan Dewi dan Erni , serta tidak lupa juga berpisah ala cowok cowok pada umumnya. " Hati hati ya, jangan ngebut ngebut". Ardiy tersenyum mendengar nasihat Erni. " Iya sayang". Ardiy mengusap kepala Erni dengan lembut, setelah itu Ardiy segera pergi meninggalkan para sahabatnya.
Sekitar tiga puluh menit Ardiy akhirnya sampai di halaman luas rumahnya. Laki laki itu segera masuk dan mencari keberadaan Mamanya. " Maa.... Mama.....". Lita yang berada di kamar segera keluar ketika mendengar suara ardiy yang berteriak memanggilnya. " Ada apa nak teriak teriak". Melihat Lita keluar dari kamar ardiy langsung memeluk wanita yang begitu dia cintai itu. Lita yang tau anak sulungnya sedang ingin bermanja mengusap rambut ardiy dengan lembut. " Kenapa sayang humm". Ardiy hanya menggeleng tanpa menjawab pertanyaan sang mama. Lita akhirnya pasrah saja membiarkan saja putranya memeluknya sampai puas, karna sangat jarang ardiy akan mode clingy seperti sekarang ini karna posisinya sebagai seorang anak sulung.
Setelah beberapa menit Ardiy akhirnya melepaskan pelukannya, Ardiy tersenyum dan di balas senyum oleh Lita. " Maa,, hummm,,, ardiy bakal terima perjodohan yang mama bicarakan tadi pagi". Lita tersenyum sumringah mendengar perkataan ardiy . " Benarkah, kamu gak bohong kan?". Ardiy menggeleng menjawab pertanyaan Lita, laki laki laki itu ikut tersenyum melihat senyuman malaikat yang telah mengandung dan membesarkannya itu. " Mama sangat senang mendengarnya sayang, besok malam kita akan bertemu dengan keluarganya, sekarang mama mau menelepon mereka dulu".
Cup..
Ardiy tertawa kecil melihat antusias Lita , bahkan perempuan setengah baya itu menyempatkan diri mencium pipi ardiy sebelum masuk kembali ke dalam kamarnya. " Hufft mungkin benar kata Erni , ini yang terbaik buat gue". Ardiy akhirnya naik ke lantai dua di mana kamarnya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BADBOY
FantasyBagaimana rasanya di jodohkan sama seseorang yang justru paling kita hindari? Apa lagi ketika kita tau sifat laki laki itu yang di kenal sebagai seorang playboy dan badboy. Putri begitu takut ketika tau kedua orang tuanya justru menjodohkannya deng...