A Match Made In Heaven / Shuangbi / 双璧

Chapter 141 - Dawn

Pengingat baik~~ Siapkan tisu

***

Ming Huashang dan Su Xingzhi pergi ke semua tempat yang mungkin pernah dikunjungi Su Yuji. Ming Huashang membawa para pengawalnya untuk membantunya menemukannya, namun mereka tetap tidak menemukan apa pun.

Awan dan matahari terlihat sangat indah seperti api yang menyala di langit. Ming Huashang dan Su Xingzhi tidak tertarik untuk mengagumi langit yang begitu indah. Ming Huashang bertanya, "Apakah kamu sudah mencari ke semua tempat?"

Su Xingzhi perlahan menggelengkan kepalanya: "Kecuali untuk pergi ke Pasar Barat untuk membeli kain dan makanan, Yuji biasanya tinggal di rumah hampir sepanjang waktu. Aku jarang melihatnya pergi ke tempat lain untuk bersenang-senang, dan dia tidak pernah keluar sepanjang malam."

Pada titik ini, Su Xingzhi menyadari bahwa meskipun Chang'an sangat makmur dan megah, Su Yuji sebenarnya tidak pernah pergi ke banyak tempat. Dia tidak memiliki kerabat ataupun teman di kota ini, dan begitu dia menghilang, dia bahkan tidak akan punya siapa-siapa untuk ditanyakan.

Ming Huashang juga sangat khawatir. Dia melihat orang-orang yang datang dan pergi di Pasar Barat dan berkata, "Ini bukan solusi. Kakak Su, kamu harus pulang dulu dan melihat apakah adikmu sudah kembali. Aku juga akan kembali ke kediaman dan menunggu. Jika dia muncul di dekat Kediaman Adipati Zhen, aku akan segera mengirimimu pesan."

Ini adalah satu-satunya solusi untuk saat ini. Su Xingzhi dengan enggan setuju, dan Ming Huashang kembali ke kediamannya dengan kelelahan bersama para pengawalnya.

Pada saat dia tiba di rumah, matahari telah terbenam, dan langit telah berubah menjadi hitam dan membiru, seperti lautan yang tak terduga yang menggantung di atas kepala, dan rasa penindasan turun tanpa suara di tanah. Ming Huashang telah mencari orang dan bertanya sepanjang hari, dan suaranya serak, tetapi dia bahkan tidak punya waktu untuk meminum air liurnya. Begitu dia turun dari kereta, dia bergegas mencari Adipati Zhen.

Adipati Zhen mondar-mandir di ruang kerjanya, alisnya berkerut karena cemas. Ketika dia mendengar laporan dari pengawalnya bahwa "Niangzi telah kembali," dengan marah dia berkata, "Dia masih tahu bagaimana caranya kembali. Aku telah menyuruhnya untuk segera kembali ke rumah, tapi dia pergi ke suatu tempat yang tidak diketahui. Apakah dia masih memiliki aku, ayahnya, di matanya?"

Ming Huashang baru saja masuk ketika dia mendengar Adipati Zhen memarahinya. Ming Huashang menyuruh para pelayan dan penjaga untuk pergi, menutup pintu, dan kemudian berkata kepada Adipati Zhen, "Ayah, itu salahku karena pergi tanpa memberitahumu. Tapi aku mencoba untuk membantu menemukan seseorang."

Adipati Zhen mencibir, "Menemukan siapa?"

Ketika Ming Huashang pergi dengan para penjaga Kediaman Adipati Zhen, dia tentu saja tidak bisa mengatakan bahwa dia akan menemukan Nona Muda lain di dalam rumah. Dia sama sekali tidak memberitahu Adipati Zhen alasannya, hanya mengatakan bahwa dia akan kembali ke kediamannya nanti. Dilihat dari penampilan Adipati Zhen, dia pasti mengira bahwa Ming Huashang akan bermain lagi.

Kesalahpahaman ini juga sangat bagus. Ming Huashang tidak mengungkapkan rahasia terbesar keluarga mereka, tetapi malah bertanya, "Ayah, apakah Kakak Kedua belum kembali?"

Adipati Zhen memandang Ming Huashang dengan wajah kebencian, tetapi ketika dia menyebut Ming Huazhang, ekspresinya melunak. Dia menghela nafas dan berkata, "Belum. Para pelayan mengatakan dia meninggalkan kota, dan aku tidak tahu kapan dia akan kembali."

Ming Huashang bertanya, "Kemana dia pergi?"

Adipati Zhen menggelengkan kepalanya: "Aku tidak tahu. Dia tidak membawa siapa pun bersamanya, dan bahkan para perwira di Prefektur Jingzhao tidak dapat memastikannya. Tapi itu bagus karena dia sudah pergi saat ini. Jika dia tidak tahu apa-apa, dia tidak akan membuat kesalahan."