Alaric berlari ke tengah api yang berkobar hasil terbakar rambut milik Empusa. Dia mengerahkan seluruh tenaganya, mengeluarkan banyak air dari tubuhnya, dan mematikan api dari satu per satu pohon yang terbakar. Hal ini berdampak besar bagi pertahanan Kenn, dia kembali pingsan saat melihat hutan terbakar. Betapa cintanya putra Demeter terhadap tumbuhan — sama seperti Sang Ibunda. Chiron langsung membawa Kenn menjauh dari tumbuhan yang terbakar.
Di tengah atraksi hebat yang dilakukan oleh Alaric, Sphinx kembali menerkam Athanasía, Pemburu Artemis itu kembali ambruk setelah sebelumnya selesai diobati oleh Nyonya Heavesy.
"Jangan berani melangkah menjauhi hutan ini, Pemburu! Kau yang telah masuk ke dalam area ini, di kala aku dan rekan-rekan mencari mangsa. Kaulah mangsaku! Kalian semua adalah hidangan untuk merayakan ulang tahunku nanti malam! Kau tidak boleh pergi! Tidak akan pernah bisa pergi!" teriak Empusa penuh emosi tepat di hadapan wajah Athanasía. Teriakannya itu menyeramkan, dibarengi dengan suara seruling yang semakin kencang, membuat Apollo gusar, karena suara yang dihasilkan dari seruling pasti tidak sesuai dengan pengetahuannya.
"Kata siapa, Penyihir Bodoh? Aku yang akan mengembalikanmu ke dalam Tartarus! Aku yang akan membawamu ke hadapan Hades!" sahut Apollo dengan berapi-api.
"Lalu? Akan kau apakan Pemburu ini? Akan kau nikahi? Iya, kan? Wahai, Artemis Yang Suci! Ketahuilah, saudara kembarmu itu hobi bercuri pandang terhadap Pemburu Artemis yang disucikan! Saudara kembarmu itu jatuh hati pada banyaknya Pemburu Artemis! Itu tindakan terlarang!" Sphinx menjauhkan dirinya dari hadapan Athanasía, dia berjalan pelan menuju Apollo yang sedang mempersiapkan anak panahnya untuk ditusukkan ke dalam diri Empusa.
"Aku sudah tahu. Dewa-dewi selalu seperti itu. Dan itu bukanlah urusan yang berat, aku bisa menghukum dia jika dia berani menyentuh para Pemburuku. Masalahku saat ini adalah engkau, Yang Mulia Empusa!" Artemis berlari kencang sampai menubruk Empusa. Karena Artemis memakai baju zirah kuat, tentunya membuat Empusa ambruk.
Setelah memberi perlawanan kecil, Artemis kembali melepaskan dua sekaligus anak panah ke arah Empusa, tetapi Sphinx itu menghindar dengan gesit. Sphinx berlari kocar-kacir meninggalkan kita, tetapi langsung dikejar oleh Apollo.
Aksi kejar-kejaran terus terjadi, Empusa juga membakar banyak sekali pohon-pohon di hutan ini. Alaric sigap menyiram kebakaran, tentu dibantu oleh Selena ketika dia kelelahan.
"Kita tidak bisa diam saja. Kita harus ikut bergerak," celetuk Tuan Satir, aku mengangguk.
Yang tersisa (masih sehat) di sini hanyalah aku dan Tuan Satir, Nyonya Heavesy disibukkan dengan pasien korban salah sasaran, para nymph masih lemas, dan Chiron masih sibuk menenangkan Kenneth.
Melihat Empusa yang semakin brutal membakar hutan, Alaric dan Selena agaknya benar-benar kesulitan. Aku memberi kode kepada Tuan Satir agar kami ikut mengejar Empusa.
Empusa sedang berdiri menatap kedua immortal kembar itu tanpa rasa takut sedikitpun. Empusa mengeluarkan kata-kata sihirnya, sihir ini kuat seperti yang dilakukan oleh Nyonya Dynn kemarin. Saat Empusa meneriakkan mantranya, seisi hutan bergetar, gempa kecil kembali muncul, membuat kami semua dipaksa mundur. Dedaunan beterbangan disertai dengan debu-debu yang menyakitkan mata. Tuan Satir semakin terbakar jenggot, dia menarik tanganku untuk turut hadir dalam pertandingan sengit itu.
Demi Olympus! Sihir Empusa tidaklah berguna bagi keselamatan kami! Empusa hanya mengacaukan hutan, melumpuhkan para nymph yang semula memang sudah lumpuh, dan hampir membunuh Kenneth yang notabene anak hutan. Alaric dan Selena bahkan sampai menyerah, mereka terpental jauh sampai menubruk pohon.
Kami sudah mengepung Empusa. Aku berada di belakangnya, Dewi Artemis berada di samping kanan, Apollo di depannya, dan Tuan Satir berada di samping kiri. Kala aku dan Tuan Satir turut bergabung, Artemis langsung melayangkan tatapan tajamnya pada kita berdua.
![](https://img.wattpad.com/cover/369653521-288-k167481.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DELPHI: The Magic Crossbow
FantasiaDelphi adalah area suci milik Apollo yang biasanya digunakan masyarakat untuk menerima ramalan yang dituturkan langsung oleh Pythia. Selayaknya tempat suci yang lain, Delphi juga sangat dijaga ketat oleh manusia, nymph dan satir, serta para Olympian...