BAB 17

5 1 0
                                    


Adit sampai di taman yang terlihat sepi karna masih jam kerja dan sekolah, remaja itu mendudukkan dirinya di kursi panjang. " Hufftt ya tuhan". Adit memukul dadanya yang terasa sedikit sesak seperti ada yang mengganjal di dalam sana. Dia begitu benci ketika terlalu banyak beban pikiran , karna napasnya sering kali sulit keluar ketika sedang kalut kayak gini. Bukan sesak napas sih tapii entahlah itu sudah sering Terjadi sejak dia masih kecil.


Adit mengambil sebatang rokok dan langsung menghidupkannya, dengan tenang remaja itu menghisap batang nikotin itu. Hidup tanpa perhatian orang tua membuat Adit terjerumus ke dalam pergaulan bebas, merokok, balapan liar bahkan mabuk mabukan juga sudah sering dia lakukan. Hanya saja untuk mabuk Adit tidak terlalu melakukannya hanya ketika sedang capek aja dengan keadaan.

"Temenin gue mulangin Rizka dulu, nanti setelah itu gue anter pulang". Ardiy menatap putri meminta persetujuan, karna akan sulit dia menyetir kalo harus sambil memangku Rizka yang tertidur. " Oke". Putri mengangguk tanda setuju, setelah melihat anggukan putri, ardiy kembali menghadap ke depan dan fokus menyetir.

Kurang lebih satu jam, Mobil Ardiy akhirnya memasuki kawasan rumah mewahnya. Untuk sejenak putri terpaku melihat deretan rumah mewah yang berjejer rapi, dan lebih trkejut ketika Ardiy memasukkan mobilnya di halaman rumah yang begitu mewah dan luas.,",serius gue di jodohin sama orang sekaya ini?". Putri berdecak melihat betapa megahnya rumah tinggal Ardiy.

" Ayo turun". Putri tersadar ketika mendengar suara berat ardiy. Putri dengan ragu ragu keluar dari mobil yang sudah di buka pintunya oleh Ardiy, dengan langkah pelan putri mengikuti ardiy dari belakang, ini posisinya Rizka sudah di ambil alih oleh Ardiy.

"Wahhh semua barang barang ini pasti mahal". Putri tidak henti hentinya kagum, apa lagi setelah masuk ke ruang tamu dan melihat interior design rumah itu.

" Duduklah dulu di situ". Putri dengan patuh mengangguk dan menduduk kan diri di sofa. Sedangkan Ardiy berjalan menuju pintu kamar kedua orangtuanya yang tertutup rapat. " Ini mana ada di rumah gak sih". Ardiy terlihat celingukan menatap rumah yang begitu sepi seperti tidak ada orang saja.

Tok...tok..tok

" Maa...mama..". Ardiy mengetuk pintu kamar yang umm sepertinya terkunci sih. Hampir lima menit berdiri tetapi tidak ada sahutan membuat Ardiy menghembuskan napasnya malas. " Ummm tadii mobil putih perasaan di bawa sama papa, tapi tadi kok parkir di halaman rumah?, apa jangan jangan". Ardiy berpikir keras mencoba menerka nerka apa yang terjadi ketika dirinya tidak ada di rumah. " Oh shitt, sepertinya gue mengganggu". Setelah otaknya konek ardiy segera berlalu dari depan kamar kedua orangtuanya menuju kamar Rizka, memang sih Rizka punya kamar sendiri hanya saja bocah itu lebih sering tidur di kamar kedua orangtuanya makannya ardiy tadi refleks membawanya ke situ.


" Pa ardiy udah pulang, udahan dulu ah, nanti lagi". Lita mendorong kepala Reza yang masih menempel di dadanya. " Humm ya udah". Reza akhirnya melepaskan dada istrinya dari mulutnya, karna sudah puas juga dari tadi micu kalo katanya.

Lita akhirnya bisa bernapas lega, dengan segera perempuan itu bangkit dari tidurnya, Lita memperhatikan kedua dadanya yang terasa kebas karna dari tadi di kulum. " Mesum kamu gak berkurang ya pa, kira kira nurun ke siapa sifat mesum kamu?". Reza terkekeh kecil mendengar penuturan istrinya. " Ardiy udah pasti sih ma, gak tau Andre , anak itu terlalu susah buat di tebak". Lita mengangguk saja menanggapi perkataan Reza .

" Ya udah mama mandi dulu". Lita berjalan menuju kamar mandi tanpa memakai sehelai benang, Reza hanya bisa meneguk ludahnya melihat tubuh perempuan yang sejak dulu berhasil mengalihkan dunianya.

Sementara Ardiy kembali ke ruang tamu setelah berhasil menidurkan Rizka. " Lo mau minum sesuatu?". Putri mendongak menatap Ardiy yang juga menatapnya, aksi tatap tatapan itu berlangsung selama beberapa detik, sebelum putri akhirnya mengalihkan tatapannya ke arah lain. Entah kenapa seperti ada sesuatu yang menarik dirinya untuk selalu menatap mata indah putri.

DINIKAHI BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang