Pukul dua belas malam, Andre merasakan tenggorokannya begitu kering hingga membuatnya terbangun dari tidurnya. Andre bangkit dari ranjang dan keluar dari kamarnya menuju lantai bawah untuk mengambil air, tadi sebelum tidur dia lupa membawa satu botol air.
Ketika sampai dapur Andre berhenti sejenak ketika melihat Adit yang duduk di meja makan dengan tatapan kosongnya, namun ada sebatang rokok dan segelas kopi yang menemaninya. Andre menghembuskan napasnya melihat keadaan Adit yang begitu menyedihkan ."Ternyata Adit gak sekuat yang selama ini terlihat, selama ini senyum dan candaanya ternyata hanya sebuah tameng untuk dirinya sendiri supaya tidak terlihat lemah di depan orang orang"
" Hiks...kenapa rasanya begitu sakit ya Tuhan.... Gue gak mau nangis tapi kenapa air mata sialan ini sejak tadi keluar". Adit mengusap air matanya dengan kasar. Dengan kasar Adit mematikan rokoknya dan melemparnya ke dalam tong sampah.
" Huffftt mending gue tidur aja". Adit segera bangkit dari duduknya namun betapa terkejutnya dia ketika berbalik , Andre berdiri dengan rambut acak khas bangun tidurnya . " Setannnn". Andre terkejut mendengar suara teriakan Adit, sedangkan Adit juga terkejut karna dirinya lucu sekali ya guys.
" Sialan Lo bang , ngagetin aja". Andre hanya mendengus saja mendengar perkataan Adit, dia akhirnya berjalan menuju kulkas dan mengambil satu botol air mineral untuk di bawa naik ke kamarnya. " Tidur udah malem, besok sekolah". Adit cengo mendengar perintah Andre yang bernada begitu datar, jangan lupakan suara yg serak serak basah. Mungkin akan terdengar sangat seksi di telinga para perempuan.
" Cih dasar tembok". Adit mendengus kesal melihat Andre sudah pergi meninggalkannya sendiri di dapur. Adit akhirnya kembali menuju kamar yang selalu dia huni setiap kali menginap di rumah itu.
Keesokan paginya tampak seorang pemuda sedang berlari memutari taman rumahnya, pemuda itu sedang melakukan rutinitas pagi yaitu berolahraga seperti perintah ibunya kala itu. Yah pemuda itu adalah ardiy , sangat jarang sekali dia bisa bangun sepagi ini dan melakukan olahraga.
Dari arah pintu utama seorang anak kecil perempuan berjalan keluar, dengan wajah ragu ragu dia mendekat ke arah ardiy yang sedang duduk sambil mengelap keringatnya. Merasa ada yang memperhatikannya, ardiy berbalik badan dan melihat Rizka sedang berdiri dengan takut takut, jangan lupakan tangannya yang saling meremas khas seorang anak kecil yang sedang ketakutan.
Ardiy berjongkok di depan Rizka yang masih belum berani mengangkat kepalanya. " Ada apa humm". Ardiy mencoba berbicara lembut supaya Rizka tidak takut lagi kepada dirinya. " Abangg...". Ardiy tersenyum kecil mendengar suara adiknya yang hampir tidak terdengar. " Iya ada apa?". Rizka akhirnya memberanikan diri menatap wajah ardiy. " Lizka minta maaf". Anak itu kembali menunduk setelah mengatakan niatnya yang ingin meminta maaf kepada Ardiy.
Ardiy tersenyum dan mengusap puncak kepala Rizka . " Iya Abang maafin, tapi...lain kali gak boleh gitu lagi ya sayang". Rizka tersenyum senang sambil menganggukkan kepalanya. " Makacih Abang". Anak itu akhirnya berhambur memeluk ardiy , ardiy dengan senang hati membalas pelukan Rizka dengan sayang. Emang sangat sulit baginya untuk marah kepada adiknya yang begitu imut itu.
Pukul tujuh pagi semua orang keluar dari kamar masing masing, ada Andre yang sudah siap dengan pakaian sekolahnya , ada Adit juga namun wajahnya begitu terlihat kusut karna masih mengantuk, ada Ardiy yang sudah siap dengan outfitnya menuju kampus, ada Reza anggota tertua di rumah itu yang juga sudah siap untuk berangkat bekerja dan terakhir ada Lita yang sedang sibuk menyuapi Rizka sarapannya.
" Hoammmm". Adit merebahkan kepalanya di meja makan, semalam dia benar benar sangat susah untuk tidur, jangan lupakan bekas menangis semalam membuat mata Adit tampak sedikit membengkak. " Kalo emang terlalu mengantuk gak usah sekolah hari ini dit, biar papa yang mengurus izin kamu". Adit mengangkat kepalanya mendengar perkataan Reza, itu merupakan tawaran yang sangat wahhh untuknya, namun hari ini dia ada ujian fisika sehingga dia tidak bisa jika tidak masuk. " Hari ini ada ujian pa".
" Ya udah kalo gitu, Andre kamu bawa mobil aja hari ini biar Adit bisa tidur sebentar, bahaya kalo dia bawa motor dalam keadaan ngantuk". Andre tanpa banyak bicara meng iyakan saja permintaan Reza, karna dia juga tidak mungkin membiarkan Adit membawa motor dalam keadaan mengantuk berat.
" Oh iya Ar". Ardiy yang merasa terpanggil menoleh ke arah Lita yang juga sedang menatapnya. " Iya ma". Sebelum membicarakan keinginannya, Lita terlebih dahulu menarik napas, dia menatap sang Reza yang juga sedang menatapnya, Reza mengangguk saja melihat tatapan ragu lita, melihat Reza mengangguk Lita akhirnya kembali menatap ardiy yang begitu penasaran akan sesuatu yang ingin di bicarakan olehnya.
" Jadi gini, dulu mama dan papa ada perjanjian sama teman mama". Tiga laki laki di sana nampak menunggu Lita melanjutkan kalimatnya. " Perjanjian itu.. mama dan papa akan menjodohkan kamu dengan anak teman mama".
" Uhuk...uhukk...uhukkk". Ardiy tersedak mendengar perkataan Lita yang benar benar di luar perkiraannya, oh bukan hanya ardiy yang tersedak tapi juga dua remaja lainnya ikutan tersedak namun yang paling hebat adalah ardiy, Karna kebetulan dirinya tadi sedang minum, air yang dia minum keluar dari hidungnya hingga membuat matanya memerah. Lita yang panik segera menepuk punggung ardiy.
" Minum". Ardiy segera meraih gelas yang di pegang oleh Andre dan meneguk cairan bening itu. Setelah beberapa saat ardiy akhirnya bisa bernapas lega. " Hampir koid lu bang". Ardiy melotot mendengar perkataan Adit yang tanpa filter itu. " Sialan Lo". Andre dan Adit kompak terkekeh mendengar ardiy yang tampak begitu kesal.
" Maksud mama apa?". Lita tampak menarik napasnya melihat tatapan protes ardiy. Memang akan sedikit sulit sepertinya membujuk ardiy untuk menerima perjodohan itu. " Yaa gitu, kamu bakal mama jodohin sama anak teman mama". Lita kembali duduk di kursinya tanpa memperdulikan muka cengo ketiga putranya.
" Mama pikir aku gak laku sampe di jodoh jodohin". Andre dan Adit hampir menyemburkan makanan mereka mendengar perkataan ardiy. " Bukan gitu maksud mama, tapiii mama cuma mau yang terbaik buat kamu, dia perempuan baik baik dan seorang pekerja keras".
" Tapi ma , ardiy udah punya pacar pilihan ardiy sendiri ". Lita tampak mengehala napasnya mendengar ardiy terus saja menjawab perkataannya. " Udah lah Ar, apa salahnya kamu nyenengin mama kamu sekali ini aja, bukannya mama kamu gak pernah mintak apa apa selama ini?". Mendengar perkataan Reza Ardiy nampak mengehala napasnya dengan kasar.
" Biar ardiy pikirkan, ardiy berangkat ". Tanpa berpamitan seperti biasanya , ardiy melangkahkan kakinya keluar dari rumah mewah itu " Sepertinya akan sulit membujuknya ma". Lita mengangguk meng iyakan perkataan Reza yang memang ada benarnya.
" Iya pa, biarin aja dia mikir dulu, toh apapun keputusannya mama bakal tetap jodohin dia sama putri". Andre dan Adit tampak diam tidak ingin ikut campur urusan para orang dewasa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BADBOY
FantasyBagaimana rasanya di jodohkan sama seseorang yang justru paling kita hindari? Apa lagi ketika kita tau sifat laki laki itu yang di kenal sebagai seorang playboy dan badboy. Putri begitu takut ketika tau kedua orang tuanya justru menjodohkannya deng...