A Match Made In Heaven / Shuangbi / 双璧

Chapter 105 - Secret Passage

Ming Huazhang mengerutkan kening dan melihat ke arah pintu rahasia di belakang. Jalan rahasia ini mengarah ke tujuan yang tidak diketahui. Jika dia memasuki lorong rahasia saat kepala kuil kembali...

Tapi tanpa banyak keraguan Ming Huazhang mengeluarkan topeng dan menutupi bagian bawah wajahnya. Pada titik ini, dia tidak mungkin pergi. Bahkan jika itu jebakan, dia harus mengambil kesempatan.

Ketika Ming Huazhang mengobrak-abrik barang-barangnya, dia sangat berhati-hati untuk mempertahankan posisi semula. Pada saat ini, dia hanya perlu menutup ubin lantai, dan tidak mungkin untuk mengatakan bahwa seseorang telah berada di sini. Ming Huazhang memeriksa lagi untuk memastikan tidak ada yang tertinggal, lalu menyimpan pemantik api dan berjalan dengan tenang ke lorong rahasia.

Setelah menuruni anak tangga, dia memasuki sebuah terowongan yang gelap dan sempit. Pada titik tersempit, hampir tidak ada ruang yang cukup untuk dilewati satu orang, dan Ming Huazhang harus sedikit membungkuk untuk berdiri dengan benar. Terowongan itu dingin dan sempit, dan udaranya dipenuhi dengan bau tanah yang lembab. Jelas bahwa terowongan itu sudah ada sejak lama dan jelas bukan baru digali.

Ming Huazhang memegang pemantik api di satu tangan dan pedang pendeknya di tangan yang lain, meninggalkan bekas di sepanjang dinding saat dia dengan hati-hati menjelajah. Panjang terowongan itu lebih panjang dari yang ia perkirakan. Perlahan-lahan, area yang diterangi oleh cahaya api terbuka, dan terowongan itu menjadi selebar dua orang. Setelah berbelok di tikungan, tiba-tiba terowongan itu menjadi terang dan terbuka.

Sepertinya itu adalah ruang bawah tanah. Ming Huazhang menyalakan lampu minyak di dinding. Sumbu melesat dari titik biru-hijau, dan cahayanya bergoyang seperti sebuah pulau di laut.

Dia melihat sekeliling dalam cahaya api dan menemukan bahwa ruang rahasia itu seukuran dua kamar. Di tengah-tengahnya terdapat sebuah panggung batu yang dikelilingi oleh simbol-simbol Sansekerta. Dia tidak tahu apa kegunaannya. Patung-patung Buddha dengan berbagai postur ditempatkan di sekeliling dinding, tampak menakutkan dalam cahaya api.

Ming Huazhang tidak melihat dengan jelas pada awalnya. Ketika dia mendekat dan melihat isi dari patung-patung Buddha itu dengan jelas, wajahnya tiba-tiba tenggelam dan dia mengerutkan kening karena jijik.

Dua Buddha, mengenakan mahkota dan jubah surgawi, berdiri saling berhadapan, saling berpelukan erat dan menyentuh tubuh mereka. Ming Huazhang melihat mereka dan menemukan bahwa masing-masing Buddha adalah pria dan wanita, baik dalam keadaan berdiri maupun duduk, semuanya dalam pose yang intim. Beberapa Vajra juga memiliki tubuh manusia dengan wajah binatang. Mereka memiliki wajah hijau dan taring, dan wanita yang mereka gendong dalam pelukan mereka telanjang, terlihat mengerikan dan menakutkan.

Ini adalah Buddha bertubuh ganda yang disembah oleh Sekte Tantra, tapi tentu saja, mereka mungkin lebih dikenal dengan nama lain mereka— Buddha yang Penuh Sukacita (Huanxi Fu).

Ming Huazhang memikirkan beberapa rumor tentang Sekte Tantra. Tampaknya dalam pandangan aliran Tantra, wanita adalah persembahan, persembahan cinta dan hasrat kepada para dewa dan iblis yang kejam, untuk membuat mereka direformasi dan membawa mereka ke dalam alam Buddhisme. Kultivasi ganda adalah alam tertinggi dari Buddhisme Tantra, yang mewakili perpaduan kebijaksanaan dan welas asih, menjinakkan setan dan menuntun pada kebijaksanaan Buddha, kekosongan ganda dan kebahagiaan.

Dengan kata lain, jika dia ingin mempraktikkan tahap tertinggi Buddhisme Tantra, dia membutuhkan pasangan wanita. Ming Huazhang melihat ke arah panggung batu di tengah lagi. Dia tidak tahu apakah itu adalah ide yang terbentuk sebelumnya, tetapi semakin dia melihat, semakin dia merasa itu adalah tempat tidur.

Ming Huazhang merasakan firasat buruk di hatinya. Dia melihat kembali ke arah dia datang dan terkejut. Dia mendongak.

Jika demikian, bukankah itu aula utama Kuil Pudu?