A Match Made In Heaven / Shuangbi / 双璧

Chapter 156 - Moving

Pada tanggal 12 di bulan ketihga, hari yang baik untuk pindah ke rumah baru atau untuk pindah rumah.

Hari ini adalah hari kepindahan Yong Wang ke kediaman barunya, dan Chang'an ramai dengan aktivitas sejak pagi hari. Di Kediaman Adipati Zhen, Nyonya Kedua terlihat lebih muda dua puluh tahun, dengan senyum di bibirnya yang tidak bisa tidak ia tampilkan. Terutama ketika dia melihat putrinya, yang berdandan dan tampak bercahaya, dia merasa lebih segar.

Hari ini, Kediaman Adipati Zhen akan pergi ke Kediaman Yong Wang untuk perjamuan. Setelah para wanita dari berbagai kamar berkemas, mereka akan pergi ke halaman nyonya tua untuk bertemu. Nyonya Kedua berjalan dengan Ming Yu di koridor, tersenyum dan menyapa orang-orang di sepanjang perjalanan, seolah-olah dia memiliki kata-kata 'ceria dan bahagia' yang terukir di wajahnya.

Ketika mereka tiba di Aula Yanshou, keduanya tidak terkejut melihat ibu dan putri dari Rumah Tangga Ketiga sudah berada di sana. Nyonya Kedua Ming memasuki ruangan, tersenyum dan menyapa wanita tua itu, kemudian dia menuntun Ming Yu untuk mencari tempat duduk. Pelayan membawakan secangkir teh untuk Nyonya Kedua, yang mengambilnya dan menyeruputnya perlahan.

Nyonya Ketiga tersenyum dan berkata, "Kamu terlihat sangat sehat hari ini."

Nyonya Kedua meletakkan cangkir tehnya dan berkata, "Bagaimana kamu tahu bahwa Ah Yu telah bertunangan dengan Tuan Muda Kedua dari keluarga Rong?"

Ekspresi Nyonya Ketiga sedikit berubah. Apakah ada yang bertanya? Bukankah hanya karena putrinya telah menemukan pasangan yang cocok? Apakah dia perlu memberitahu semua orang?

Nyonya Ketiga tersenyum lemah dan tidak ingin mendengarnya, tetapi Nyonya Kedua tidak peduli dan berkata dengan gembira, "Kami tidak berani menikah dengan keluarga Rong. Ah Yu secara alami pandai dalam segala hal, tapi bagaimanapun juga kami adalah keluarga seorang selir, jadi kami takut mertua akan mengganggunya. Kami tidak pernah menyangka bahwa keluarga Rong akan berinisiatif untuk bertanya tentang Ah Yu. Di masa lalu, kami tidak akan pernah berani berpikir bahwa Ah Yu kami bisa menikah dengan Rong Erlang."

Ming Yu tersenyum dengan mata tertunduk, wajahnya menunjukkan rasa malu seorang pengantin baru. Nyonya Ketiga meremehkan penampilan Nyonya Kedua yang picik dan kejam, dan dengan dingin mengabaikannya. Sebagai seorang nenek, Nyonya Tua Ming mau tidak mau bertanya, "Apakah tanggalnya sudah ditetapkan?"

"Belum, tapi aku sudah menukar surat pertunangan. Aku pikir keluarga Rong kaya dan berkuasa, jadi mereka tidak akan menyesal setelah meminta surat pertunangan dari pihak wanita, bukan begitu?"

Apa yang bisa dikatakan Nyonya Ketiga? Dia tersenyum dan berkata, "Ya, selamat untukmu, Kakak Ipar Kedua. Kau telah menemukan suami yang baik untuk putri sulungmu."

Nyonya Kedua Ming tidak merasa bahwa ini adalah penghinaan baginya, dan dengan senang hati setuju, "Itu benar."

Ming Yu, yang telah bekerja keras selama bertahun-tahun karena statusnya sebagai rumah selir, akhirnya mendapatkan apa yang dia inginkan, dan dia santai. Dia melirik ke arah Nyonya Tua Ming, yang tampak pucat. Jika biasanya, dia pasti akan memutar otak untuk memikirkan komentar jenaka untuk menyenangkan Nyonya Tua. Sekarang dia merasa bahwa dia bisa mengatakan apapun yang dia inginkan, karena Nyonya Tua Ming tidak menghargainya.

Ming Yu tahu bahwa keluarga Rong telah memilihnya bukan karena mereka benar-benar menghargai keahliannya dalam bermain qin, catur, kaligrafi, melukis, atau pekerjaan rumah tangga, tetapi karena mereka ingin memanfaatkannya untuk mendekati Yong Wang. Tapi apa bedanya? Selama pihak lain mendapatkan sesuatu darinya, dia tidak perlu khawatir akan kehilangan posisinya.

Ming Yu tahu persis apa nilainya dan siapa yang harus dia senangkan di masa depan, jadi dia berkata dengan hati yang tenang, "Bibi Ketiga, kami sudah berpisah rumah dengan Paman Tertua. Putra Tertua saat ini dari Kediaman Adipati Zhen adalah Yuji Meimei, jadi dia tidak boleh memanggilku Daniang."