𝟎𝟎.

5.8K 79 4
                                    


Haii.. Guys aku bawa cerita baru nih, baca ya. berhubung sebentar lagi cerita aku lainya bakal end, jadi aku mutusin buat up cerita ini.

Sebenarnya ini cerita sudah lama aku tulis tapi baru aku up sekarang.
Semoga kalian suka, dan jangan lupa tinggalin jejak.
Thank you ❤

.
.
.
.
.
.
.




ᨏᨐᨓ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ᨓᨐᨏ

***

Gerimis yang terjadi dari sore hingga malam membuat hawa terasa dingin, namun tidak untuk dua geng motor yang kini tengah rusuh saling adu jotos.

Rasa panas penuh emosi terasa sampai ketulang, mereka saling serang tak ingin ada yang mengalah

Geng motor 'TheLeon' harus mengakui keunggulan dari geng terkenal 'Strength' mereka selalu kalah jika berhadapan dengan geng tersebut.

Bugh

Bugh

Suara pukulan terus terdengar mengenai anggota TheLeon.

"Bangsat! Awas kalian." Tunjuk ketua dari TheLeon menatap nyalang pada musuhnya.

Mereka menyerah saat sudah merasa tidak mampu melawan banyaknya anggota dari 'Strength'

"Huuu... Cemen lo! Sok. Sok'an mau ngelawan, lari kan lo." Ledek cowok berjaket hitam dengan lambang hewan kalajengking, kenapa kalajengking itu karena lambang dari zodiak sang ketua.

Sementara di samping cowok tadi, sang ketua yang menatap sinis sambil mengusap sudut bibirnya pun senang musuhnya kalah lagi.

"Kuy pulang," Ajak temannya bernama Zaky

"Ngapain pulang? Biasanya ke markas." Ucap bingung cowok berambut ikal bernama Lucky.

"Maksud gue itu monyet!" Zaky menoyor kepala Lucky.

Lucky tersenyum memamerkan gigi putihnya lalu segera naik ke atas motor sportnya.

"Kalian aja yang ke markas, gue mau cabut." Zaky dan Lucky mengerutkan kening.

"Lo mau kemana?" Tanya Darren datar.

"Biasa. Di suruh pulang bokap!" Ujarnya lalu naik ke motor kesayangannya.

"Dih mau jadi anak rumahan lo sekarang." Ledek Lucky.

"Bacot!" Jawab sang ketua lalu segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Sementara Zaky dan Lucky tertawa senang, mereka memang senang jika menjaili sang ketua, tidak untuk Darren cowok itu hanya diam mulai pergi lebih dulu.

Tak memerlukan waktu lama, motor hitam Yamaha YZF itu berhenti di sebuah rumah mewah berlantai empat yang lebih pantas di sebut mansion.

Turun dari motornya, ia melepas helmnya lalu menyugar rambutnya ke belakang. Cowok tampan dengan wajah datar itu memasuki rumahnya, berjalan santai sambil menenteng helmnya.

Plak!

Baru saja masuk, tamparan kerasa sudah mendarat mulus di pipinya sampai wajahnya menoleh kesamping.

"Mau sampai kapan kamu seperti ini Rayyan! Papa sudah lelah melihatmu terus-terusan seperti ini. Apa kamu nggak mikir, apa yang kamu lakukan bisa mencoreng nama baik Papa. Selama ini Papa diam karena ingin kamu berubah dengan sendirinya. Tapi nyatanya kamu nggak berubah sama sekali, justru semakin kesini kamu semakin nggak bisa di atur!" Ujar pria paruh baya, menatap putranya tajam.

𝐑𝐚𝐲𝐲𝐚𝐧 𝐏𝐨𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐨𝐲 (Lêê Jêñð) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang