Menjelang hari H pernikahan Ardiy, dan putri, Lita dan Dinda sibuk bolak balik ke hotel untuk mengecek persiapan di sana, karna pesta pernikahan Ardiy dan Putri akan di gelar di hotel Syahreza.
Undangan sudah tersebar luas, di kampus juga sudah di sebarkan bahkan para anak anak di kampus jadi heboh karna tiba tiba mendapat undangan pernikahan Ardiy dan putri, yang tentu saja tidak mereka sangka sangka.
Sebagian besar para anak anak kampus mengenal siapa Ardiy, tapi tidak terlalu banyak yang mengenal putri, karna putri tidak seterkenal Ardiy.
Selvi yang juga melihat undangan di grup kampus seketika merasa marah dan tidak terima, karna bagaimanapun perempuan itu tidak ingin kehilangan Ardiy, namun juga tidak bisa meninggalkan hobinya yang suka bermain dengan para laki laki hidung belang.
" Ini tidak mungkin, siapa wanita yang di nikahi oleh Ardiy, Arghhhh aku gak terima di giniin , enggak arghhhhh"
Prank..Duk..Duk...
Suara benda benda yang di banting menggema di kamar Selvi, perempuan itu tinggal bersama kedua orang tuanya, tapi pergaulan bebas Selvi tidak di ketahui oleh ayah dan ibunya.
Sarti dan Ilham yang mendengar suara ribut di kamar Selvi, dengan segera berlari menuju ke sana. " Selvi ada apa?, kenapa kamu kayak gini?". Sarti dengan segera mengehentikan Selvi yang berniat membanting pas bunga.
" Enggak buk, aku gak Sudi liat Ardiy nikah sama perempuan lain". Selvi terus berteriak histeris seperti orang kesurupan, hingga membuat Sarti dan Ilham kewalahan menenangkan putri semata wayang mereka.
********
Sementara putri yang sudah melihat undangan di grup kampus, menghembuskan napas melihat beberapa komentar negatif para fens fanatik Ardiy.
" Hufftt gini amat nikah sama orang ganteng". Putri mengerucutkan bibir membaca komentar komentar itu, banyak respon positif dan negatif hingga hal itu membuat mood putri sedikit anjlok.
Putri sedang bersantai di depan rumah, ketika dia melihat sebuah mobil masuk ke halaman rumahnya. " Siapa itu?". Putri segera bangkit ketika melihat mobil itu berhenti.Putri membulatkan mata ketika melihat Ardiylah yang keluar dari dalam mobil mewah itu. Dengan segera putri mendekat ke arah Ardiy yang memberi kode untuk mendekat.
" Kak". Putri tersenyum kecil ketika sudah berada di depan Ardiy. Sedangkan Ardiy hanya membalas dengan senyum kecil.
" Ikut gue sebentar". Ardiy langsung menyeret putri untuk masuk ke dalam mobil tanpa menunggu persetujuan putri.
Putri yang tidak siap hanya bisa pasrah ketika pintu mobil sudah di tutup oleh Ardiy, pemuda itu dengan segera masuk ke dalam mobil dan duduk di samping putri.
Ardiy mengemudikan mobil keluar dari halaman rumah putri, Mia dan Sukman tidak berada di rumah, mereka berdua sudah berada di rumah syahreza ikut menyiapkan keperluan untuk acara besok.
" Kita mau kemana kak?". Putri yang penasaran memilih untuk bertanya, Ardiy yang mendengar pertanyaan putri menoleh sebentar sebelum kembali menghadap depan.
" Kita perlu berbicara berdua, gue udah pesan tempat private jadi Lo tinggal ngikut aja". Putri membulatkan bibir mendengar jawaban Ardiy, yahh walaupun dia masih penasaran tapi perempuan itu memilih tidak bertanya lagi.
Beberapa menit berkendara di temani keheningan, mobil Ardiy akhirnya terparkir di parkiran sebuah restoran. " Katanya tempat private tapi ini rame loh".
Putri melihat sekeliling melihat restoran itu begitu ramai oleh pengunjung.
Sementara manager restoran yang melihat kedatangan Ardiy, dengan. Segara berdiri menyambut kedatangan pemuda itu. " Selamat datang tuan". Ardiy menyambut uluran tangan manager itu dengan wajah datar".
" Dimana ruangannya?". Ardiy yang tidak ingin berbasa basi segera mengatakan niatnya datang ke restoran itu. " Semua sudah siap, mati ikut saya". Manager restoran itu dengan segera mengarahkan Ardiy ke lantai tiga, dimana tempat itu sudah di booking oleh Ardiy hanya untuk berbicara berdua dengan putri.
" Silahkan tuan dan nona, makannya juga sudah di siapkan". Ardiy menarik tangan putri masuk ke dalam ruangan itu, sedang manager itu dengan segera meninggalkan Ardiy dan putri berdua di ruangan itu.
" Duduklah". Putri menurut, perempuan itu duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Ardiy.
" Jadi..gue disini ingin kita membicarakan tentang pernikahan kita yang akan berlangsung dua hari lagi, gue ingin bertanya beberapa hal sama Lo, ini menyangkut masa depan kita berdua ".
Putri yang mendengar penjelasan Ardiy, menganggukkan kepala, merasa faham kalau mereka memang perlu berbicara dari hati ke hati untuk ukuran pernikahan mendadak ini.
" Put, gue tau mungkin Lo terpaksa menjalani semua ini, tapii mau gak mau kita harus tetap melakukannya karna ini kehendak orang tua kita". Ardiy menatap putri dengan tatapan serius.
"Kalo misal ada hal hal yang enggak Lo suka dari gue, bicarakan aja sekarang biar gue bisa ngubah sikap, bagaimanapun gue cuma pengen nikah sekali seumur hidup, cinta bisa kita dapatkan seiring berjalannya waktu ".
Putri tersenyum mendengar perkataan Ardiy, karna putri juga berharap hanya menikah sekali seumur hidup.
" Kak, jujur aja kesan pertama kita bertemu gue tuh kesel banget sama Lo, gue sampai berharap kalo Lo gak akan pernah jadi masa depan di hidup gue, karna gue gak suka laki laki kasar, dan yah rumor tentang Lo yang playboy juga buat gue makin gak pernah masukin Lo ke dalam kriteria cowok idaman gue, tapi ternyata takdir berkata lain".
Bukannya tersinggung, Ardiy malah tertawa kecil menanggapi celotehan putri. Melihat Ardiy tertawa, putri menatap wajah yang benar benar nyaris sempurna itu.
" Lo benar kak, mungkin cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu pernikahan kita, tapi..gue boleh minta satu hal gak dari Lo?". Ardiy menatap putri dengan anggukan.
" Of course ,katakan aja". Putri tersenyum sebelum mengatakan keinginannya.
" Kurang kurangin Deket sama perempuan ya kak, karna walaupun gue belum cinta sama Lo, mungkin gue bakal tetep kesel kalo Lo di tempelin sama perempuan ".
" Bahahaha Lo lucu". Pecah sudah tawa Ardiy melihat wajah sebel putri, sementara putri yang melihat Ardiy tertawa lepas mematung karna kagum plus terpesona.
Ardiy yang menyadari putri terdiam memperhatikan dirinya seketika berhenti tertawa, berganti dengan senyum miring.
" Gue tau gue ganteng, tapi itu mulut mingkem dulu entar ada nyamuk masuk". Putri yang tersadar segera mengalihkan wajahnya yang memerah, perempuan itu merasa begitu malu karna ketahuan memperhatikan Ardiy.
Ardiy kembali terkekeh geli melihat wajah merah putri, kulit putri yang putih bersih tanpa beda membuat rona merah begitu ketara di pipi gadis cantik itu.
" Oke mungkin disini Lo perlu tau satu hal, selama ini gue gak pernah dekat dengan sembarang perempuan, dua perempuan yang sering nempel sama gue itu adalah sahabat gue, namanya Dewi dan Erni, besok pas nikah gue kenalin".
Putri antara percaya dan enggak percaya mendengar penjelasan Ardiy, tapi emang sih, Ardiy selama di kampus cuma Deket sama dua perempuan yang baru putri tau namanya.
" Udahkan, sekarang ayo makan setelah itu kita pulang". Ardiy mempersilahkan putri menikmati hidangan yang tersedia di meja mereka berdua, mereka berdua Akhirnya menyantap makanan bersama.
Ardiy tidak bisa berlama lama di luar, karna tadi izinnya cuma keluar sebentar bareng putri, Ardiy sudah izin dengan Lita dan juga ke Mia dan Sukman.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BADBOY
FantasyBagaimana rasanya di jodohkan sama seseorang yang justru paling kita hindari? Apa lagi ketika kita tau sifat laki laki itu yang di kenal sebagai seorang playboy dan badboy. Putri begitu takut ketika tau kedua orang tuanya justru menjodohkannya deng...