"Lebih cepat ditt mobil itu kayaknya emang sengaja ngikutin kita". Sementara itu Andre dan Adit sedang kebut kebutan di jalan raya, bukan tanpa alasan mereka melajukan mobil dengan kencang melainkan karna mereka sejak tadi di ikuti oleh dua buah mobil yang tidak mereka kenal. " Bang kayaknya kita gak bisa menghindar terlalu jauh, Lo coba telpon bang ardiy entar kita berhentiin mobil di jalan yang sepi itu". Tanpa membantah perintah Adit, Andre langsung mengambil ponsel dan segera menghubungi ardiy.
Ardiy sedang berbaring di ranjangnya sambil membaca sebuah buku. Ketika sedang asyik membaca ponselnya tiba tiba berdering sehingga mengalihkan atensinya dari buku tersebut.
Kring...kringg...kring
Ardiy segera mengangkat panggilan ketika yang tertera adalah nama sang adik yaitu Andre, karna Andre sangat jarang menghubunginya jika tidak ada kepentingan. " Hal-".
" Bang cepat datang ke alamat yang gue kirim". Kalimat ardiy terpotong oleh suara Andre yang langsung menyerobotnya. Ardiy yang mendengar nada panik Andre segera membuka pesan, setelah melihat titik alamat yang di kirim Andre , ardiy dengan cepat menyambar kunci motornya.
Brumm....brumm...brummmTanpa berlama lama , ardiy langsung meleset meninggalkan rumah menuju alamat yang dituju. Dengan kecepatan penuh pemuda itu melajukan motornya bahkan Ardiy tidak ragu ragu menyalip beberapa motor dan mobil mobil, ardiy tidak memperdulikan umpatan para pengendara lain, karna yang ada di benaknya sekarang hanyalah keselamatan kedua adiknya.
Brummm...cekitt
Mobil yang di kendarai Adit dan Andre berhenti mendadak karna berhasil di hadang oleh satu mobil yang mengejar mereka, bahkan mobil kedua remaja itu terkepung karna di belakang juga sudah ada yang menghalangi mereka. Adit dan Andre tampak saling pandang dengan wajah datar mereka masing masing ketika melihat lima orang berbadan kekar keluar dari mobil yang menghadang mereka.
" Keluar kalian...". Salah satu laki laki yang tadi mengetik kaca mobil Andre dan Adit dengan kasar. Hal itu membuat kedua remaja itu akhirnya keluar.
Blam..Adit dan Andre berdiri tanpa rasa takut, tentu saja mereka tidak takut karna hal seperti ini sudah biasa mereka lewati, sebagai anak konglomerat keselamatan mereka memang terkadang sedikit terancam baik dari pihak musuh bisnis orang tua mereka maupun ancaman dari orang orang yang tidak menyukai mereka.
" Mau apa?". Andre memandang para musuh dengan wajah datar khas seorang Andre syahreza. " Heh Lo masih nanya bocah? Tentu saja kita mau kalian hahahaha...". Para preman itu tertawa berjamaah tampak meremehkan kekuatan Andre dan Adit .
Krek...
Suara jari jari tangan yang di renggangkan terdengar dari arah berdirinya Adit dan Andre. Adit tersenyum miring dengan lidah yang di mainkan di dalam mulutnya. "Satu, lima , sepuluh, maju Lo semua". Adit menunjuk wajah para preman itu, hal itu memicu kemarahan mereka semua. " Heh banyak gaya Lo bocah, seraaangg".
Bugh...bugh...bughh
Pertempuran itu akhirnya tidak bisa di elakkan, dua lawan sepuluh tidak membuat Adit dan Andre ketakutan, kedua remaja itu bahkan tampak menikmati aksi baku hantam mereka.
Bughh...krakk....aaargghhhhh
Suara tulang patah dan erangan kesakitan membuat pertempuran itu terhenti. Tampak salah satu preman itu terkulai lemah sambil memegang tangannya yang patah. Andre tersenyum semirik tampak begitu puas melihat hasil perbuatannya, yahh Andre tidak suka basa basi beda dengan Adit yang lebih suka bermain main dengan musuh.
" Brengsekkk, mati aja kalian berdua". Ketua preman begitu marah ketika melihat salah satu anak buahnya tidak bisa berkutik akibat serangan Andre. " Bacot , maju Lo bangsat". Andre langsung maju menyerang laki laki yang berbicara tadi, sementara Adit masih sibuk melawan yang lainnya, bahkan beberapa ada yang sudah tumbang. Adit mempunyai kekuatan yang begitu besar di tangan kanannya, sehingga sekali pukul bisa membuat lawan langsung pingsan jika tidak begitu kuat.
Brummmm....
Ardiy akhirnya sampai di tempat Andre dan Adit sedang melakukan aksi baku hantam, pemuda itu melepas helmnya dan duduk dengan santai melihat kedua adiknya bertempur, bukam tidak khawatir hanya saja tersisa tiga orang saja , jadi dia lebih memilih memantau saja biar Adit dan Andre puas bermain main.
Bughh...
"Wow". Ardiy begitu kagum ketika melihat Adit berhasil menumbangkan kedua preman yang tersisa. "Fyuhhj". Adit mengelap keringatnya dan menepuk nepuk tangannya seperti membersihkan debu ketika semua lawannya sudah tumbang, tersisa Andre yang masih melawan ketua preman itu. Adit bersandar di di kepala mobil sambil mencongkel lubang hidungnya dengan santai melihat Andre baku hantam.
" Yuhuu ayo bang patahin aja lehernya". Ardiy terkekeh melihat Adit malah menggoyangkan tangannya seperti sistem support untuk mendukung Andre. Sementara Andre mengangkat jempol kirinya sedangkan tangan kanannya menangkis serangan yang datang.
Bughhh...bruk..
Andre menendang tepat di tengah dada preman itu sehingga pria itu ambruk di tanah. Dengan kilat Andre langsung menerjang laki laki itu dan menekuk tangan laki laki itu dengan kasar. "Lo mau bicara atau tangan Lo gue buat hilang?".
"Arghhh...sstttt". Laki laki itu merasakan rasa sakit yang begitu dahsyat di lengannya, kekuatan Andre memang tidak bisa di ragukan dalam hal mematahkan tubuh lawan. " Sa-saya akan bicara". Laki laki itu akhirnya memilih jujur dari pada harus kehilangan tangannya.
" Pilihan yang bagus, jadi siapa yang nyuruh Lo hah". Kilatan amarah nampak terlihat di mata remaja yang biasa berwajah datar itu. "Kami di suruh oleh pak Burhan ". Mendengar nama itu ketiga laki laki mendengus kesal, karna Burhan adalah paman mereka sendiri namun entah apa yang memicu laki laki itu membenci mereka semua.
" Pergi, sampaikan salam gue sama si tai itu". Andre akhirnya melepaskan preman itu, laki laki itu segera berlari menuju mobilnya ketika tangannya sudah terlepas dari Andre. Setelah kepergian preman itu Ardiy, Adit dan Andre akhirnya berkumpul. " Gue udah panggil beberapa bodyguard untuk mengembalikan mereka ke rumah si tua Bangka itu". Ketiga laki laki itu bersandar di kepala mobil yang tadi pagi di bawa oleh Andre, Namun tadi gantian Adit yang bawa. " Itu mereka ayo pulang". Melihat kedatangan para bodyguard, ketiga laki laki itu akhirnya kembali ke kendaraan masing masing.
" Kayaknya abis ini kita bakal di omelin deh bang sama mama, karna kita ada lebam lebam". Jangan kira mereka tidak mendapatkan luka , bagaimanapum lawan mereka tidak seimbang sehingga mereka berdua mendapat beberapa luka lebam di wajah mereka masing masing. " Nikmati aja". Andre bersandar dengan santai di kursi penumpang, sedangkan Adit kembali menjadi supir sampai rumah nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BADBOY
FantasyBagaimana rasanya di jodohkan sama seseorang yang justru paling kita hindari? Apa lagi ketika kita tau sifat laki laki itu yang di kenal sebagai seorang playboy dan badboy. Putri begitu takut ketika tau kedua orang tuanya justru menjodohkannya deng...