08.

1.9K 56 4
                                    


~~

~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





***

Kehebohan pun kembali terjadi, bahkan kebanyakan murid yang masih berada di parkiran memekik tak percaya, bahwa ternyata benar seorang Rayyan Emmerich Pratama membonceng seorang wanita.

Dhita meringsut semakin malu, tapi mau bagaimana lagi. Kejadian ini tak bisa dia hindari ataupun dia tolak, kalau di tolak.

Habislah riwayatnya di tangan Rayyan, sebab jika sampai dia menolak. Suaminya akan menciumnya di depan umum, tak peduli banyak pasang mata yang melihat, cowok itu akan melakukanya.

Mencari aman, Dhita pun menurut pergi bersama suaminya ke sekolah. Meskipun tidak nyaman dan risih, ini lebih baik dari pada malu dengan apa yang akan Rayyan lakukan.

"Oh my god! Jadi berita kemarin bener! Dhita datang bareng sama Ray.." Heboh Khanza yang melihat dengan mata kepalanya sendiri.

"Ih.. Dasar cewek kampung! Awas aja lo ya. Tunggu gue dapat kesempatan. Habis lo di tangan gue!" Angel yang juga melihat tampak geram.

"Guys! Kalian tau kan. Apa yang harus kalian lakukan?" Kata Angel pada dua temannya.

"Taulah. Tenang aja, gue udah siapin." Jawab gadis berambut coklat.

"Gue juga, udah siap dari kemarin." Sambung temannya yang lain.

"Bagus!" Seringai terbit di bibir Angel menatap tajam kearah Dhita.

Di sisi lain, ketiga sahabat Rayyan dengan setia menunggu Pakketu dan Buketu mereka. "Pagi buketu cantik.." Sapa Lucky dan Zaky bersamaan, sesaat setelah Rayyan selesai melepaskan helm di kepala istrinya.

Sontak Rayyan menatap dua sahabatnya itu dengan sorot tajam. "Hehe... Sorry bos, nggak bermaksud kok. Lagian kan bener Buketu cantik paripurna.." Lucky tampak cengegesan mengangkat dua jarinya.

Melihat ada Khanza, Dhita berniat ingin pergi ke kelas bareng teman barunya itu. "Aku ke kelas bareng Khanza aja ya?" Izin Dhita pada Rayyan.

"Ehm.." Jawab Rayyan hanya bergumam sembari mengangguk sekali.

Tentu Dhita senang. "Terima kasih, sampai ketemu di kelas." Ujarnya setelah itu berlari menghampiri Khanza.

"Nggak usah lari!" Teriak Rayyan saat melihat Dhita berlari.

Hal itu mengundang bisikan dari para Siswi yang mendengar, Dhita yang di perhatikan tapi mereka yang meleleh.

"Khanza.." Heboh Dhita begitu senang.

"Gila ternyata beneran lo sama Ray, hebat banget teman baru gue ini." Puji Khanza pada Dhita sekaligus sedikit menyindir.

Dhita hanya tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya. Dhita dan Khanza semakin akrab, mulai dari semalam Dhita dan Khanza saling mengirim pesan.

𝐑𝐚𝐲𝐲𝐚𝐧 𝐏𝐨𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐨𝐲 (Lêê Jêñð) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang