BAB 26 . WARNING

4 2 0
                                    

  Setelah kurang lebih lima jam acara resepsi, kini semua tamu undangan sudah bubar, bahkan para keluarga juga kini sudah masuk ke kamar masing  masing.

  Termasuk pengantin baru juga kini sudah berada di dalam kamar yang sudah di hias dengan indah.

  Taburan bunga mawar di tengah tengah ranjang menambah kesan romantis kamar pengantin Ardiy dan putri.

  " Hufttt capek banget berdiri". Putri mendudukkan diri di sofa, karna di ranjang sana sudah ada Ardiy yang merebahkan diri.

  Tidak di pungkiri Putri merasa deh degan satu kamar dengan Ardiy yang kini sudah sah menjadi suaminya.

  Ada rasa gugup dan juga takut kalo kalo nanti Ardiy langsung minta jatah malam pertama.

  " Humm kakak gak mau mandi dulu?". Ardiy yang mendengar putri bertanya bangkit dari rebahannya. " Duluan aja, entar gue belakangan". Putri mengangguk, dengan segera putri menyeret gaunnya masuk ke dalam kamar mandi.

  " Ini gimana cara bukanya?". Putri berdiri di depan cermin, perempuan itu bingung cara membuka gaun yang di pakai, karna resletingnya ada di belakang.

  " Masak gue harus minta bantuan kak Ardiy, kan malu ". Putri mencoba memikirkan cara untuk membuka gaun tanpa harus meminta bantuan Ardiy.

   " Sepertinya gak ada cara lain". Putri memilih keluar kembali dari kamar mandi, untuk meminta bantuan Ardiy membuka gaunnya.

Ceklek....

Suara pintu kamar mandi mengalihkan fokus Ardiy yang sedang membaca chat di grup yang berisi dia dan para sahabatnya.

  " Loh belum mandi?". Ardiy menatap heran putri yang terlihat masih menggunakan gaun.

  " Humm anu kak, a-aku mau minta tolong". Putri begitu gugup dan juga malu saat ini. " Kenapa humm?". Ardiy berdiri dan segera menghampiri sang istri yang tampak begitu gugup.

  " I-ini kak a-aku gak bisa membuka resleting gaunnya". Putri menunduk setelah mengatakan kalimat itu. Ardiy yang faham menganggukkan kepala.

  " Balik badan biar gue bukain". Dengan pelan putri membalikkan badannya, Ardiy dengan segera membantu putri membuka gaun itu, pertama Tama Ardiy memindahkan rambut putri yang tergerai, tetapi laki laki itu di buat meneguk ludah melihat leher jenjang putri.

  "Sial, pikiran gue jadi liar". Ardiy mencoba menahan gejolak hasrat yang mulai terpancing, bagaimanapun dia laki laki normal dan yang di depan adalah sang istri yang sudah sah dia gauli.

  Ardiy dengan pelan mulai menurunkan resleting itu, tetapi jiwa kelakiannya akhirnya bangkit melihat punggung mulus putri.

  "Shit". Ardiy memainkan lidah melihat betapa menggodanya punggung mulus sang istri.

  " Terima kasih kak". Putri berniat berlari ke kamar mandi, namun niat itu terhenti ketika Ardiy menahan pinggangnya, napas Ardiy terdengar memburu di telinga belakangnya.

  " Bagaimana kalo mandinya nanti dulu". Ardiy menaruh meletakkan kepalanya di pundak putri. Sehingga hembusan napas Ardiy mengenai ceruk leher putri, hembusan itu membuat bulu kuduk putri berdiri.

  " Ke-kenapa kak". Putri faham, dia faham apa yang Ardiy inginkan, so dia akan nolak jika memang Ardiy menginginkan dirinya untuk saat ini, karna mereka sudah komitmen bakal menjalani rumah tangga mereka.

  " Pengen chudlle ". Suara serak serak Ardiy membuat putri hampir lupa bernapas. Setelah mengatakan itu Ardiy menurunkan tangan putri yang menahan gaun pengantin itu, gaun itu akhirnya jatuh ke lantai hingga sekarang tubuh putri terekpos sempurna, hanya tertutup oleh bh dan juga celana dalam.

DINIKAHI BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang