BAB 9

6 2 0
                                    

" Ahh...ahhh....ahhh..". Di sebuah kamar hotel terdapat dua insan berbeda jenis kelamin sedang melakukan adengan panas. Erangan kenikmatan terus saja keluar dari bibir kedua orang itu.

" Ahh.. kamu begitu nikmat Selvi". Laki laki yang sedang bergerak di atas tubuh perempuan yang bernama Selvi begitu menikmati kegiatan panasnya. " Ahh iya om terus". Tampaknya perempuan itu sudah begitu berpengalaman melayani nafsu laki laki.

Sementara itu ditempat lain, ardiy tampak merenung memikirkan permintaan Lita  tentang perjodohan dirinya . "Kalo gue terima terus Selvi gimana?". Tampaknya ardiy begitu memikirkan kekasihnya, namun dia tidak tau saja bagaimana kelakuan perempuan yang begitu dia jaga di belakangnya.

Ardiy mengaduk aduk kopi yang sudah dia pesan sejak tiga puluh menit yang lalu, sepertinya dia tidak mood pergi ke kampus hingga dia melarikan diri ke tempat kerjanya, yaitu hotel milik keluarganya sendiri.

" Arghhhh gue bingung". Ardiy mengacak acak rambutnya seperti orang yang frustasi. Pria itu akhirnya menjatuhkan tubuhnya ke ranjang yang khusus ada di ruangannya sendiri. Ardiy berguling guling ke kanan dan ke kiri karna tidak tau mau mengerjakan apa, pekerjaannya sudah selesai karena dia suka begadang mengerjakannya sebab itu dia sering bangun kesiangan.

**********

"APAA". Di rumah sederhananya tampak putri terkejut mendengar penuturan bapaknya yang mengatakan telah menjodohkannya dengan anak  temannya.

" Iya nak, bapak mohon kamu mau ya, hanya itu satu satunya cara supaya kita terbebas dari hutang". Putri memandang kedua orangtuanya yang nampak mengiba kepadanya, putri bimbang antara meng iyakan atau menolak karna ini adalah permintaan orang tuanya yang sangat tiba tiba.

" Huffftt baiklah jika memang itu yang membuat bapak dan ibu senang ". Putri akhirnya memilih menurut saja demi menyenangkan kedua orangtuanya. "Gak papalah sesekali bekorban buat kebahagiaan orang tua, kapan lagi mereka akan tersenyum selebar ini". Putri ikut tersenyum melihat Mia dan Sukman  tersenyum karna dia yang menyetujui keinginan mereka. " Terima kasih sayang". Putri mengangguk menyambut pelukan ibu dan bapaknya.

" Kalo gitu putri berangkat kuliah dulu ya pak , buk". Setelah berpelukan beberapa menit, putri akhirnya pamitan untuk pergi kuliah, karna selain ada materi pagi dia juga harus mengembalikan kemeja ardiy yang kemarin dia bawa pulang.

Kembali lagi ke ardiy yang masih betah berada di atas ranjang empuknya . Bukannya berpikir cara menolak perjodohan yang di minta oleh Lita , ardiy justru tertidur karna terlalu lama berbaring. " Enghh". Ardiy tampak menggeliat dan membuka matanya ketika dia tersadar tertidur di hotel pagi pagi gini.

" Jam berapa sekarang?". Ardiy meraba nakas yang ada di samping ranjangnya mencari cari letak handphonenya. " Anjirr udah jam sebelas siang". Seketika ardiy mengumpat melihat jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. " Dahlah mending gue ke kampus, walaupun jam pelajaran udah selesai". Ardiy berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya sekalian merapikan rambutnya yang tampak berantakan.

Setelah selesai merapikan penampilannya, Ardiy segera keluar dari ruangannya dan berjalan menuju lift untuk turun ke lantai satu. Ardiy berdiri di depan lift , menunggu lift terbuka.

Ting....

Suara lift terbuka mengalihkan atensi ardiy dari handphone yang dia mainkan, baru saja ingin melangkah masuk, betapa terkejutnya dia melihat kekasihnya justru sedang di gandeng oleh seorang laki laki dewasa yang tampak seumuran dengan papanya.

Ardiy mematung melihat perempuan yang begitu dia jaga selama ini ternyata bermain api di belakangnya. Selvi yang melihat ardiy juga tidak kalah terkejut, perempuan itu tidak percaya bagaimana ardiy bisa berada di hotel yang sama dengan dirinya.

Dada ardiy bergemuruh hebat melihat bagaimana mesranya kedua orang itu saling merangkul. " Apakah anda ingin masuk tuan?". Ardiy menatap  laki laki yang bersama Selvi  dengan datar, tanpa menjawab pertanyaan laki laki itu, ardiy masuk ke dalam lift.

"Heh bodoh banget gue anjing, jadi selama ini gue cuma di manfaatin doang , hahaha lucu banget ". Ardiy terkekeh dalam hatinya menertawakan kebodohannya karna percaya bahwa Selvi begitu setiap dengan dirinya.

"Bangsat, bagaimana ardiy bisa ada disini, huftt kayaknya setelah ini dia pasti bakal benci sama gue, padahal gue beneran cinta sama dia , tapi dia terlalu naif tidak mau menyentuh gue". Selvi membatin sambil memandang punggung laki laki yang masih berstatus sebagai pacarnya, oh mungkin sebentar lagi bakal jadi mantan, karna kebusukannya selama ini sudah ketahuan.

Ketika sudah sampai di lantai satu, ardiy segera keluar dari lift dan berjalan menuju parkiran, beberapa staff hotel yang melihat Ardiy membungkuk hormat sebagaimana para bawahan ke atasannya. Melihat pemandangan itu Selvi tampak terkejut, sepertinya dia tidak tau kalo hotel ini adalah aset Ardiy. Yahh karna Ardiy tidak pernah membocorkan kekayaan kepada Selvi, bahkan para sahabatnyapun ikut tutup mulut karna tidak ingin terlalu ikut campur urusan asmara Ardiy.

"Gue pikir dia hanya anak pemilik kampus, ternyata hotel yang sering gue tempati ini juga milik keluarganya, ah tai, gue harus melakukan sesuatu supaya dia mau maafin gue, demi apapun gue gak mau kehilangan dia". Kira kira seperti itulah isi hati Selvi yang melihat bagaimana di hormatinya Ardiy oleh para staff di hotel itu.

" Humm om kita berpisah disini ya aku masih ada urusan lain". Pria matang yang bersamanya menoleh dan mengangguk saja. Sebelum Selvi pergi pria itu menyempatkan diri mengecup bibir Selvi bahkan sedikith melumatnya tanpa malu ada orang yang melihatnya. "Pergilah tapi nanti malam aku ingin kau sudah ada disini lagi".

" Iya om, bay". Selvi segera berlari menuju parkiran, dia celingukan mencari dimana ardiy berada, ketika dia melihat mobil yang tampak familiar dia segera menghampirinya dan mengetuk kaca mobil yang tertutup itu.

Tok...tokk..tokk...

Ardiy yang sudah siap untuk melajukan mobilnya mengurungkan niatnya ketika mendengar kaca mobilnya di ketuk. Tanpa melihat si pengetuk ardiy segera membuka kaca mobilnya, takutnya itu adalah para staff yang sedang membutuhkannya. Namun hati ardiy yang sedang panas makin panas ketika melihat yang mengetuk mobilnya adalah Selvi, perempuan yang berhasil membuat hatinya hancur berkeping keping.

" Sayang buka pintunya ya, aku akan jelasin semuanya tolong jangan marah sama aku". Ardiy tampak memandang datar perempuan yang ada di samping mobilnya , bukannya luluh dengan tatapan mengiba Selvi seperti biasanya namun sekarang ardiy tampak sangat muak melihat wajah perempuan itu.

" Jangan pernah Lo panggil gue dengan sebutan itu, karna gue tidak suka menjalin hubungan dengan lonte murahan kayak Lo".

Jeleb...

Kebiasaan Ardiy berbicara tanpa filter membuat dada Selvi berdenyut, tapi dia berusaha tidak mendengarkan perkataan Ardiy, karna menurutnya sekarang hubungannya perlu di perbaiki. " Ar, tolong dengarkan aku dulu, jangan pergi dulu".

" Lo mau apa lonte?, lo mau gue sewa buat muasin lubang Lo yang gatal itu?, sayangnya gue gak suka lubang yang sudah di masukin oleh banyak laki laki, gue tebak lubang Lo udah longgarkan ckck sudah tidak nikmat buat perjaka kyak gue". Ardiy tersenyum miring, sedangkan Selvi mengepalkan tangannya mendengar kalimat hinaan dari ardiy.

" Udah ya gue pergi, oh ya mulai sekarang anggap aja kita gak pernah saling kenal, karna gue malu kenal sama lonte kayak Lo , cuihh". Selvi tampak begitu kesal melihat mobil itu melaju bahkan Air ludah ardiy hampir saja mengenainya.

" Heh Lo cuma belum tau rasanya aja, suatu saat nanti gue akan pastikan Lo memohon sama gue". Selvi mengepalkan tangannya dengan dada naik turun.

DINIKAHI BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang