A Match Made In Heaven / Shuangbi / 双璧

Chapter 15 - Presence

Ming Huazhang menunduk untuk menatap mata Ming Huashang. Itu adalah alasan yang keterlaluan, tapi ketika itu datang dari Jiang Ling, ternyata sangat meyakinkan.

Otaknya sepertinya tidak mampu membuat konspirasi apa pun.

Ming Huazhang diam, yang dianggap sebagai persetujuan. Begitu Ren Yao berpikir untuk tinggal di halaman Jiang Ling yang tersesat ini, dia tidak bisa melupakan dirinya sendiri, "Tapi..."

Ming Huashang memotong kata-kata Ren Yao tepat waktu, dan berkata, "Kakak Ren, keselamatan adalah hal yang paling penting."

Ren Yao bertemu dengan tatapan Ming Huashang lalu dia teringat bahwa Jiang Ling baru saja menariknya ke atas, dan akhirnya menyerah.

Ada mayat yang tergeletak di kamar tidur mereka, Ming Huashang sama sekali tidak ingin menggunakan barang-barang di kamar itu, begitu pula Ren Yao. Mereka hanya mengemasi barang-barang mereka dan memanfaatkan malam itu, bersama dengan Ming Huazhang dan Xie Jichuan, mereka pindah ke kediaman Jiang Ling.

Perlakuan yang diterima Jiang Ling benar-benar mewah, mereka bisa tahu hanya berdasarkan halamannya: dua kali lebih besar dari milik mereka; ada tiga kamar utama di depan dan dua kamar samping di kiri dan kanan, dan semuanya berperabotan lengkap di dalamnya, sehingga kamar bisa digunakan setelah beberapa kali merapikan.

Jiang Ling mengundang mereka ke ruang penerimaan utama dan berkata, "Duduklah dulu, dan aku akan menyuruh pelayanku untuk menyiapkan kamar. Sisi timur ruang utama adalah tempat Baobao menginap, selain itu, kalian bisa memilih kamar lain sesuka kalian."

Ketika Jiang Ling mengeluarkan perintah, dia bisa menjadi sangat murah hati. Ayahnya memiliki kekuatan dan kekayaan; bahkan perlakuan terhadap putra mahkota dan dua junwang mungkin tidak sebaik dirinya, jadi tidak akan ada masalah bagi Ming Huazhang dan keempatnya untuk memiliki kamar sendiri.

Ming Huashang dan Ren Yao mendiskusikannya dalam perjalanan, dan mereka memutuskan bahwa mereka masih ingin tinggal bersama. Ming Huashang berkata, "Terima kasih, Jiang Shizi. Ini akan cukup bagi Kakak Ren dan aku untuk tinggal di sayap timur ... Tapi bisakah aku melihat Baobao terlebih dahulu?"

Apa yang salah dengan itu, Jiang Ling segera memerintahkan seseorang untuk membawa Baobao.

Kucing adalah hewan nokturnal, jadi lynx sangat energik saat ini. Seekor kucing besar berjingkrak-jingkrak dengan desisannya yang mulia. Ketika dia masuk, dia mengenali Ming Huazhang dan Ren Yao sebagai orang yang mengalahkannya. Dia menggeram, membungkuk, dan mendengkur di tenggorokannya.

"Baobao, jangan gugup, mereka semua adalah tamu." Jiang Ling memberi isyarat kepada Baobao dengan akrab. Ming Huashang tersenyum pada lynx, mencoba menunjukkan keramahannya, tapi sayangnya, tampaknya tidak banyak berpengaruh.

Lynx itu menghadap mereka dan berjalan ke arah Jiang Ling dengan waspada. Jiang Ling sangat menyayangi Baobao-nya, dia mengusap-usap kepalanya dan menggaruk-garuk dagunya. Jika bukan karena Baobao terlalu besar untuk digendong, dia pasti ingin menggendongnya di telapak tangannya. Lynx menyipitkan matanya dan mendengkur dengan nyaman.

Ming Huashang memandangi bulu lynx yang panjang dan halus, dan telapak tangannya terasa sedikit gatal. Dia tidak bisa menjelaskan mengapa bulunya terasa nyaman di tangannya. Ming Huashang bertanya dengan penuh harap, "Aku mendengar bahwa lynx berburu di malam hari?"

"Itu benar." Jiang Ling memanggil pelayan macan tutul dan bertanya, "Berapa lama Baobao tidur di siang hari, dan apakah dia sudah diberi makan?"

Pelayan macan tutul itu adalah orang asing dengan alis tinggi dan mata yang dalam, dan dia sudah sangat mahir dalam bahasa Mandarin. Setelah Jiang Ling selesai bertanya, dia dengan enggan puas berkata, "Tidak ada cukup daging di gunung, jadi aku hanya bisa menyalahkan Baobao-ku. Baobao, terserah kamu malam ini. Jika ada hantu yang masuk, jangan bersikap sopan, gigit sampai mati! Tapi jangan benar-benar membunuhnya, biarkan dia tetap hidup agar bisa kulihat."