" Bagaimana keadaannya?". Tama dan Dinda tampak begitu khawatir melihat wajah Adit yang sedikit memucat.
" Sepertinya ada yang sengaja menaruh obat kadaluarsa di makanan yang dia makan, sehingga itulah yang mengganggu sistem pencernaannya, setelah ini mungkin dia akan terus muntah dan bab".
Dinda, Tama , bik Inah , debiy ,Elis tidak lupa Adit juga ikut terkejut mendengar penjelasan Joseph.
Adit bahkan sampai mengira ngira siapa orang yang begitu tega ingin membuat dirinya menderita.
" Lalu sekarang bagaimana Josh?". Joseph menatap ke arah Tama yang menatap dirinya seakan penuh dengan harapan.
" Tidak usah khawatir aku sudah menyuntikkan obat penawar ke dalam tubuh Adit, jangan lupa ini juga pilnya di minum, kalo nanti kamu mau muntah atau bab, jangan di tahan ya itu salah satu proses keluarnya zat yang tidak di terima oleh lambung kamu".
Adit mengangguk mendengar penjelasan dokter Joseph, sementara Dinda tidak berhenti mengelus rambut Adit dengan lembut, sehingga memberikan rasa nyaman untuk Adit.
Setelah beberapa saat, Joseph akhirnya pergi dari rumah Tama untuk kembali bertugas di rumah sakit tempatnya bekerja.
Bik Inah menyiapkan air untuk Adit minum obat, sedangkan Dinda tetap diam di samping Adit yang sedang memejamkan mata, mata Adit terasa sangat berat karna mengantuk efek suntikan tadi, tapi rasa tidak nyaman di dalam perut membuat Adit harus menahan rasa kantuk itu.
"Gue bersumpah akan menemukan pelaku itu dan memberikan pelajaran yang tidak akan pernah dia lupakan". Mata Adit memancarkan aura dingin karna di dalam hati sana, Adit merasa begitu emosi setelah tau dirinya ternyata keracunan.
" Ma, Andre pergi ke rumah papi dulu". Andre yang mendapat kabar dari Elis bergegas keluar dari kamar untuk segera pergi menuju kediaman Tama." Ada apa, kenapa kamu buru buru?". Lita yang sedang menonton tv jadi penasaran tujuan Andre begitu buru buru ingin datang ke kediaman Tama.
" Adit katanya abis keracunan ma, Andre mau kesana lihat keadaannya".Lita yang mendengar kabar itu seketika melebarkan mata dengan mulut sedikit terbuka karena syok.
" Astagfirullah, mana ikut, tunggu sebentar ". Lita bergegas masuk ke dalam kamar untuk mengambil tas, sementara Andre juga berjalan ke arah laci untuk mengambil kunci mobil, tadinya sih mau make motor tapi gak mungkin dia membawa Lita menggunakan motor sport yang begitu tinggi.
"ANDRE....GUE IKUTT". Ardiy yang baru mendapat kabar berteriak dari lantai atas, dengan segera pemuda itu berlari menuju lantai bawah.
Lita yang melihat Ardiy berlari turun tangga merasa takut kalo nanti pemuda itu jatuh. " Ardiy hati hati". Ardiy yang sudah terlanjur berlari tidak menghiraukan peringatan Lita, pemuda itu terus berlari sampai ke hadapan Andre.
" Ma, kali ini izinin Ardiy ikut nengok Adit ya". Ardiy menatap penuh harap ke arah Lita . " Iya ayo". Mendengar jawaban Lita, Ardiy dengan senang hati berjalan keluar rumah bersama sama. Rizka sudah di titipkan ke Art yang ada di rumah itu.
20 menit kemudian, mobil yang di kendarai oleh Andre tiba di halaman luas rumah Tama yang juga berlantai dua.
Mereka bertiga segera masuk tanpa perlu mengetuk pintu terlebih dahulu, ketiga orang itu bergegas menuju lantai dua, dimana kamar Adit berada.
" Bagaimana? Udah lebih baik perut kamu sekarang ". Adit mengangguk kecil menjawab pertanyaan dinda, rasanya tenaga dalam tubuhnya sudah hilang karna terus muntah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BADBOY
FantasyBagaimana rasanya di jodohkan sama seseorang yang justru paling kita hindari? Apa lagi ketika kita tau sifat laki laki itu yang di kenal sebagai seorang playboy dan badboy. Putri begitu takut ketika tau kedua orang tuanya justru menjodohkannya deng...