21.

1K 38 0
                                    

~•~

Warning! Untuk part kali ini beradegan 21+ mohon bijaklah dalam membaca, namun sebelum itu, aku mau minta maaf terlebih dahulu jika di part ini bakal sedikit kurang fell dan kurang berkenan, Jujur aku bukan penulis bergenre dewasa, jadi maklumi aj...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning! Untuk part kali ini beradegan 21+ mohon bijaklah dalam membaca, namun sebelum itu, aku mau minta maaf terlebih dahulu jika di part ini bakal sedikit kurang fell dan kurang berkenan, Jujur aku bukan penulis bergenre dewasa, jadi maklumi aja ya guys. Karena aku juga gak mau terlalu berlebihan.

Nikmati aja alurnya..
Dan tolong tinggalin jejak ya, kasih vote terus supaya aku tau kalian suka cerita ini..

.
.
.
.
.
.
.
.


***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Deru suara motor sport mahal terdengar begitu nyaring di halaman sebuah rumah mewah berlantai tiga, cowok berjaket kulit hitam berlambang scorpion tersebut turun dari motor.

Melepas helmnya cowok itu merapikan sedikit rambut yang berantakan.

Berjalan sambil memasukkan sebelah tangannya kedalam saku, cowok itu masuk kedalam rumah.

Sepi sunyi dan gelap, itulah kondisi di dalam rumah. Mungkin karena waktu juga sudah menunjukkan pukul setengah satu malam, pasti penghuni rumah tersebut sudah berada di alam mimpi yang mungkin saja indah atau sebaliknya.

Keadaan yang gelap dan sepi rumah itu terasa mencengkam. Seandainya cowok itu adalah perempuan pasti sudah lari terbirit-birit, bagaimana tidak lari. Saat ini dalam keadaan sepi dan tak ada orang sama sekali, cowok itu bisa mendengar samar-samar suara dari arah dapur.

Karena penasaran dan takut jika itu adalah seseorang yang ingin berbuat jahat di rumahnya, dia dengan langkah tenang mendatangi area dapur.

Sudah masuk kedalam dapur, cowok itu bisa melihat siapa yang ada di hadapannya. "Mama," Gumamnya.

Yang di sebut Mama itu pun menoleh. "Eh anak Mama udah pulang? Kirain nggak pulang. Oh.. atau lagi ingat rumah makanya pulang?" Ucapan dari wanita setengah baya yang sedang mengambil air putih, sang Mama seperti sedang menyindir anaknya.

𝐑𝐚𝐲𝐲𝐚𝐧 𝐏𝐨𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐨𝐲 (Lêê Jêñð) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang